🏳LeAta-17🏳

11.2K 1.1K 103
                                    

Yaudalah kalau pada gak mau komen, vote aja kalian.

250 vote dan 50 komen gas.

Lehan-Atalia

Ayi sudah dibawa ke rumah sakit dan saat ini tengah ditangani, orang tua Ayi sudah menemui Pak Ari untuk menuntut penjelasan.

Sementara Atalia saat ini tengah berhadapan dengan Jemi yang tak lain ada orang yang sudah memotret tindakan Lehan disana.

"Aku saat itu mau pergi main, taunya ngeliat Pak Lehan lagi sama Ayi, dan pas Pak Lehan mau nendang Ayi disitu aku langsunh fotoin buat jadi bukti."

Ucapan Jemi sudah tercatat dipikiran Atalia, dia tersenyum manis pada laki-laki itu dan menepuk bahunya.

"Thanks Jemi, gue terima ya fotonya."

"Iya terima aja, aku senang bisa bantu kamu."

Senyum manis Jemi berikan, hatinya begitu berbunga-bunga saat ini, gadis yang sangat Jemi kagumi dan sukai akhirnya menyadari keberadaan Jemi.

"Oh ya, lo mau pulang sekarang?"

"Iya, soalnya Bunda udah nelepon terus, tapi aku gak bawa motor, tadi kesini naik bus sama rombongan kelas lain."

"Gak papa, gue anter. Udah makan malam?"

Jemi menggeleng dengan raut muka yang begitu polos dimata Atalia.

"Yaudah kita sekalian makan malam."

Jemi menahan senyumannya agar tidak terlihat mengerikan, Jemi kalau tersenyum terlalu bahagia kadang bisa kelepasan jadi serem.

"Okey~"

Akhirnyaaaaa, akhirnya Jemi bisa makan malam bersama Atalia, ini adalah hal yang sangat dia nantikan selama ini.

Yaitu bisa pergi bersama Atalia berdua, hanya mereka tanpa ada yang lainnya.

.....

Selang 4 hari, Lehan ditangkap polisi atas bukti yang sudah Atalia berikan, Lehan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara dan pencabutan izin mengajar.

Serta pemutusan kontrak kerja dengan agensi tempat Lehan pemotretan.

Hal itu menggegerkan semua orang, terlebih keluarga Lehan yang malu karena anak mereka terkena kasus seperti itu.

Tapi di Negara ini, selagi ada uang maka semua urusan akan dimudahkan.

"Pelaku dibebaskan karena kesaksian pelaku mengatakan dia tak sengaja menendang Korban, dan saat pelaku pergi dia hendak memanggil bantuan."

Begitulah hasil akhir dari sidang, hukuman 2 tahun penjara dibatalkan dan hanya dalam masa pengawasan saja.

Tapi Lehan tetap dikeluarkan dari Sekolah dan pemutusan kontrak kerja.

Kini Lehan sudah pergi dari Indonesia, dia diasingkan ke Berlin untuk menjalani hukuman dari orang tuanya.

Yaitu Lehan harus hidup seadanya disana selama 3 tahun, baru setelahnya dia boleh kembali ke Indonesia.

"Aku gak percaya kalau Pak Lehan udah pergi." Atalia menaikan sebelah alisnya saat mendengar ucapan Ayi.

Malam ini Atalia masih menemani Ayi di kamar inapnya, dia mengelus rambut Ayi lembut.

"Ya harusnya dia dipenjara, tapi sayangnya lolos karena uang." cibir Atalia.

"Iya sih, mungkin Pak Lehan gak sengaja."

"Mana mungkin kaya gitu. Ck, dia gila tau gak."

Ayi tersenyum tipis, bagaimana reaksi Atalia kalau sebenarnya Ayi tau hal kemarin akan terjadi, tapi dia tak mencegah hal tersebut.

Karena dengan kejadian itu, Lehan dan Atalia bisa berpisah.

Lagipula takdir sudah tertulis dan Ayi tak mampu mengubahnya, dan Ayi yakin Atalia akan menolongnya jadi Ayi tak takut mati tenggelam.

"Ata jangan tinggalin Ayi~"

"Gue gak kemana-mana kok."

"Aku sayang kamu Ata, selamanya."

Atalia hanya tersenyum menanggapi ucapan Ayi, dengan lembut Atalia mengecup dahi Ayi yang terhalang poni halusnya.

"Lo bisa lihat kejadian 3 tahun lagi gak?"

"Eum, bisa aja, kenapa?"

"Coba dilihat."

Ayi mengangguk, dia menggenggam tangan Atalia kemudian memejamkan matanya.

Ayi disuguhi pemandangan yang mengerikan.

"Hahahaha, Atalia, kamu itu milik saya! Jadi gak akan pernah ada cara kamu untuk lari!"

Atalia dikala itu sudah berusia 21 tahun, bajunya penuh darah dan kedua tangannya dirantai di palang besi.

"Lo bener-bener sakit jiwa, Lehan."

"Hahahaha yaaaa, saya sakit jiwa karena kamu nolak saya! Kamu gak tau hah, saya tulus suka sama kamu tapi kamu justru mainin perasaan saya!..hiks..kamu kira saya gak sakit hati hah!"

Atalia menatap Lehan yang keadaannya begitu miris, pelan Atalia menggigit bibir bawahnya.

"Lo...berubah Han..lo kaya psikopath.."

Tawa Lehan melengking begitu keras.

Ayi membuka matanya kembali, keringat mengalir cepat didahinya.

Dengan gelisah Ayi menatap Atalia yang masih menanti jawaban Ayi, senyum gugup Ayi berikan.

"Gimana?" tanya Atalia.

"Satu hal yang harus kamu ingat Ata, jangan pernah berurusan sama Pak Lehan lagi. Dia hanya buat masalah dihidup kamu."

Atalia mengerutkan dahinya pelan, kenapa harus selalu berurusan dengan Lehan sih, padahal Atalia yakin hubungannya dengan Lehan tak sedalam itu.

Bahkan bisa dibilang mereka tak pernah memulai apapun.

Lehan tak punya alasan untuk terus berurusan dengan Atalia.

🏳Bersambung🏳

Sexy Math Teacher [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang