Rasya duduk di hadapan Astrid yang sudah menunggunya di Fine Cafe sejak setengah jam lalu. Awalnya, Astrid memang ingin menanyakan tentang kelanjutan pencarian istri Alan itu. Tapi ketika melihat Rasya, Astrid tak bisa mengelak kalau dirinya kembali terbawa pada kenangan masa lalu."Kamu ... Kenal juga sama istrinya Alan?" tanya Astrid pelan.
Rasya menganggukkan kepalanya. Ia terlihat sudah siap menjawab segala pertanyaan Astrid tentang kehidupannya, Alan, dan apa saja yang terjadi sejak Astrid menikah.
"Dasar anak kecil. Ditinggal sebentar aja udah hilang," ledek Astrid terkekeh pelan.
"Kamu kan perempuan, coba bayangin ada di posisi dia tadi. Mungkin Sasha emang masih muda, tapi aku rasa, mau berapa pun usianya, seorang perempuan gak akan tenang lihat suaminya pergi dengan perempuan lain dan ninggalin dia meskipun cuma sebentar," jawab Rasya lalu menyeruput coffee latte pesanannya.
"Apalagi ini di negara orang lain," imbuhnya pelan.
Astrid menahan napasnya sambil menganggukkan kepala.
"Aku tahu, apa yang udah terjadi sama kita, dulu itu bener-bener hancurin semuanya. Dan masalah perceraian aku sekarang pun, bukan kesalahan siapa-siapa," ucap Astrid.
"Memang. Tapi kalau kamu mau tahu, aku ataupun Alan akan tetap peduli sama kamu. Meskipun cara kita perduli ke kamu sekarang udah gak sama lagi sama dulu," ucap Rasya dengan tenang.
"Alan menikah karena perjodohan, dan kamu belum menikah. Aku pikir ..."
"Kamu pikir kamu masih punya kesempatan buat campur aduk perasaan aku sama Alan lagi ke kamu?" tanya Rasya memotong ucapan Astrid.
Sempat terjadi keheningan diantara keduanya, sampai tiba-tiba Astrid tertawa, dan hal itu menular juga pada Rasya.
"Siapa juga yang mau balikan sama kamu. Apalagi Alan. Ya ... Walaupun sebenernya masih ada sedikit perasaan kangen sama Alan, tapi begitu lihat Alan sepanik itu nyariin istrinya, mungkin emang gak akan ada ruang untuk aku lagi," ucap Astrid.
"Kayanya emang cuma aku yang masih terjebak sama masa lalu," imbuh Astrid.
"Bukan cuma kamu, dulu Alan juga susah banget untuk ngelepas kenangan kamu. Tapi aku rasa sekarang udah hilang semuanya, sejak Sasha dateng dan ngerecokin hidup dia," jawab Rasya.
"Ngerecokin?" tanya Astrid menahan tawanya. Sementara Rasya hanya tersenyum mengingat betapa Alan dan Sasha yang selalu ribut seperti anak kecil. Jika Astrid tahu bagaimana hubungan Alan dan Sasha sebenarnya, ia yakin wanita ini juga akan berpikiran yang sama.
"Alan itu laki-laki yang mandiri dan dewasa banget ya, dari dulu gak pernah berubah," ucap Astrid tersenyum.
"Iya. Tapi begitu sama Sasha, Alan berubah jadi kaya anak kecil."
"Maksud kamu jadi manja sama istrinya?" tanya Astrid sementara Rasya hampir meledak tertawa mendengarnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED TO BE YOURS
RomanceAlan tak pernah membayangkan kalau ia akan dilamar oleh gadis kecil seperti Sasha. Padahal gadis yang baru menginjak usia 19 tahun itu dengan jelas menolak perjodohan mereka sebelumnya. Sasha sendiri merasa ingin menghardik diri sendiri ketika ia m...