🏳LeAta-08🏳

17.5K 1.6K 118
                                    

Ayo penuhi komen, hari minggu nih biasanya bisa up banyak.

230 vote dan 75 komen kuy.

Lehan-Atalia

Atalia merasa enggan berdekatan dengan Lehan karena kejadian kemarin, jadi saat hari senin tiba, Atalia lebih banyak diam dan tak menggoda Lehan seperti biasanya.

Lehan tentu merasakan perbedaan pada Atalia, gadis itu menghindarinya.

"Atalia, maju dan jawab pertanyaan didepan." pinta Lehan dengan nada suara yang tenang.

Atalia mengangguk, dia berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju papan tulis, mengambil spidol dari meja guru dan tangannya hampir bersentuhan dengan tangan Lehan.

Tapi Atalia dengan cepat menghindari sentuhan tangan Lehan.

Pria itu sadar, dia menghela napas panjang dan berusaha untuk mengenyahkan sesak didadanya.

Atalia mengerjakan tugas di papan tulis dalam waktu beberapa detik saja, setelah selesai dia langsung duduk tanpa bersuara.

Seisi kelas juga bingung dengan keadaan Atalia, gak biasanya si biang kerok kelas diam dan tak menggoda Pak Lehan.

"Tumben Ata diam?"

"Apa dia sariawan?"

"Ata apa habis makan seblak mbak Rin ya? Makannya dia diam aja."

"Huuu, gak seru ah, Ata diam aja, gak asik."

Atalia hanya tersenyum menanggapi keluhan teman sekelasnya, dan mereka terpesona untuk yang kesekian kalinya.

Senyuman Atalia yang tadi ith adalah senyum lembut yang indah, beda dengan senyuman hari biasanya yang selalu terlihat tengil.

Bahkan Lehan saja sempat terpaku sejenak, merasa kesal karena senyuman itu ditujukan untuk orang lain, bukan untuknya.

"Gila, Ata cantik cuy kalau senyum gitu."

"Gue jadi gagal move on anjing!"

"Neng Ata cakep kalau senyum lembut."

"Diam! Kalian kerjakan tugas di halanan 156, pilihan berganda sampai 50, kumpulkan hari ini juga, dan Atalia, kamu ikut saya sekarang."

Lehan beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas.

Atalia merotasi matanya malas, dia belum sempat duduk dan harus ikut bersama Guru semok itu.

Di koridor, Atalia tak menatap kearah Lehan sedikitpun, dia hanya membalas sapaan adik kelas dan juga teman-temannya yang ada di kelas lain.

"Ta! Nanti malam jangan lupa ya."

"Siap Je!"

Itu tadi Jeran, teman satu geng Talaza sama Atalia.

Lehan mengernyit tak suka, kenapa gadis itu ramah sekali pada orang-orang.

Dan dia tak menggoda Lehan sedikitpun, Atalia hanya diam saat tak ada yang menyapanya, biasanya dia akan menepuk pantat Lehan dan menggodanya sampai wajah Lehan memerah.

Sesampainya mereka di ruangan khusus untuk Guru, Lehan segera mengunci pintu dan menarik Atalia dan didudukan di sofa.

Tatapan mata Atalia begitu datar.

"Kenapa sih Pak? Jangan gini deh nanti saya dilabrak sama pacar Bapak." cetus Atalia malas.

Lehan mencengkram kuat bahu Atalia, merasa kesal dan geram dengan perkataan gadis itu.

"Saya masih lajang!"

"Tapi anda pasti sudah sering main sama perempuan kan?"

Lehan terdiam "Gak heran kenapa pantat bapak cantik, orang sering diremet banyak perempuan, gak perjaka lagi ya pak?"

Alis Lehan menukik tajam, merasa tersinggung dengan ucapan Atalia walau itu memang kenyataannya.

"Kamu keterlaluan, saya itu Guru kamu, jaga bahasa kamu Atalia."

Atalia mengedikan bahunya tak perduli.

"Jadi, ngapain Bapak nyuruh saya kemari?"

"Kamu, semalam kenapa langsung pulang? Kamu gak tau kalau saya tuh udah masak banyak! Hiks..kamu buat saya harus buang semua makanan itu.."

Alis Atalia naik sebelah, ada apa dengan Guru nya ini, aneh sekali.

"Semalam saya canggung karena Bapak lagi main sama pacar bapak, jadi saya pulang."

"Dia bukan pacar saya!"

"Ya saya gak perduli pak."

"Nanti kamu harus ikut saya ke rumah,"

"Gak bisa Pak, saya harus latihan buat lomba Panahan bulan depan."

Atalia menatap jelas wajah manis Lehan yang berurai air mata, dengan lembut dia menyeka air mata dipipi Lehan dan mengelus rambut hitam pria didepannya.

"Lain kali aja Pak."

"Hiks..beneran kan?"

"Ya tergantung Bapak sih, takutnya nanti kejadian kemarin keulang."

"Gak bakal..saya jamin gak bakal terulang."

"Bagus deh, kalau gitu biarin saya keluar Pak."

Lehan mengangguk dan menegakan tubuhnya, merasakan panas dikedua pipinya karena melakukan hal tadi dengan Atalia.

Dia merasa malu, dan Atalia sadar hal itu.

Kayanya, dia udah mulai suka sama gue, bagus deh, jadi bisa gue manfaatin dan ujungnya gue tinggal deh. Lagian, mana mau gue sama yang lebih tua dan udah gak perjaka.

Atalia hanya suka menggoda Lehan, tapi dia tak punya perasaan sedikitpun pada pria itu.

Entahlah, dia hilang minat setelah tau Lehan sudah tidak perjaka lagi.

Rasanya seperti tidak menantang lagi, tapi kasihan kalau langsung ditinggal, minimal Atalia buat dulu Lehan jadi bucinnya.

Baru setelahnya dia pergi deh.

🏳Bersambung🏳

Sexy Math Teacher [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang