👞BIJO-End👞

7.2K 681 53
                                    

Bianca Jovan kan udah di spoiler bakal happy end. Jadi sans aja.

Habis ini mau lanjutin 3 cerita yg on going deh, gak mau nambah cerita dulu, soalnya yang 3 aja gak terlalu cepat penuh targetnya.

Kayanya aku di cerita ke 90 bakal hiatus deh, gak jadi sampai 100 cerita.

Bianca—Jovan

Jovan mendapat kabar kalau sang mami mengalami kelumpuhan permanen dan sang Papi ketahuan selingkuh.

Karena trauma dan perbuatan sang Mami, Jovan enggan untuk bertemu atau menjenguk, dia takut sekaligua kecewa pada Mami nya.

Jovan sudah menikah lagi dengan Bianca, saat ini mereka tinggal di rumah lama mereka, sudah masuk kerja seperti biasa.

Pagi ini, Jovan melayani Bianca seperti biasa, kegiatan yang sangat Jovan rindukan adalah melayani Bianca dan berada dibawah Bianca.

"Biiii, aku udah masak, tapi kamu gak mau makan aku dulu?" Jovan memeluk Bianca yang lagi mengenakan kemeja kerjanya.

Jovan hanya mengenakan apron tanpa pakaian apapun dibaliknya, dia menduselkan kepalanya diceruk leher Bianca.

"Aku ada rapat sayang."

"Ah kok gitu, makan Jo dulu hm~"

"Nanti ya pulang kerja nanti."

Jovan mendengus kesal, dia menggigit leher Bianca lalu membuat tanda disana, terhitung 2 bulan mereka sudah kembali bersama.

Sebenarnya Mood Bianca sedang tak baik, tapi sudahlah.

"Jo cinta Bi, Bi cinta Jo gak?"

Bianca sudah lama tak mendengar tangisan Jovan, dia jadi pengen jahilin Jovan lagi deh.

Raut wajahnya dipasang sedatar mungkin, dia melepas pelukan Jovan lalu menjauhi pria itu.

"Aku buru-buru Jo, udah dulu ya."

Jovan yang mendapat perlakuan seperti itu sontak terdiam kaku, tatapan matanya menunjukan ketidak percayaan yang besar.

Pelan Jovan menunduk, menilai penampilannya lalu kembali mendongak kearah Bianca yang tengah memakai lipstick di meja rias.

Jovan berusaha menenangkan dirinya yang hampir gemetar itu, dengan senyum manis dia berjalan mendekati Bianca.

"Mau sarapan dulu kan, udah Jo siapin." ujarnya lembut seraya menggapai tangan Bianca, namun wanita itu justru menghindarinya.

"Kayanya aku gak bisa sarapan deh, mau langsung ke kantor."

Bianca segera keluar dari kamar tanpa menyadari ekspresi wajah Jovan yang begitu gelap.

Kekehan ringan Jovan berikan, dia melirik kearah guci disudut kamar dan mendekatinya.

"Aku ada salah kah? Atau aku gak menarik, atau Bianca sudah bosan padaku? Enggak itu gak boleh."

Jovan terus meracau, dia berjalan cepat ke arah guci tersebut lalu mengangkatnya, ekspresinya terlihat jelas kalau Jovan marah.

Damn Boss [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang