"Mungkin tidak sembuh total, tapi, setidaknya kau masih bisa menggunakan chakra dengan baik"
Ujar Haku
Zabuza dengan perlahan menggerakan tangannya.
Tidak sakit
Meskipun tidak sembuh total, begini sudah jauh lebih baik dari kemarin
"Terima kasih, Haku"
"Sudah menjadi kewajiban saya, Tuan"
Haku menunduk dengan hormat
Zabuza sekarang lebih berani. Ia memberi tubuhnya kekuatan agar tubuhnya dapat terduduk di atas ranjang yang sudah lama ia tiduri
Haku yang melihat tuannya itu bergegas bangkit dan membantu tuannya untuk duduk
"Haku, apa ada kabar lagi tentangnya?"
Tanya Zabuza
"Waktuku tidak lama lagi. Aku sendiri yang lebih memahami bagaimana kondisi tubuh ku, kita harus cepat"
Sambung Zabuza
"Maaf, Tuan. Ia menjadi anggota Akatsuki, dan sebagai Akatsuki sendiri sering dipakai untuk menjalani berbagi misi"
"Jadi, dia sering tidak ada di Kohona, ya?"
"Benar, Tuan"
"Anak itu. Ia berbakat bahkan lebih dari aku, kakaknya. Tapi, dia malah memilih untuk pergi dari desa dan mengabdi pada Konoha. Sebenarnya ada apa di sana? Apa yang bisa Konoha berikan padanya?"
Buk!
Zabuza meninja ranjang yang ia duduki karena merasa kesal
"Mohon mengendalikan diri, Tuan. Mohon perhatikan kesehatan diri anda"
Ujar Haku mengingatkan
"Kimimaro si brengsek itu. Aku pasti akan membalasnya, pasti!"
"Tuan Zabuza!"
"Argh!"
Zabuza merasa sakit di kepalanya. Kepalanya seperti di pukul dengan keras
"Tuan Zabuza, jarumku merespon emosimu. Tenangkan dirimu"
Zabuza memegangi kepalanya. Sakit, sakit sekali
Haku yang melihat kejadian ini menjadi panik
Ia kemudian membaringkan Zabuza kembali. Meletakan tangannya pada dada Zabuza
Haku kemudian menutup matanya, konsentrasi dan membiarkan chakra berkumpul pada tangannya. Ia akan menggunakan chakra untuk mendiamkan jarum yang merespon emosi dalam tubuh Zabuza
Selang beberapa menit kemudian, Zabuza mulai tenang kembali
Haku yang terlalu banyak menggunakan chakra jatuh terduduk dengan lemah pada lantai kamar Zabuza
"Maafkan aku, Haku"
Haku menatap pada Zabuza yang terbaring lemah. Sebuah senyuman Haku ukir pada bibirnya, perlahan namun pasti, Haku merasa kekuatannya kian melemah
Tidak lama kemudian ia jatuh pingsan. Terbaring dengan bibir yang pucat pada lantai kamar Zabuza
---
"Kakak"
Sasuke yang akhirnya melihat Itachi berlari ke arahnya dengan terburu-buru
Sesudah sampai tepat di depan Itachi, Sasuke memeluk Itachi dengan erat. Karena perbedaan usia yang jauh, Sasuke kira-kira hanya setinggi pinggang Itachi saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Aman Ada Bersamamu
AdventureBerpacaran adalah salah satu cara manusia bersembunyi dari kerasnya keadaan Dunia.