10. I HATE YOU

698 56 2
                                    

Setelah hampir dua jam mengobrol ke sana kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah hampir dua jam mengobrol ke sana kemari. Terutama Sasha yang seolah melepas kerinduannya yang berlebihan kepada orang tuanya, tibalah saatnya bagi Yudha dan Ina untuk berpamitan pulang.

Sebenarnya, Sasha ingin menahan orang tuanya pulang. Atau lebih baik ia ikut saja dengan mereka pulang ke rumah yang dulu. Tapi sekali lagi, kedua orang tuanya serentak memintanya untuk bersikap dewasa.

"Adik kamu kasihan sendirian di rumah," ucap Ina kepada Sasha yang masih belum mau melepaskan tangannya.

"Kami pamit pulang ya, nak Alan," ucap Yudha sekali lagi.

"Ayo, Pak. Saya anter aja," ucap Alan buru-buru beranjak dari sofa dan meraih kunci mobilnya lagi.

"Gak usah repot-repot. Kalian kan baru pulang. Kita bisa naik taxi online," ucap Yudha tersenyum.

"Nggak repot kok. Alan sekalian beli pulsa ke depan, jadi sekalian keluar," jawab Alan tersenyum.

"Benar gak ngerepotin?"

"Iya, nggak kok Bu. Mari Pak, Bu," ucap Alan membukakan pintu rumahnya. Sejujurnya ia merasa agak bersalah juga, kedua orang tua ini datang membawakannya pepes. Sementara di sini, anak mereka hanya Alan beri makan mie instan. Jika saja Sasha tidak menyebalkan, mungkin Alan masih bisa mempertimbangkan perkara makanan sehari-hari gadis itu.

"Aku ikut -"

"Eh, lo di sini. Jaga rumah, paham?" bisik Alan menahan Sasha yang hendak keluar.

Sasha kembali cemberut. Ia mendelik kesal ke arah Alan.
"Awas ya, orang tua gue jangan lo apa-apain," tukas Sasha.

"Berdoa aja," jawab Alan tersenyum tipis lalu menutup pintu rumahnya, meninggalkan Sasha yang hanya berdiri kesal.

Sasha menghela napas panjang. Setidaknya, Alan mau mengantarkan kedua orang tuanya pulang. Mungkin dengan begini, orang tuanya akan senang karena melihat menantu mereka sangat perhatian.

Alan memang perhatian sebenarnya, menurut Sasha. Tapi entah kenapa ada saja hal yang membuat semua itu tertutup atau tak kelihatan.

Ponselnya bergetar tanda notifikasi masuk dari Alan.

From: Alan
Jangan berani sentuh pepes ikan gue.

Sasha menahan napasnya, ia memejamkan matanya kuat-kuat mencoba bersabar. Namun hal itu gagal ketika ponselnya kembali bergetar lagi.

From: Alan
Jangan lupa beresin belanjaan tadi di dapur, sesuai sama jenis-jenis bahannya. Awas kalau gak rapi, gue suruh ulang.

"Dasar Alan sialan!" omel Sasha ingin sekali mengobrak-abrik dapur ini.

***

Setelah mengantarkan kedua mertuanya hingga sampai ke rumah, Alan buru-buru menjalankan mobilnya menuju rumahnya. Membayangkan makan malam dengan pepes ikan buatan rumahan, Alan merasa sangat bersemangat untuk makan.

FATED TO BE YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang