👞BiJo-02👞

10.3K 1K 102
                                    

Lama up karena target lama penuh, ayo vote kalau kalian gak mau komen.

200 vote dan 60 komen.

Bianca-Jovan

Bianca melirik tepat kearah Sekretaris barunya, seorang pria berusia 25 tahun yang Bianca yakin adalah seorang submissive.

Tapi dia sangat gentle, bahkan lebih gentle dibanding Abim.

"Buk, anda mau minum kopi?"

Terkejut, Bianca mengerjab pelan lalu tersenyum melihat betapa peka nya Sekretaris baru ini, murah senyum dan yang terpenting, badannya bagus.

"Boleh, tapi saya mau kopi susu ya."

"Baik, Buk."

Setelah itu dia keluar, dan tak lama Abim yang masuk. Tempat kerja Abimanyu ada dipintu masuk ruang kantor Bianca sementara tempat kerja Sekretaris ada di dalam ruang kerja Bianca.

Raut wajah Abimanyu tampak tak senang.

"Ada apa Abim?" tanya Bianca heran.

Gak biasanya Abimanyu beraut muka masam begitu.

Helaan napas kasar Abimanyu berikan, dia melipat kedua tangannya di dada.

"Apa pria itu melakukan pekerjaannya dengan baik?" tanya Abimanyu pelan.

"Baik, dia cekatan, peka dan pintar, memang kenapa?"

Decakan kesal Abimanyu berikan.

"Aku bisa carikan sekretaris lain, tapi jangan dia."

"Loh kenapa?"

"Aku gak suka ngeliatnya, dia seperti berpura-pura ramah, ck."

"Apaan sih, gak jelas. Sudah sana kembali bekerja."

"Kamu kok gitu Bianca!? Biasanya kalau aku tawarin sekretaris baru kamu selalu mau!"

"Dia baru kerja hari ini Abimanyu, ya kali dia langsung dipecat sementara pekerjaanya bagus!"

Abimanyu menggigit bibir bawahnya, kenapa Bianca menolak? Biasanya apapun yang Abimanyu katakan dan tawarkan selalu Bianca setujui.

Apapun yang Abimanyu mau pasti akan Bianca turuti.

"Kamu aneh, apa gara-gara pria tadi? Gak biasanya kamu nolak." ujar Abimanyu tenang tapi terdengar sarat akan kesedihan.

Bianca memijit dahinya pelan, Abimanyu kenapa sih, gak biasanya dia resek gini.

"Udah-udah, sana balik ke meja."

"Tapi Bianca—"

Cklek.

"Buk, ini kopi nya, saya bawa roti juga mana tau anda lapar."

Jovan masuk dengan nampan berisi kopi serta roti untuknya dan Bianca, senyum lugu Jovan berikan saat melihat ada Pak Abimanyu di dalam.

"Eh, Pak Abim, permisi pak."

Jovan berjalan tenang menuju meja Bianca, lalu meletakan kopi serta roti ke wanita itu.

Damn Boss [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang