🏳LeAta-04🏳

22.3K 1.9K 113
                                    

Ayo votenya, kalau gak komen minimal vote aja yaaa.

200 vote dan 75 komen.

Lehan-Atalia

Alis Lehan naik sebelah saat melihat Atalia membonceng seorang siswa yang kalau Lehan gak salah ingat, namanya Ayi Akditira.

Kelas 11 IPA 1.

"Hm? Itu temannya?" Lehan kurang tau siapa teman Atalia karena anak itu sama siapa aja dia berteman, Atalia juga humble.

Semua suka berteman bersamanya, sekilas Lehan mengabaikan denyut disudut hatinya melihat siswa bernama Ayi itu memeluk Atalia.

"Apasih, aku gak boleh gini. Ingat nanti malam mau ketemu sama Sania."

Sania adalah teman kencan Lehan, baru kenal beberapa bulan dan baru hari ini akan ketemuan, mereka virtual, kenal dari aplikasi kencan online.

Mengabaikan perasaan aneh yang muncul saat Atalia membiarkan dirinya dipeluk orang lain, Lehan pergi berjalan menuju mobilnya.

Hari ini selain ngajar, dia juga ada jadwal pemotretan untuk celana training keluaran terbaru.

"Wajar lah dia dekat sama siapapun, dia cantik dan yah, auranya keren."

Lehan akui kalau Atalia itu punya pesona yang kuat, tatapan mata tajam ditambah senyuman tipis yang terkesan seperti menggoda.

Sentuhannya dipinggang dan perut Lehan masih bisa dia rasakan, hela napas Atalia ditambah remasan lembut dipantatnya tadi, masih bisa Lehan rasakan.

Membuat jantungnya sedikit berdebar lebih kencang dari biasanya.

"Huh, gak, aku gak mungkin suka sama anak remaja."

Walau usia Atalia sudah legal yaitu 18 tahun, tapi tetap saja Lehan ini sudah dewasa, tak pantas dia menyukai Atalia terlebih dia adalah siswinya sendiri.

....

"Tataaaa kita mau kemanaaaaa?"

Atalia tersenyum geli saat merasakan dagu Ayi dibahunya, Ayi adalah tetangga Atalia dan keluarga Ayi sering membantu Atalia sejak orang tuanya meninggal.

"Mau ke kuburan orang tua gue, hari ini kan peringatan kematian mereka!"

"Ohh iyaya, nanti kita mampir beli seblak mbak Rin yaa,"

"Tapi lo gak boleh pesen yang level lemas, ntar lo lemas beneran."

"Iyaaa, aku pesen yang level tegar aja deh."

"Jangan, level kiddi aja."

"Ihh itu gak pedes sama sekali tau!"

"Nurut atau gue turunin lo."

Ayi mengerucutkan bibirnya sebal.

Ayi ini memiliki postur tubuh tinggi, ya iyalah dia kan anak basket, kalau didepan fans nya sih Ayi ini cool dan sangat maskulin.

Tapi kalau sudah berhadapan sama Atalia, dia gak lebih dari cowok manja yang haus belaian serta haus perhatian dari Atalia.

"Kita beli bunga dulu toh, Tata."

"Iya gue tau."

Ayi mengangguk senang, dia menelusupkan tangannya masuk ke dalam seragam Atalia dan mengelus perut rata gadis itu.

Atalia tak melarang karena Ayi punya kebiasaan aneh, dia suka mengelus perut Atalia dan juga suka mengendus leher gadis itu.

Sehari saja kalau Ayi tak melakukannya, maka dia bisa mengamuk dan nangis-nangis gak karuan.

Perjalanan menuju pemakaman keluarga Dameswara selesai, Atalia segera memarkirkan motornya di bawah pohon beringin.

"Tunggu Tata, disini banyak hantunya." Ayi segera mengapit lengan Atalia erat, dia takut dengan suasana pemakaman, mau siang ataupun malam.

Karena tetap saja banyak hantunya, ya, Ayi bisa ngeliat hantu.

Atalia merapatkan tubuh mereka lalu berjalan memasuki komplek makam, melewati makam-makam pendahulu Dameswara.

Atalia sangat tau perihal kutukan keluarga Dameswara, sehingga dia tak mau terikat hubungan apapun dengan orang.

Takut ditinggalkan dan juga takut meninggalkan.

Sudah banyak contohnya, Syatara anak tante Ribella meninggal dan calon suaminya juga menyusul 3 hari setelah kematian Syatara.

Lalu ada orang tua Atalia, ibunya menyusul sang ayah tepat sebelum kereta api menghantam mereka.

Dan pendahulu Dameswara juga melakukannya.

"Ayi, lo kenapa gak pernah pacaran sih, gue lihat dari orok sampe sekarang jomblo terus."

"Gak minat, untuk apa pacaran kalau sama kamu aja udah cukup."

"Ayi, lo tau kan kutukan Dameswara gimana."

"Aku tau, dan aku juga bakal lakuin apapun kalau kamu ninggalin aku, kamu milik aku Tata, selamanya."

Atalia mendengus pelan, dia mengecup pipi Ayi dan mengelus rambutnya lembut.

Atalia tak terlalu perduli soal perasaan orang lain, yang penting dia harus bisa membahagiakan diri sendiri dengan cara membangun rumah sakit anak.

Tak apa jika dia tak bisa menjadi Dokter, yang pasti Atalia akan membangun rumah sakit untuk anak-anak serta kalangan orang yang tak mampu.

"Aku akan terus sama kamu, karena itulah yang aku lihat."

"Penglihatanmu bisa aja salah dan berubah."

"Enggak, penglihatan aku gak salah, kita bakal terus bareng dan bahagia."

"Sampai kapan?"

Ayi diam, karena dia juga tak yakin sampai kapan karena penglihatan itu hanya terlihat sampai mereka berusia 24 tahun.

Karena setelahnya, Ayi tak melihat apapun selain ruangan berantakan dengan sesosok pria menangis meraung disudut ruangan.

Wajah pria itu blur, Ayi tak terlalu mengenalnya.

Selain bisa melihat hantu, Ayi juga bisa melihat masa depan seseorang hanya dengan menyentuh tangannya saja.

Tapi itu atas kemauan Ayi, jika dia tak mau, maka penglihatan itu tak akan terjadi.

🏳Bersambung🏳

Sexy Math Teacher [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang