Tiba-tiba Sasha jadi tak berselera makan setelah mendengar apa yang Akan rencanakan. Honeymoon.
"Nggak. Gue bercanda, Sha. Panik banget," ucap Alan kembali menyodorkan makanan tadi pada Sasha.
"Tapi ... Kalau jalan-jalan doang, gak apa-apa kok. Serius. Lo gak pengen apa ngajak gue jalan-jalan mumpung di luar negeri?" tanya Sasha penuh harap.
"Jalan-jalan? Lo kan kuliah, Sha. Lupa?"
"Kan online. Paling zoom aja."
"Terus tugas Lo?"
"Kan nanti ..." Sasha menghentikan kalimatnya. Alan benar, jalan-jalan tak akan menyenangkan selama ia masih diganggu dengan jadwal kelas online dan tugas yang tak berperikemanusiaan.
"Ya udah."
"Lagian, Sha. Kita udah di luar negri dua hari. Rumah pasti berdebu deh, makanya, lo harus cepet sembuh biar bisa bersihin rumah lagi, oke?" sahut Alan tersenyum. Sementara Sasha malah cemberut.
"Masih aja disuruh-suruh," gerutu Sasha sambil menyuap makanannya.
"Makan yang banyak ya," ledek Alan masih menahan tawanya.
Sore hari, Sasha sudah diperbolehkan pulang. Alan juga sudah memesan tiket kepulangannya bersama Sasha ke Indonesia.
Jujur saja, meskipun gagal jalan-jalan di Singapura, Sasha tetap senang. Karena selama di pesawat, Alan selalu diam-diam perhatian padanya. Seperti memeriksa sabuk pengaman Sasha, memastikan air mineral untuk Sasha, membelikan bantal kecil untuk senderan Sasha di pesawat padahal perjalanan mereka ke Indonesia hanya memakan waktu sekitar satu jam setengah.
Anehnya lagi, ketika Sasha diam-diam sengaja menyender di bahu Alan dengan mata tertutup, Alan diam saja. Seolah membiarkan Sasha menyender di bahunya. Padahal sebelumnya, ketika Sasha benar-benar tak sengaja tertidur di bahu Alan, orang itu akan menggeser kepala Sasha dari bahunya.
Mereka sampai di bandara Soekarno Hatta pukul 17:30 WIB. Alan masih menarik koper Sasha dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya menggandeng tangan Sasha.
"Lan, makan dulu yuk. Laper," pinta Sasha.
"Nanti aja di rumah, Sha. Di sini makanannya junk food semua."
"Ya udah kalau gitu pesen es krim aja ya?"
Alan menoleh ke arah Sasha, ia tersenyum dan menunduk menghadap Sasha.
"Nggak," jawab Alan seketika membuat senyum Sasha luntur.
Susah banget sih manja sama ini orang, batin Sasha kesal.
Ketika sudah mendapatkan taxi, akhirnya mereka berdua masuk dan mobil taxi itu pun melaju menuju alamat rumah Alan.
***
"Jadi kalian gak ngapa-ngapain selama di Singapura?" tanya Srikarni melalui telepon ketika Alan dan Sasha sudah sampai di rumah.
Sasha langsung Alan suruh istirahat di dalam kamarnya sementara dirinya hendak memesan makanan online.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED TO BE YOURS
Storie d'amoreAlan tak pernah membayangkan kalau ia akan dilamar oleh gadis kecil seperti Sasha. Padahal gadis yang baru menginjak usia 19 tahun itu dengan jelas menolak perjodohan mereka sebelumnya. Sasha sendiri merasa ingin menghardik diri sendiri ketika ia m...