"Jadi kalian mau honeymoon ke Bali saja?" tanya Srikarni sedikit mendesak Sasha dan Alan yang hanya diam saja sejak pertanyaannya tentang honeymoon. Sebenarnya, Srikarni merasa curiga dengan mereka berdua yang selalu kedapatan bertengkar.
"Oma, kita sarapan dulu aja ya? Alan laper banget," jawab Alan mengalihkan pembicaraan sejenak. Karena sebenarnya ia tak menginginkan bulan madu itu terjadi, tadi ia hanya sedang mengerjai Sasha saja.
"Makanan kesukaan Oma apa?" tanya Sasha ikut mengalihkan topik sambil menggiring Srikarni ke meja makan, berharap wanita paruh baya ini segera melupakan pembahasan mereka ini.
"Kalian ini ..."
Belum sempat Srikarni menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba ponsel Alan berdering tanda panggilan masuk.
Di layar ponselnya, Alan melihat panggilan dari rumah sakit tempatnya bekerja. Biasanya, jika asistennya sudah menelepon di luar hari praktiknya atau waktu cuti seperti ini, pasti ada hal yang sangat mendesak.
"Sebentar ya, Oma," ucap Alan meminta izin untuk mengangkat panggilan teleponnya dan menjauh.
"Sha," panggil Srikarni mengisyaratkan Sasha agar duduk di sebelahnya.
"Iya, Oma?" tanya Sasha.
"Oma tahu, kamu masih terkejut dengan perjodohan ini. Oma juga mengerti, kalau kamu masih belum bisa terbiasa dengan situasi ini. Dan Oma sadar, selama ini kamu sama Alan hanya bertengkar terus," jelas Srikarni pelan. Sementara Sasha sendiri hanya diam merasa tak enak, karena memang sudah pasti orang-orang di sekitarnya akan menyadari bagaimana 'perang' diantara Sasha dan Alan.
"Tapi, kamu tahu nggak kenapa Oma pengen sekali cepat-cepat menikahkan kalian?" tanya Srikarni, "selain karena ayah kamu yang kemarin sakit ya," imbuhnya pelan.
Sasha menggelengkan kepalanya ragu. Ia memang pernah diceritakan, bahkan Srikarni sempat ingin menikahkannya dengan Alan ketika Sasha masih SMA. Sasha sendiri tak yakin apa alasannya kenapa Srikarni terkesan terburu-buru.
"Alan memang sudah dewasa, usianya sudah hampir tiga puluh tahun. Oma yakin Alan bisa mengatur hidupnya sendiri. Tapi, Oma gak mau Alan sendirian. Dia gak dekat sama Papanya. Sebentar lagi mungkin Papa nya akan menikah lagi, dan usia Oma juga gak tahu sampai kapan. Alan itu ... sulit sekali dekat dengan perempuan karena sikap galaknya itu," jelas Srikarni pelan-pelan meraih tangan Sasha.
"Alan mungkin bisa mengatur hidupnya, finansialnya juga pasti akan terjamin. Tapi buat apa semua itu kalau dia sendirian? Makanya Oma harap suatu saat nanti, ketika Oma sudah meninggalkan Alan, lalu Papa nya juga sudah sibuk dengan istri barunya, masih ada kamu dan keluarga kamu yang akan menemani Alan."
"Oma ... Sasha ..."
"Sha, Oma bilang begini, bukan mau bikin kamu merasa terbebani. Oma cuma mau mengatakan ini satu kali aja sama seseorang. Maaf ya, Oma gak sabar aja bilang ini ke kamu. Dan satu lagi, berulang kali Oma bilang, kamu maklumin Alan ya kalau sering jahilin kamu. Dia itu anak tunggal, jadi begitu lihat kamu yang lebih muda dari dia, ya gitu deh kelakuannya," ucap Srikarni tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED TO BE YOURS
RomanceAlan tak pernah membayangkan kalau ia akan dilamar oleh gadis kecil seperti Sasha. Padahal gadis yang baru menginjak usia 19 tahun itu dengan jelas menolak perjodohan mereka sebelumnya. Sasha sendiri merasa ingin menghardik diri sendiri ketika ia m...