CHAPTER 14

55.4K 2.9K 30
                                    

Mengikuti suruhan Lionel, ia beranjak pergi ke lemari pakaian milik Lionel, mencari-cari baju yang pas untuk tubuh mungilnya. Matanya terarah kepada satu baju berwarna putih polos yang sepertinya sudah aga kecil ditubuh Lionel.

"Kak, yang ini, ya?" Beritahunya yang mendapatkan anggukan kepala.

Baru tiga kali melangkah, suara Lionel sudah kembali terdengar. "Sini dulu!" Viona disuruh untuk berdiri didepannya, sementara dirinya sedang berduduk disofa.

"Kenapa, lagi?" Dengus Viona yang sudah berada tepat didepannya.

Tanpa ada konteks, Lionel mengulurkan handuk kecilnya ke Viona. Sebelum mengambil handuk tersebut, Viona sempat mengerutkan keningnya. Pertanda bingung.

"Buat?"

Lionel mendecih, "Gosokkin!"

"Hah?" Pekik Viona yang merasa sedikit ambigu dengan ucapan Lionel.

"Rambut saya!"

Viona mengangguk-angguk dengan bibir mungilnya yang membentuk huruf O.

"Kalo ngomong jangan setengah-setengah, kak!" Gerutu Viona seraya menggosok-gosokkan handuknya ke rambut basah Lionel. "Emangnya kakak, azis gagap!" Sambungnya.

"Komen terus, kamu!"

"Terserah aku!" Sahut Viona tak mau kalah.

"Udah!" Ia kembali memberi handuknya ke tangan Lionel.

"Masih basah." Cibir Lionel merasa kurang puas. Rambutnya masih terasa basah.

Viona mendengus gemas, "Kalo mau kering pake hair dryer, sayangku!" Suruhnya yang langsung beranjak pergi meninggalkan Lionel ke kamar mandi.

Mendengar kata 'sayang' membuat adanya kupu-kupu berterbangan diperut Lionel, ia tak kuasa menahan senyumnya. Lionel menggigit-gigit handuknya, berusaha untuk menghilangkan kesaltingan dirinya. Sayang sekali, Viona tak menyaksikan semua itu.

Lio alay! -batinnya mengatai dirinya sendiri

Suara deringan ponsel terdengar, ia bangkit dari duduknya untuk mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.

'alfino' nama panggilan yang tertera diponselnya.

Lionel menekan tombol hijau.

"Halo, lu belom tidur kan?"  Tanya lelaki muda diseberang sana.

"kenapa?" Lionel langsung to the point, malas basa-basi.

"Gw mau ngambil cuti buat beberapa minggu."

"Kenapa?" Mengerutkan keningnya.

"Gw dijodohin!" Terdengar helaan nafas dari Alfino.

"Lu tahukan! adat istiadat keluarga gw gimana!"

Lionel tersenyum miring, "Akhirnya, lu ngerasain apa yang gw rasain dulu!"

"Ngga. Lu waktu dulu sempet nolak, gw malah dengan senang hati menerima perjodohan ini!"

"Jadi, gw gasedih ataupun kecewa! Gakaya lu!" Ledek Alfino.

"Berisik. Kapan akadnya?"

"Besok, jam 9, lu dateng ya! Bawa Viona juga! Anak-anak semuanya pada dateng."

"Nanti gw Sherlock tempatnya."

Lionel langsung menekan tombol berwarna merah, menurutnya Alfino terlalu cerewet, telinganya terasa panas saat mendengar suaranya. Sungguh teman yang jahat.

MY BABY DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang