👞BiJo-21👞

4.2K 650 88
                                    

Seneng ngeliat Jopan gila🏃

Bianca—Jovan

Jovan berhasil melarikan diri dari rumahnya dengan cara mencongkel jendela kamar, dia pergi ke rumah sakit yang terdekat dari rumah mereka.

Untung aja ada uang dikantong celana nya, jadi dia bisa nge stop taxi agar sampai ke rumah sakit dengan cepat.

Tapi naas, Jovan harus menelan pil pahit karena dia tak diizinkan masuk ke ruang inap Bianca, bahkan saat dia sudah memohon dan berlutut di kaki orang tua Bianca juga tak berhasil.

"Saya mohon hiks..saya mau melihat Bianca..saya mencintainya huhuuu saya mohon..hiks.."

Papi dan Mami Bianca tampak malas, mereka tak mau melihat mantan menantu mereka ini lagi.

"Kau dan Bianca sudah bercerai, orang tuamu sudah mengurus perceraian kalian, kembalikan cincin pernikahan kalian."

Jovan menggeleng ribut, dia menyembunyikan cincin dijari manisnya namun sayang tangan Mami Bianca lebih cepat.

"KEMBALIKAN! ITU CINCIN SAYA DENGAN BIANCA! Hiks..saya mohon jangan..hiks..saya gak mau cerai sama Bianca!" histerisnya tak karuan.

Keadaan Jovan sudah berantakan, dia melarikan diri tanpa menggunakan sendal.

"Orang tuamu sudah datang, bawa anak kalian pergi!"

Jovan memberontak saat bodyguard orang tuanya menyeret Jovan pergi, Jovan belum ketemu sama Bianca, dia mau sama Bianca!

"BIANCA! BIANCAAAAAAAAAAA! BIANCA AKU MENCINTAIMU! AKU GAK MAU CERAI BIANCAAA! HUAAAAAAA LEPASKAN AKU!"

Keributan itu masuk sampai ruang ICU Bianca, dan Bianca pun mendengar teriakan Jovan namun dia terlalu lemah untuk membuka mata.

Kepalanya juga sakit, jadi Bianca hanya diam tanpa bisa bergerak.

....

Jovan kehilangan akal sehatnya, dia sampai harus dimasukan ke RSJR karena setiap hari terus menjerit dan mengamuk.

Dan keadaannya begitu menyedihkan, sungguh menyedihkan, penuh sayatan luka dan keadaannya kurus.

Rambutnya saja sudah mulai memanjang, sudah hampir melewati bahunya dan tak pernah merawat diri sama sekali.

Dia sudah bercerai dari Bianca dan itu menambah kegilaannya, Jovan seolah kehilangan semangat hidupnya, kerjaannya di kamar inap hanya menangis, menjerit dan terus meneriakan nama Bianca.

Orang tua Jovan saja miris melihat keadaan anak mereka, tapi mereka gak bisa berbuat apapun karena Bianca juga gak tau ada dimana.

"Bianca mau makan? Sini Jo masakin ya, hihi."

Terlihat Jovan duduk disudut kamar seolah lagi bicara sama seseorang, dia memang selalu seperti itu, seolah-olah Bianca ada bersamanya.

"Bianca marah ya? Maaf kalau Jo ada salah..Jo salah..um? Jo baik? Hehehehe Jovan sayang sama Bianca, sayang bangettt!"

"Jovan pengen dipeluk Bi, Bi gak mau? Yah kenapa? Karena rambut aku panjang yah sekarang, hum..nanti Jo potong hehehehe."

Jovan tertawa riang, dia menepuk tangannya lalu kembali berbicara dengan angin kosong disudut kamarnya.

Dia benar-benar sudah seperti orang gila sekarang.

"Bagaimana ini? Jovan makin gak waras dan sepertinya memang Bianca adalah yang dia mau." cetus Papi Jovan.

Mami Jovan hanya diam, dia tak menjawab karena merasa dia tak salah, Jovan kaya gitu karena bodoh, kenapa harus mencintai wanita murahan itu.

"Biarkan saja dia disana sampai mati, yang pasti gak perlu kembali sama wanita sialan itu." angkuh Mami Jovan yang tak akan pernah membiarkan Jovan bersama Bianca lagi.

Walau Jovan menjadi aib atau orang gila sepenuhnya, Jovan tak akan pernah dia izinkan menemui Bianca.

👞Bersambung👞

Damn Boss [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang