🏳LeAta-22🏳

9.5K 954 95
                                    

Woah, tumben dihari ini juga target penuh, bagus deh bisa up 2 kali.

200 vote dan 65 komen ya.

Lehan-Atalia

Atalia dan Ayi benar-benar pulang karena mendapat kabar kalau Hagian kecelakaan, Hagian itu anak Tante Bianca.

Jadi Atalia mengambil cuti untuk beberapa minggu dan kembali ke Indonesia bersama Ayi.

Dia masih berpikir perihal penglihatan yang Ayi katakan semalam, apa itu benar? Orang gila mana yang akan melakukan itu.

"Kamu kenapa?" mereka sudah sampai di Jakarta beberapa jam yang lalu, sekarang lagi perjalanan menuju rumah sakit tempat Hagian dirawat.

Mereka ada di Grab mobil menuju rumah sakit "Aku mikir, kenapa Pak Lehan mau bobol Apart kita."

"Soalnya dia mau bawa kamu pergi Ta, dia udah obsesi banget sama kamu."

"Tapi kenapa aku?"

"Karena kamu udah pernah agak dekat dengannya dan buat dia sakit hati, mungkin dia dendam tapi malah bercampur sama Obsesi."

Atalia tak bisa berpikir dan menebak, karena selama ini dia kira Lehan sudah waras tapi kenapa malah makin gila?

"Gausah dipikirin, sekarang kita kan di Indonesia jadi pasti gak bakal ada apa-apa."

Atalia mengangguk pelan, ya dia berharap itu benar karena sebenarnya perasaan Atalia gak enak sedari turun dari pesawat.

Seperti ada seseorang yang menanti kepulangan Atalia kembali, tapi dia tak bisa menebak orang itu siapa.

Gak mungkin Lehan karena pria itu gak tau ada dimana, dan semoga bukan Lehan.

20 menit setelahnya mereka sampai di Rumah Sakit Permasari dan mencari ruangan Hagian.

Setelah bertanya pada Perawat dibagian depan, akhirnya mereka mendapatkan nomor kamar Hagian yang adalah Ruang Raflesia nomor 6696.

Tapi belum juga mereka masuk, sudah disuguhi pemandangan yang agak ricuh.

Di dalam kamar inap Hagian, pria 22 tahun itu menjerit histeris saat menyadari kalau dia tak bisa melihat lagi, sampai kekasihnya harus menenangkannya.

"GAK MAU! Hiks..AKU GAK MAU BUTA GAK MAUUU! NANTI SEA NINGGALIN AKU! Hiks..huhuuu MAMIIIIII GIAN GAK MAU JADI BUTA MAMII! MAMIIIIII!"

"Gian, hei udah tenang sayang, jangan gini. Kita bisa cari pendonor nantinya."

"Huhuuuu gak mauuuu hiks..Sea bilang Sea suka sama mata Gian..nanti kalau diganti mata orang..hiks..Sea gak suka lagi sama mata Gian..huaaaaa hiks..huhuuuu."

"Apapun yang ada sama kamu, semua aku suka Gian, jangan nangis lagi nanti matanya sakit."

Atalia menghela napas pelan, ini yang dia benci dari Keturunan Dameswara, ada saja bencana yang akan datang dikala hubungan mereka sedang manis-manisnya dengan pasangan mereka.

Untung Atalia sampai sekarang tak pernah mau berhubungan dengan pria manapun.

Dia tak mau bernasib seperti keturunan Dameswara yang lain.

"Kita masuk?" tanya Ayi.

"Masuklah, ada Zayan sama Kleian juga di dalam kan."

"Iya sih."

Akhirnya mereka memilih masuk, dan perhatian di dalam langsung tertuju pada Atalia.

"Eh Ata,"

"Kak Ata datang rupanya, Klei kira enggak."

Atalia tertawa pelan, mana mungkin dia gak datang saat ada saudaranya yang mengalami masalah.

"Gimana sekolah kamu Klei?"

"Biasa aja kak." cetus Kleian malas, memang biasa aja masa SMA Kleian gak ada bagus-bagusnya.

Soalnya dia benci harus berurusan dengan Ketos dingin di sekolahnya, Klei selalu kena masalah kalau udah sama Ketos cantik itu.

"Zay, gimana pacar kamu?" tanya Atalia pada Zayan.

Pria 21 tahun itu hanya tersenyum saja.

"Biasalah, makin seksi dan makin mendominasi." jawabnya kalem.

Atalia terkekeh pelan, dia bercengkrama sedikit lalu mendekati Hagian yang ada dipelukan kekasihnya.

Kekasih Hagian ini begitu tinggi, rambutnya pendek setengkuk dan diawal Atalia kira pacar Hagian cowok.

Tapi melihat dada dan bentuk badannya yang begitu feminim, ternyata kekasih Hagian itu perempuan.

"Gian, kenapa bisa sampai kecelakaan?" tanya Atalia heran.

Hagian tak menjawab, kekasihnya lah yang buka suara.

"Ada seorang pria berusia sekitar 28 atau 29 tahunan gitu, nabrak mobil Hagian yang lagi diparkir didepan kantornya, mobilnya terus ditabrak sampai bagian depannya penyok parah dan Hagian jadi kena pecahan kaca mobil."

Ayi terdetak singkat, dia segera berjalan mendekati mereka dan mengintrupsi.

"Bisa gak, aku pegang tangan Hagian bentar."

"Mau apa?" tanya Sea possesive, dia tak suka pacarnya disentuh sembarangan.

"Tenang aja, Ayi bisa ngeliat masa lalu dan masa depan, jadi biar dia pegang tangan Gian."

Ayi benar bisa melihat masa lalu dan masa depan, tapi yang sering dia gunakan hanya penglihatan masa depan saja.

Untuk kasus ini, Ayi harus melihat masa lalu untuk tau apa yang terjadi.

Setelah diberi izin, Ayi segera mengenggam tangan kanan Gian dan memejamkan matanya.

Ayi melihat jelas plat mobil yang menabrak mobil Hagian, lalu melihat siluet seorang pria dari dalam kursi kemudi.

Dia tau siapa itu, dia pernah melihatnya.

Setelah memastikan dia benar orangnya, Ayi melepaskan genggaman tangan tadi.

"Ini, bukan pria 28 atau 29, ini seusia sama kita dan dia itu seorang Fotographer, mungkin soalnya ada kamera yang dikalungkan dilehernya."

"Kamu kenal?"

"Enggak, cuma kayanya aku pernah ngeliat dia di sekolah dulu, tapi aku lupa."

Atalia teringat pada seseorang saat mendengar kata Fotographer, tapi dia gak yakin.

"Aku pergi dulu, Ayi kamu disini aja ya."

"Mau kemana?"

"Beli makan."

Ayi mengangguk "Hati-hati ya."

Atalia mengangguk pelan, dia harus menemui Jemi, kali aja pria itu tau sesuatu.

🏳Bersambung🏳

Sexy Math Teacher [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang