👞BiJo-17👞

5.1K 706 77
                                    

Ayo minimal vote kalau gak bisa komen.

200 vote dan 70 komen.

Bianca-Jovan

Jovan demam, ya gak heran kenapa tuh anak bisa demam setelah sehari kejadian di kebun binatang, dia trauma dan yah sekarang tergeletak di kamar.

Merengek terus menerus karena gak mau ditinggal Bianca kerja.

"Bii jangan kerja..hiks..kamu gak boleh ninggalin aku di rumah sendirian Biiii!"

Bianca menghela napas panjang, bagaimana ya, kalau Bianca gak kerja ya nanti siapa yang gaji karyawannya.

"Gak bisa Jo, aku harus kerja."

Jovan menatap Bianca sedih, bibirnya melengkung kebawah dengan air mata yang terus mengalir deras.

"Hiks..kamu lebih milih kerjaan daripada aku..Bi enggak sayang sama Jo..hiks..Bi sekarang udah berubah..lebih sayang sama berkas dibanding sama Jo..hiks.."

Jovan mulai meracau seolah dia adalah suami paling tersakiti di dunia ini, dan Bianca sudah tak heran pada tingkah suaminya itu.

"Hadeh, yaudah cepat ganti baju. Kamu ikut aja ke kantor."

"Tapi aku lemas..kepala aku pusing..aku mual..mau muntah tau Bi..kamu jahat banget ya ampun..kenapa gak peka..gendong aku Bi..hiks.."

Bianca harus menyetok banyak kesabaran selama menghadapi Jovan yang lagi sakit.

Soalnya dia makin lebay dan alay, dengan tenang Bianca menggendong Jovan dan membawanya ke walk in closet, harus segera menggantikan pakaian suami manjanya ini.

Setelah berkutat dengan pakaian, barulah Bianca kembali menggendong Jovan menuju luar kamar.

Bianca sudah terlambat 20 menit karena meladeni racauan dan semua rengekan Jovan.

....

"BIIIII! BIANCAAAAA!"

Bianca yang tadinya sibuk mengerjakan pekerjaannya di komputer hanya bisa menahan emosi, Jovan dia letakan di kamar yang memang ada di ruang kerja Bianca.

Dan pria itu terus meneriakan namanya tanpa henti, rewel seperti bayi yang butuh perhatian emaknya.

"Buk, itu Pak Jovan nya diurus aja dulu." ujar Junio, salah satu staff keuangan.

"Abaikan aja, jadi bagaimana kelanjutannya?"

"Ya, saya akan mencari kebocoran data itu dimana dan menemukan siapa orang nya Buk, sepertinya dia masih satu lantai sama saya."

"Bagus, tolong berikan hasilnya sama saya setelah pulang kerja."

"Baik buk—"

BRAK!

Keduanya menoleh ke arah pintu kamar yang dibuka kencang, disana terlihat Jovan berdiri dan menatap Junio dengan sinis.

"Ngapain kamu!?" sewot Jovan.

Junio tersenyum kikuk, bagaimana ini, dia jadi kaya selingkuhan yang kepergok sama suami sah.

"A-ah saya nganter laporan pak."

"Udah kan? Kalau udah ya sana pergi!"

"Baik Pak, Buk saya permisi."

Junio segera keluar dari ruangan, dia takut pada Jovan kalau lagi galak kaya gitu, seramnya melebihi Bianca, soalnya mulut Jovan pasti bakalan julid banget.

Dengan kesal Jovan berjalan menuju Bianca, duduk dipangkuan Bianca lalu menelusupkan wajahnya dibahu wanita itu.

"Bianca berubah..Bi gak sayang Jo lagi..Jo panggil gak nyahut..hiks..malah asik ngobrol sama laki-laki lain..huhuuuu mamiiii Bi gak sayang Jo lagii hueeeeeee."

Bianca tak menjawab atau meladeni, dia sibuk melanjutkan pekerjaannya, biarkan saja, toh kalau capek ngeracau dia bakalan tidur lagi.

"Kenapa Bi sekarang cuekin Jo..apa Jo kurang bohai? Apa Jo harus belajar bagaimana cara membuat istri senang..hiks..Jo harus cari baju haram versi baru biar Bianca senang lagi..hiks..huhuuuu.."

Bianca mengangguk saja, itu bukan ide buruk. Jovan belum ada lingerie warna biru dongker, akan bagus kalau Jovan beli warna itu.

"Bianca sudah berubah..hiks..padahal badan Jo masih seksi..pantat Jo juga makin bulat karena Bi remet terus..hueeeeee..hiks..kenapa Bi berubaaaaah!"

Jovan kayanya gak capek ya ngeracau terus, Bianca aja udah lelah mendengar ocehan pria itu.

"Berisi Jo, diam."

"Kan, kan, sekarang Jo disuruh diam..kan...hiks..Bi beneran gak sayang Jo lagi..huhuuu itu udah terbukti..Bi jahat banget ya ampun..kenapa Jo harus mengalami ini Tuhan.."

Lebay banget suaminya ini, ngomongnya udah ngelantur kemana-mana.

Selama hampir sejam Jovan ngoceh terus, tapi pada akhirnya dia tertidur juga dibahu Bianca, sampai ilernya nempel dijas hitam yang Bianca kenakan.

Tapi gapapa lah, yang penting Jovan diam.

👞Bersambung👞

Damn Boss [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang