Sasha masih berdiri di hadapan Alan dengan musik dari band Sheila On Seven yang terdengar melalui earphone-nya.
Pandangan Sasha masih tertuju pada Alan yang menunduk.
"Gimana?" tanya Alan menyadarkan Sasha."Bagus. Lagunya bagus," jawab Sasha kemudian ia melanjutkan dengan suara pelan, "tapi liriknya sedih."
"Kenapa lo suka sama lagu ini?" tanya Sasha.
"Gak semua hal yang lo suka itu ada alasannya, Sha."
Alan menghela napas panjang, kemudian ia melepaskan sebelah earphone di telinganya. Ia tak bisa terus berdekatan dengan Sasha dalam suasana aneh ini lagi.
"Udah selesai kan? Keluar gih, gue mau istirahat," ucap Alan sambil meraih earphone-nya dan juga mematikan lagu di ponselnya.
"Tapi lo belum makan dari siang, Lan."
"Gue ga akan mati karena gak makan dari siang doang," jawab Alan berjalan menuju tempat tidurnya.
"Alan -"
Sebelum Sasha melanjutkan, ia terdiam ketika mendengar suara bel berbunyi. Sasha menoleh kepada Alan.
"Buka sana," ucap Alan.
"Temenin. Kalau rampok gimana?"
"Sasha, gak mungkin ada rampok di sini."
"Gak mungkin gimana? Rumah segede gini, lo pikir rampok gak mikir kalau di dalam sini ada banyak -"
"Lo kan tinggal teriak, gue telepon polisi. Beres kan?" sahut Alan gemas.
"Kalau pas gue buka gak ada siapa-siapa gimana?"
Alan mengusap wajahnya dengan frustrasi, ia hendak berdiri tapi Sasha menahannya.
"Nggak-nggak. Becanda Lan. Lo istirahat aja," jawab Sasha segera berjalan keluar dari kamar Alan. Sementara Alan menghela napas gusar sambil menarik selimut.
Sasha segera berjalan keluar dari kamar Alan dan menuruni tangga, buru-buru untuk membukakan pintu.
Ketika membuka pintu, Sasha terdiam. Seketika ia merinding karena tak ada siapa pun di luar.
"Tuh kan bener ..." gumam Sasha lemas.
"Sasha!"
Sasha hampir jatuh tersungkur karena kaget dengan panggilan itu.
Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, dan bel kembali berbunyi."Ya ampun gue lupa," gumam Sasha terkekeh pelan sambil buru-buru berlari ke arah gerbang rumah. Ia lupa kalau rumahnya ini memiliki gerbang. Jadi tamu yang datang, jelas harus melalui gerbang dulu. Apalagi, sedang tak ada satpam di sini.
"Lama banget neng. Lagian tumben sih gak ada satpam?" tanya Kenny begitu Sasha menghampiri mereka dan membukakan kunci gerbang.
"Oh itu ... Lagi keluar," jawab Sasha asal. Ia segera membukakan pintu gerbang agar mobil mereka bisa masuk. Sementara Kenny sempat tercengang kaget sambil melemparkan pandangannya kepada Andreas yang melongok lewat jendela mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED TO BE YOURS
RomansaAlan tak pernah membayangkan kalau ia akan dilamar oleh gadis kecil seperti Sasha. Padahal gadis yang baru menginjak usia 19 tahun itu dengan jelas menolak perjodohan mereka sebelumnya. Sasha sendiri merasa ingin menghardik diri sendiri ketika ia m...