Sasha memberikan Vape yang Joni minta.
"Makasih, ya," ucap Joni buru-buru mengantongi Vape miliknya dan melajukan motornya meninggalkan area rumah Sasha setelah berpamitan.
"Kayanya dia lihat ya?" tanya Sasha pelan.
"Dari gelagatnya, iya, dia lihat kita tadi," jawab Alan tak mau mengelak.
Sasha menahan napasnya. Entah bagaimana nasibnya setelah ini. Atau mungkin memang sudah waktunya orang-orang tahu kalau dirinya sudah menikah.
"Lan ..."
"Udah waktunya kali, Sha," jawab Alan tersenyum.
Belum Sasha mengeluh lagi, Alan sudah buru-buru menaiki motornya. Ia segera keluar dari pagar sambil membunyikan klakson motornya agar Sasha menutup gerbangnya lagi.
"Dikeluarin gak ya gue? Masa sih dikeluarin dari kampus gara-gara udah nikah? Nanti pasti banyak yang ngomongin deh di grup," gerutu Sasha sambil menutup pintu gerbang.
Tapi jika Sasha pikir-pikir untuk meminta Joni menyembunyikan tentang ini, ia takut Joni malah akan terus terpikirkan dan bisa saja keceplosan memberitahu temannya lalu berita pun dengan cepat beredar.
"Ya ampun kenapa sih!"
***
"Lo yakin, biarin Sasha ditanganin sama Dokter Mita?" tanya Rasya yang baru selesai praktik dan berpapasan dengan Alan sore ini.
"Ya, orangnya cuma mau sama Dokter Mita. Gimana lagi?"
"Tapi Lo udah bilang ke Sasha ... Gimana Dokter Mita?" tanya Rasya seketika membuat Alan menahan tawanya.
"Gila ya Lo, masih aja suka ngerjain Sasha," tebak Rasya dari raut wajah Alan.
"Tenang aja, kali ini pake anastesi spesial," jawab Alan menepuk lengan Rasya sambil tertawa pelan.
"Lo ... Udah tahu, Astrid di Jakarta?" tanya Rasya berjalan beriringan dengan Alan menuju lift.
Alan mengangguk pelan. Tapi raut wajahnya jelas terlihat langsung berubah ketika Rasya membahas soal Astrid lagi. Ia jadi ingat mengenai satu masalah lagi yang belum ia selesaikan.
"Katanya sih, Astrid ke Jakarta buat ngurus perceraian sama suaminya itu. Gue harap dia ..."
"Lo tenang aja. Gue gak akan sia-siain Sasha untuk orang lain, termasuk Astrid. Kalau Lo masih ada rasa sama Astrid, mungkin ini waktunya," jawab Alan dengan lugas. Tapi Rasya malah tertawa pelan.
"Akhirnya Lo bisa tegas juga. Gue pikir, Lo akan ngasih Sasha buat gue. Kaya waktu itu," ucap Rasya.
Alan tertawa konyol, "kaya Lo suka beneran aja sama Sasha."
"Emang Lo pikir selama ini gue becanda?" tanya Rasya sontak membuat Alan berhenti tertawa dan menoleh padanya serius.
"Gue serius kok. Sasha itu cantik, pinter masak, pinter beres-beres, dan perhatian. Imut lagi anaknya," ucap Rasya tersenyum kecil lalu memasuki lift yang telah terbuka, meninggalkan Alan yang berdiri tercengang di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED TO BE YOURS
RomansaAlan tak pernah membayangkan kalau ia akan dilamar oleh gadis kecil seperti Sasha. Padahal gadis yang baru menginjak usia 19 tahun itu dengan jelas menolak perjodohan mereka sebelumnya. Sasha sendiri merasa ingin menghardik diri sendiri ketika ia m...