🏳LeAta-24🏳

8.9K 952 83
                                    

Woah, keren komennya bisa cepat penuh muehhehehehee.

200 vote dan 65 komen.

Lehan-Atalia

Lehan menghela napas panjang setelah menyelesaikan perjalanan bisnisnya selama 3 hari ini, karena urusan bisnis itulah dia tak sempat memantau pergerakan Atalia-nya.

"Bagaimana kabar Ata-ku ya." Lehan melonggarkan dasi hitamnya lalu berjalan menuju ruang kerja di rumah minimalisnya.

Lehan tinggal di satu rumah 2 tingkat yang dia beli dekat dengan Kampus Ata, setiap hari dia bisa melihat Atalia lewat menggunakan sepeda di depan rumah Lehan.

Lehan duduk dengan santai di kursi depan komputernya, memindai aplikasi menuju rekaman kamera pengintai di Cctv apartemen Atalia.

Raut muka yang semula berseri, kini sontak menggelap saat melihat Atalia pergi bersama Ayi, membawa tas besar.

"Sial, kemungkinan mereka kembali ke Jakarta!"

Lehan gak bisa biarin hal ini, dia harus segera menyusul ke Jakarta dan memastikan Atalia tak besama orang lain disana.

Dengan terburu Lehan meraih ponselnya di meja dan menghubungi seseorang.

Dering kesekian, panggilan tersambung.

"Apaan sih?"

"Jem, Ata di Jakarta, kau tau kan!?"

"Ya aku tau, Dia baru makan malam di rumahku semalam, tapi kata tante nya yang gak lain adalah bos di Restoranku bekerja, Atalia menghilang sejak semalam dan tak tau ada dimana, aku kira kau sudah tau."

Lehan mengepalkan kedua tangannya, ini pasti rencana busuk si Ayi, Lehan tau semuanya!

Ayi itu sangat amat licik, entah bagaiamana dia bisa memanipulasi semua orang dengan tampang lugu-lugu bangsatnya itu.

"Aku tau Ata dimana, dia ada di rumah keluarga Ayi. Kau, tolong periksa kesana."

"Baik, aku akan periksa."

"Pastikan Atalia baik-baik saja Jemi, jangan sampai dia terluka."

"Kau tak perlu seperti itu, keselamatan Atalia adalah hal utama bagiku."

"Ya intinya itu, aku harus segera pergi ke Bandara."

"Semoga kau bisa sampai dengan selamat."

Lehan tak membalas dan langsung mematikan sambungannya, dia sudah yakin kalau Ayi akan berlaku segila ini, dulu, Lehan pernah mendapati Ayi tengah melakukan sesuatu.

Saat itu Lehan harus mengambil gagang pel karena ada murid yang menumpahkan jus jeruk di lantai kelas, jadi Lehan berinisiatif mengambilkan pel.

Gudang sekolah ada dibagian paling belakang dekat kamar mandi yang tak terpakai.

Saat Lehan hendak berbelok, dia terhenti saat mendengar suara ricuh di taman belakang.

Bugh!

"Lo jangan sok deketin Ata! Apalagi sampe nempel-nempel sama dia bangsat!"

"Gila lo, gue sama Ata cuma temen sebangku doang sialan!"

"Gue gak perduli!"

"Atalia bakal benci sama lo kalau tau sahabat yang dia kira baik nyatanya lugu-lugu babi!"

Ayi tertawa kuat, dia menendang tubuh Johanes keras.

"Ata gak bakal percaya sama omongan lo, karena gue bisa memutar balikan semuanya."

Lehan memilih berbalik dan pergi, dia tak harus melerai karena Lehan yakin Johanes bisa menang melawan Ayi.

Dan benar saja, keesokan harinya Atalia berkelahi dengan Johanes karena Ayi mengadukan kalau Johanes memukulinya.

Lehan sudah menyadari ada yang janggal pada pribadi Ayi, anak itu seperti terkena gangguan Bipolar dimana suasana hatinya cepat berubah-rubah.

Dia juga manipulatif.

Sementara di tempat Atalia saat ini.

Atalia menatap malas Ayi yang tengah memeluk tubuh Atalia erat, sesekali mendusel dibelahan dada Atalia.


"Tata tau gak, kenapa aku lakuin ini?"

"Enggak."

"Aku lakuin ini, karena aku ngeliat Ata bakal ninggalin aku, aku pernah bilang kan kalau kita bakal bersama terus sampai diumur 24 tahun, dan aku ngeliat ada pria nangis meraung di satu ruangan,"

"Ya lo pernah bilang."

"Nah, saat diusia 24 tahun, kamu bakal nikah sama Pak Lehan dan pria yang ngeraung di kamar itu aku...aku gila karena gak terima kamu nikah sama pria lain..jadi aku buat semua rencana ini agar kamu gak bisa bersama siapapun selain aku."

Atalia menghela napas panjang, sebenarnya dia tak punya niat untuk menikah sedikitpun, bahkan dia tak menyukai siapapun.

Atalia hanya mau berkumpul dengan orang tuanya disana, ya, Atalia hanya mau menjalani hidup lalu mati.

Tak perduli pada cinta, Atalia terlalu takut untuk memulai perasaan itu dikala dia saja berdarah Dameswara.

Terlalu menakutkan, Atalia takut.

🏳Bersambung🏳

Sexy Math Teacher [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang