Akibat tingkah ceroboh Sasha, malam ini Alan harus menahan rasa pusing di kepalanya karena ocehan Srikarni yang meneleponnya selama satu jam lebih hanya untuk menceramahi nya soal menjaga diri dan kesehatan.
Bukan hanya itu, Sasha pun ikut merasakan hal itu karena Srikarni juga menitipkan banyak pesan pada Sasha untuk menjaga Alan selama sakit.
Sasha melirik ke arah Alan sambil menggerakkan bibirnya seolah berkata, "Gue ada tugas."
Tapi Alan dengan sengaja mengabaikan Sasha dan beralih merebahkan dirinya di atas tempat tidur.
"Sha ... Kamu masih mendengarkan Oma kan?"
"Eh, iya. Oma. Sasha masih dengerin," jawab Sasha.
"Nah begitu maksud Oma, Sha. Kenapa Oma bilang begini, karena Alan tuh kebiasaan. Setiap sakit gak pernah ngomong. Gak pernah mau dibantuin. Asisten rumah tangga yang ngurus dia aja nyerah deh, dari kecil begitu. Dia ..."
"Oma, maaf dipotong. Ini Sasha minta izin mau bantuin Mas Alan dulu, kayanya mau muntah lagi," jawab Sasha seketika membuat Alan yang awalnya sudah memejamkan mata melirik ke arahnya protes.
"Eng-"
Sasha terpaksa membekap mulut Alan agar tak bicara lagi.
"Tuh kan muntah, ya udah deh Sha. Kalian istirahat ya, udah malam. Nanti kalau telepon Oma kalau ada apa-apa. Ya?"
"Iya Oma. Assalamualaikum," ucap Sasha segera mengakhiri sambungan telepon dan melempar ponsel Alan ke tempat tidur sementara Alan segera melepaskan tangan Sasha dari mulutnya.
"Keluar sana," ucap Alan ketus.
"Gue emang mau keluar. Istirahat lo. Kalau ada apa-apa panggil gue aja," ucap Sasha kemudian berjalan keluar dari kamar Alan.
Alan menghela napas panjang. Akhirnya ada ketenangan juga di dalam kamarnya sehingga ia bisa beristirahat dengan tenang.
"Besok, kita ketemu di cafe biasa ya. Gue mau diskusiin soal tugas-tugas kita. Supaya kita bisa langsung bikin format wawancara sama penulisan beritanya," ucap Joni ketika google meet dengan teman-teman kelompoknya termasuk Sasha.
"Oke, jam berapa?" tanya Sasha bersemangat.
"Jam sepuluh aja dong. Jangan siang-siang," ucap Natalia.
"Oke, jam sepuluh."
Dalam hati Sasha bersemangat karena ia bisa keluar dari rumah ini dan jajan di cafe.
Tapi ekspektasi Sasha tampaknya terlalu tinggi ketika keesokan harinya, ternyata Alan masih sakit. Bahkan, ia izin untuk tak datang praktik di rumah sakit dan klinik.
Sebenarnya, pagi-pagi sekali Sasha sudah memasakkan bubur dan daging, membereskan rumah, mencuci pakaian dan bersiap-siap pergi. Tapi begitu menengok Alan masih tidur dan belum menyentuh buburnya sama sekali, Sasha jadi serba salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED TO BE YOURS
RomanceAlan tak pernah membayangkan kalau ia akan dilamar oleh gadis kecil seperti Sasha. Padahal gadis yang baru menginjak usia 19 tahun itu dengan jelas menolak perjodohan mereka sebelumnya. Sasha sendiri merasa ingin menghardik diri sendiri ketika ia m...