👞BiJo-07👞

7.4K 913 118
                                    

Hanya bisa tersenyum melihat target full baru hari ini:)

Ayo penuhin target, vote kalau memang gak mau komen.

200 vote dan 65 komen.

Bianca-Jovan

"Seneng banget kayanya anak Mami ini."

Jovan terkejut saat suara Mami nya mengintrupsi, tadi awalnya Jovan lagi sibuk buat kue di dapur, mau bawain kue ke kamar inap Bianca.

Hari ini Bianca masih di rumah sakit, baru 3 hari dan kata Dokter besok sudah bisa pulang.

"M-mami apaan sih, Jo kan lagi buat kue. Biasa aja tuh." elak Jovan dengan pipi yang sudah seperti tomat saking merahnya.

Mami Jovan hanya tertawa melihat tingkah Putra tersayangnya itu, Jovan yang paling disayang dan dijaga dalam keluarganya, mereka berharap Jovan bisa bahagia nanti setelah menikah dengan Bianca.

"Mami seneng kalau adek seneng." ujar mami lembut dengan tatapan hangatnya.

Jovan menunduk ketika Mami mengelus rambutnya sayang, terlihat jelas kasih sayang dari orang tuanya u tuk Jovan sangat lah besar.

"Adek seneng kok mami..Bianca baik." cicit Jovan.

"Bagus deh kalau gitu."

Jovan mengangguk, dia akui dia senang bersama Bianca, wanita itu sangat lembut dan perhatian, serta aura nya yang begitu mendominasi membuat Jovan tunduk pada apapun perkataan Bianca.

Sebenarnya Jovan malu karena harus menjadi pihak submissive nya, tapi memang dia tak mampu menandingi Bianca, wanita itu sangat terlalu dimata Jovan.

Tapi tak apa, Jovan bahagia bisa mendapat perhatian dan sentuhan-sentuhan tipis dari Bianca.

....

Mood Jovan yang awalnya sangat baik, kini menjadi turun sangat drastis.

"Kenapa aku gak boleh masuk?" tanya Jovan tak suka, tadi dia dihadang Abimanyu supaya jangan masuk ke dalam kamar inap Bianca.

Abim tersenyum miring, terlihat jelas kalau pria ini senang dengan keadaan sekitar.

"Bianca lagi bersama pria lain, kau diam disini."

Jovan tak percaya, dia segera mendorong Abim dan menerobos masuk ke dalam kamar inap, dan benar saja didalam ada pria lain yang bersamanya.

Raut muka Jovan terlihat sedih, padahal Pria di kamar Bianca hanya duduk dikursi yang selalu menjadi kursi tempat Jovan duduk selama Bianca disini.

Pria montok dengan rambut setengkuknya berwarna ungu gelap.

"Eh ada orang masuk, maaf ya Bianca lagi tidur."

Bahkan suaranya lembut, Jovan jadi merasa insecur melihat dan mendengar pria itu, pakaian yang pria itu kenakan adalah sweater oversize dan celana pendek selutut.

Sementara Jovan hanya memakai kemeja biru laut yang bagian lengan digulung sampai siku, dan celana panjang hitam.

Bila dibedakan, pria itu sangat amat terlihat seperti Submissive, aura yang lembut, ekspresi teduh dan wajah hangatnya.

Berbeda dengan Jovan yang masih suka kelihatan manly nya, pasti Bianca lebih suka modelan kaya pria itu.

"Kamu siapa?" tanya Jovan to the point, dia gak akan biarkan hama masuk ke hubungannya sedikitpun.

Pria itu tertawa pelan "Aku sepupu Bianca, namaku Gabriez."

Jovan merubah raut wajahnya jadi agak tenang, tapi tetap saja sepupu kan bisa menikah "Kamu pasti Jovan kan? Calon suami Bianca."

"Kok tau?"

"Sebelum tidur tadi, Bianca cerita banyak hal soal kamu, maaf yah kayanya tadi kamu sempat salah paham. Aku kesini cuma mau jenguk Bianca aja bukan maksud apapun."

Hela napas lega Jovan berikan.

"Hehe, maaf udah curiga ke kamu." ujar Jovan pelan.

"Santai aja."

Gabriez beranjak dari kursi lalu mendekati Jovan, dia menepuk bahu Jovan dan tersenyum manis.

"Tapi kalau kamu mau tau, aku adalah orang pertama yang Bianca tiduri dan juga Bianca adalah orang pertama yang mendiuriku."

Jovan langsung pucat pasi mendengar dan melihat sikap Gabriez barusan, mengerikan.

Pria ini seperti punya banyak kepribadian yang cepat berubah.

"Aku dengar kau meminta tanggung jawabnya karena keperjakaanmu hilang ditangan Bianca? Kalau gitu..bukankah seharusnya akulah yang melakukannya? Aku lah yang akan menikahi Bianca, bukan kamu, Jovan."

Setelah berkata demikian, Gabriez keluar dari kamar inap Bianca dengan hati yang puas, apalagi saat melihat wajah penuh kesedihan Jovan.

Pria itu mudah sekali digoyah isi pikirannya, padahal itu semua bohong tapi dia kelihatan sangat percaya. Ya aku hanya menjahili nya sedikit, semoga saja dia gak minta batal nikah sama kak Bianca atau aku bisa dibuang ke laut.

Gabriez baik kok, semua yang dia bilang itu hanya untuk menjahili Jovan, dan sepertinya Gabriez berhasil.

👞Bersambung👞

Damn Boss [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang