🏳LeAta-19🏳

9.3K 1K 83
                                    

Semalam aku up, dan hari ini baru targetnya penuh, ckckc.

200 vote dan 70 komen yuk.

Lehan-Atalia

"Izen."

"Hm?"

"I love you."

Blush.

Cowok dengan tahi lalat dibawah itu sontak merona hebat, dia menoleh pelan kearah gadis berkacamata itu dan menatapnya berkaca-kaca.

Bibirnya bergetar pelan, mangkok seblak ditangannya hampir jatuh jika tak Izen tahan.

"Hiks.."

"Lah, kok nangis?"

Izen berjongkok dan meneteskan banyak air mata, akhirnya, setelah menelan cuka banyak karena melihat bagaimana ramahnya sahabatnya itu pada orang lain, akhirnya Izen ditembak juga.

Rin menggaruk rambutnya pelan, ini cowok kok malah nangis sih?

"Baper tuh Mbak." Rin menoleh ke sumber suara, Atalia lagi asik seruput kuah seblak dengan Ayi disebelahnya.

Hari ini adalah hari kelulusan, Atalia mau akan seblak Mbak Rin sebelum nantinya berangkat ke Luar Negeri untuk kuliah.

Ayi bakalan ikut sama dia, tau lah Ayi gak bisa jauh-jauh dari Atalia, maunya lengket terus kaya lintah.

"Baper tapi kok nangis?"

"Ya biasalah, namanya juga cowok."

Rin menghela napas pelan, dia berjongkok dan menepuk lembut puncak kepala Izen, menunggu cowok itu selesai menangis.

"Ata, aku mau bungkus buat di rumah." cetus Ayi setelah seblak dimangkoknya habis.

"Yaudah, bilang ke yang jualan lah, ngapa bilang ke gue."

"Hehehe, mbak Rin, seblak level lemasnya 4 ya mbak, bungkus."

"Oke bentar ya, Zen bantu yuk, udah jangan nangis. Ntar malam aku traktir es krim deh."

"Hiks..huhuuu peluk!"

"Manja banget bayi kadal ini."

Rin tau se melankolis apa sahabatnya ini, jadi ya, Rin nurut aja.

Ayi dan Atalia hanya menonton saja, mereka juga gak tau harus berbuat apa selain menjadi penonton.

"Minta seblak kamu." Ayi mendempetkan tubuhnya ke Atalia dan menatapnya penuh melas.

Atalia merotasi matanya malas, dia menggeser mangkok miliknya yang masih agak penuh ke arah Ayi.

"Mbak Rin, seblak level Tegar 1, buat gue."

"Oke-oke."

Ayi tersenyum senang dan mulai memakan seblak milik Atalia, kan, Atalia nurutin apapun yang Ayi mau.

Namanya juga kalian udah sahabatan lama, wajar aja Atalia nurutin kemauan mu Ayi.

Padahal nyatanya Atalia tetap tak memiliki perasaan apapun pada Ayi atau pada siapapun.

....

"Lehan."

"Ya Mom?"

Mommy Lehan terlihat bahagia karena putranya sudah kembali sehat, setelah 3 bulan berobat akhirnya Lehan bisa tenang kembali.

Dan saat ini Lehan sudah merapikan penampilannya, dia akan bekerja di Kantor milik Daddy nya, tentu dia harus melanjutkan hidup.

Merencanakan hal untuk beberapa tahun kedepan yang pastinya harus sukses, Lehan butuh beberapa rencana cadangan semisal rencana utama gagal.

"Kamu masih gak mau nikah sama Letisya."

Lehan menggeleng pelan "Enggak mom, Lehan udah ada calon sendiri."

"Begitu kah, ya sudah mommy tunggu kamu bawa dia ke rumah yaa."

Lehan mengulas senyum manis, pasti, Lehan pasti akan membawa Atalia ke rumah orang tuanya sebagai calon istri Lehan.

Apapun yang Lehan mau, pasti dan akan dia dapatkan.

Atalia sudah memporak-porandakan hidup Lehan jadi gadis itu harus tanggung jawab.

Untuk sementara Lehan akan memantau pergerakan gadis itu dari jauh, dan memastikan kapan momen yang pas untuk menculiknya.

Merantainya dan mengurung Atalia hanya untuk Lehan semata, tidak ada penganggu, hanya dia dan Atalia saja.

"Hehe, jadi gak sabar untuk 3 tahun kedepan. Pasti Ata makin cantik."

Sejatuh apa ya Lehan pada Atalia, sampai saat ini isi pikirannya hanya Atalia saja.

Lagipula, kutukan Dameswara pasti hilang karena Lehan sudah pernah mengalami gangguan jiwa, dan kutukan itu tak akan terjadi.

Sekarang tinggal menarik Atalia ke sisinya, lalu mengikatnya, untuk selamanya~

🏳Bersambung🏳

Sexy Math Teacher [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang