🏳LeAta-26🏳

9.4K 990 68
                                    

Udah 2 hari juga komen nya gak penuh-penuh:)

210 vote dan 65 komen, cuma segitu doang juga kalian gak bisa? Ckck.

Lehan-Atalia

Helikopter yang ditumpangi Lehan dan yang lainnya berhasil menemukan rumah ditengah hutan, bertingkat 3 dan begitu besar dan mewah.

"Ada ya orang gila yang mau bangun rumah ditengah hutan gini." celetuk Sea.

"Ada tuh, si Ayi contohnya." sahut Zayan.

Sea tak pernah tau kalau berhubungan dengan Dameswara akan seperti ini, pasalnya hubungan Sea dan Gian juga banyak masalahnya.

Terakhir kali masalah mereka yang Gian kecelakaan terus buta, kemarin dia baru operasi donor mata dan sepertinya hari ini dia sudah siuman.

Helikopter mendarat perlahan setelah mendapat tanah lapang yang pas untuk mendarat, posisi tanah lapangnya agak jauh dari rumah.

Model rumah itu adalah rumah kayu, namun kayunya terlihat mahal seperti kayu jati yang begitu mengkilat dan mahal.

Dibelakang rumah itu ada danah kecil, dan didepan rumah itu adalah taman yang ditumbuhi bunga-bunga cantik seperti mawar dan dandelion.

Mereka berjalan cepat menuju rumah, tanpa menyadari kalau Ayi sudah memantau mereka dari lantai 3.

Seringai lebar Ayi berikan, dia berjalan mendekati Atalia lalu meraih pisau di nakas.

"Kamu kangen sama orang tua kamu kan?" bisik Ayi seraya membelai rambut Atalia lembut.

Atalia hanya tersenyum tanpa mampu menjawab, lidahnya terluka setelah tadi malam Ayi memaksanya untuk minum air panas mendidih.

"Cantik banget sih senyuman kamu," bisik Ayi penuh dengan euforia kebahagiaan, dia mencium pipi Atalia berulang kali dan memeluknya.

Kemudian mengelus pinggang Atalia pelan "Kamu gak bakal bisa sama siapapun kecuali aku, Atalia." bisiknya disusul seringai lebar.

Ayi duduk dipaha Atalia dan menatap gadis itu dengan senyuman mengerikan, jika dia tak bisa memiliki Atalia maka lebih baik gadis itu pergi.

Tangannya yang memegang pisau terangkat dan terayun cepat ke perut Atalia, berulang kali, sampai darah dari perut gadis itu muncrat ke wajah Ayi.

JLEB!

JLEB!

JLEB!

JLEB!

Atalia hanya diam dengan tatapan nanar, sudut bibirnya mengeluarkan darah sementara mata kirinya meneteskan air mata.

Ayi tak perduli, dia terus menusukan perut Atalia sampai gadis itu lemas.

Setelah Atalia lemas, Ayi mengelus pipi gadis itu kemudian tersenyum kembali.

"Tenang aja, kamu gak pergi sendirian sayang." Ayi mengeluarkan pistol dari saku celana pendeknya.

Bersamaan dengan pintu yang didobrak kencang dari luar.

BRAK!

"Ya ampun, kalian terlambat." ujar Ayi seraya menatap mereka diiringi senyuman manisnya, Ayi mengelus pipi Atalia kemudian menciumnya.

"Aku dan Ata akan pergi, dah~"

DOR!

Lehan lemas dan merasa tak bisa bergerak, tangannya bergetar melihat keadaan Atalia yang sudah berlumuran darah seperti itu.

Tubuh Ayi juga sudah tak bernyawa dengan luka tembak dikepalanya.

"ATA! TIDAK KUMOHON!" Lehan meraung sejadi-jadinya, dia mendorong tubuh Ayi dan menangkup wajah pucat Atalia gemetar.

Atalia hanya mampu menatapnya lirih, disusul senyum simpulnya yang membuat hati Lehan tercabik-cabik.

"Bawa dia ke Helikopter!" teriak Zayan yang juga panik.

Kleian lemas, jadi selagi Kleian tak bisa berkata apapun dia bersandar pada Sea dan menangis, sementara Jemi sudah kehilangan kendali dan langsung menghajar tubuh Ayi walau itu sudah tak bernyawa.

Lehan segera membuka borgol dikedua tangan Atalia dengan kunci yang dia bawa, kunci serba guna kalau kata Lehan.

Melihat jelas kedua pergelangan Atalia sudah terluka parah sampai kulitnya lecet dan memperlihatkan dagingnya, hati Lehan teriris seketika.

"Hiks...maaf aku telat datang.."

Atalia tak menjawab, dia hanya menatap Lehan dengan mata sayu dan lemahnya itu.

Lehan seperti orang kesetanan saat menggendong Atalia, dia takut tubuh yang ada digendongannya ini sampai berhenti bernapas.

Kalau itu terjadi..maka hidup Lehan hancur.

Lehan terus berlari sampai di lantai 1, dia cepat berlari menuju pintu keluar namun terhenti saat Atalia menyentuh pipipinya.

Tubuh Lehan seolah lemas tak berdaya, dia menunduk dan menatap wajah pucat Atalia yang tersenyum padanya.

"Ataa..hiks.."

Atalia tertawa pelan tanpa suara, dia bersandar didada Lehan pelan.

"Taa..jangan nyerah oke, kita akan ke rumah sakit!"

Atalia menggeleng pelan, dia mendusel didada Lehan kemudian menatap Lehan hangat, tanpa suara, Atalia mengelus pipi, hidung dan mata Lehan lembut.

"Ma...af.." bisiknya lirih sebelum akhirnya tangan Atalia terkulai lemas dan menutup matanya pelan.

Lehan rasa, dunia nya hancur saat ini juga.

🏳Bersambung🏳

Sexy Math Teacher [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang