Ayo vote dan komen, atau tembuskan komennya dulu gak papa.
Vote aja kalau gak bisa komen.
200 vote dan 70 komen dulu yaaa.
Bianca—Jovan
Jovan gak kerja karena orang tuanya datang, jadi Jovan harus melayani orang tuanya yang sejak jam 12 siang sampai jam 7 malam ini masih disana.
"Kapan istrimu pulang?" tanya mami Jovan datar.
"Sebentar lagi—"
"Jo, aku pulang sayang."
Jovan mengulas senyum lebar yang indah, dia segera bangkit dan berlari ke arah pintu rumah, menyambut kepulangan Bianca seolah tak ada masalah tadi pagi.
"Sayang, mami sama papi udah nunggu kamu." ujar Jovan semangat.
Bianca mengangguk, dia mengecup bibir Jovan lembut lalu mengelus rambut Jovan penuh kelembutan.
Jovan memeluk leher Bianca dengan manjanya dan menikmati ciuman mereka, setelah selesai barulah mereka berjalan menuju ruang tamu.
Bianca tersenyum ramah pada Mami dan Papi Jovan, dia hendak menyalim orang tua Jovan namun hal tak di duga terjadi.
PLAK!
Jovan terkejut, dia menarik Bianca menjauh dari sang Mami lalu menatapnya panik.
"Mami kenapa nampar istri Jovan!? Sayang ya ampun pipi kamu merah, ayo di kompres." Jovan panik setengah mati.
Bianca menggeleng pelan, dia sadar hawa orang tua Jovan sangat buruk terhadapnya, pasti ada masalah yang terjadi.
"Dasar wanita murahan! Kau menikahi putraku karena ku memperkosa nya! KAU WANITA SIALAN! MURAHAN! KAU JUGA MASIH MENYIMPAN PRIA SIMPANAN MU DI RUMAH SAKIT JIWA!"
Bianca masih diam, tenang karena dia sudah menduga ini akan terjadi, sementara Jovan panik setengah mati, dia takut.
"M-mami ini salah Jo—"
"ENGGAK! KAMU GAK SALAH! PELAKU PEMERKOSAAN ITU YANG SALAH! KAMU HARUS PULANG KE RUMAH DAN BERCERAI DARINYA!"
Bagai disambar petir, Jovan mulai menangis dan memeluk Bianca, menggeleng kuat saat Papi nya menarik Jovan paksa.
"GAK MAU! JO CINTA SAMA BIANCA! BIANCA GAK JAHAT MAMI BIANCA GAK JAHAT!"
Mami Jovan geram, dia menjambak rambut Bianca dan memukulnya kuat, sampai pelukan Jovan terlepas karena Bianca terjatuh ke belakang.
"BI! PAPI LEPAS PII LEPAS!"
Bianca akui dia salah, sebagai seseorang yang salah Bianca tak mungkin membela diri dan hanya pasrah pada apapun yang Mami Jovan lakukan.
Mencakarnya, memukul dan menendangnya.
Jovan sudah menjerit histeris saat sang Papi menyeretnya pergi, dia gak mau ninggalin Bianca!
"BIIII AKHHHH GAK MAUUUU! HUAAAAAA BIARIN JO SAMA BIANCA! JO CINTA SAMA BIANCA! JO MAU SAMA BIANCAAAA HUAAAAAA!"
Mami Jovan berjalan cepat ke arah guci berukuran sedang yang ada di ruang tamu, dan mengangkatnya kuat.
"KAU HARUS MATI!"
"MAMI JANGAN! MAMIII! MAMIIII HUAAAAA JANGAN MAMII!"
PRANG!
Aliran darah menggenangi lantai dibawah Bianca, wanita itu sudah hampir kehilangan kesadaran setelah kepalanya dihantam menggunakan guci keras itu.
Mami Jovan menyeringai lebar.
"Wanita murahan sepertimu, gak pantes bersama putraku yang luar biasa seperti Jovan! Cuih!" dia meludah ke wajah Bianca sebelum akhirnya pergi.
Bianca masih bisa mendengar jeritan Jovan yang terus memanggilnya, dan akhirnya hanya kegelapan yang menjadi temannya saat ini.
"Maaf..aku rasa ini adalah karma ku."
Bianca mencintai Jovan, Jovan mencintai Bianca, dan ini adalah cobaan pernikahan mereka tahap 1, ya, Dameswara tak akan bahagia semudah itu.
Karena Dameswara adalah keluarga terkutuk.
Dan entah kapan Bianca bisa bertemu Jovan setelah ini.
👞Bersambung👞
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Boss [End]
RomanceDameswara paling bejat, jatuh kepada Bianca Dameswara Datuniala. Wanita 26 tahun yang sudah berulang kali berhubungan badan dengan mantan-mantan sekretarisnya. Tapi semua langsung berubah saat sekretarisnya yang baru, bernama Jovan Bayanaka meminta...