👞BiJo-03👞

9.6K 1.1K 139
                                    

Udah vote jimplang, komennya juga sedikit, ckckck. Dahlah.

200 vote dan 60 komen kuy

Bianca-Jovan

Jovan mematut dirinya dicermin, mata sembab, bibir kering dan rambut berantakan, tubuhnya penuh luka baret karena Jovan menggosok tubuhnya dengan kuat.

Hela napas pelan Jovan berikan, dia tak bisa tidur semalaman dan memikirkan apa yang harus dia lakukan.

Dia sudah tak perjaka, dan tak mungkin ada wanita yang mau bersama pria bekasan sepertinya.

Jadi, Jovan akan meminta pertanggung jawaban pada Bianca, wanita itu harus mau.

Karena dia sudah membuat Jovan tidak perjaka lagi, menjebaknya dengan obat perangsang sampai Jovan kehilangan akal sehatnya.

"Kalau Bianca gak mau...aku harus gimana.." lirihnya dengan kepala yang menunduk sedih.

Air mata mulai menetes kembali, kekurangan Jovan ini adalah dia mudah overthinking, semua yang tak cocok dengannya pasti akan menjadi beban pikiran Jovan.

Kalau Bianca tak mau tanggung jawab, maka lebih baik Jovan melajang seumur hidupnya.

"Hiks..mamiii..huhuuu.."

Dan akibat semalam, dimana Jovan menjadi pihak bawah dalam pergumulan mereka, Jovan merasa dirinya aneh.

Dia jadi lebih melankolis, menangis terus menerus dan bersedih, dia menjadi pasrah pada apa yang akan terjadi.

Jovan yakin dia dominan, tapi setelah kejadian semalam dia jadi agak ragu.

Sebab melihat wajah Bianca dari bawah dan memimpin permainan membuat Jovan berdebar, serta malu.

"Aku kenapa sih..hiks..huhuuu.."

Biarkan Jovan menangis dulu sebelum menghadapi Bianca nantinya.

....

Senyuman Abim mengembang sempurna saat tau Jovan tak datang lagi, moodnya jadi sangat baik.

Dengan inisiatif yang tinggi, Abim membawakan kopi susu untuk Bianca pagi ini.

"Pagi Abim, kenapa senyum-senyum?"

Abim menggeleng pelan, dia meletakan kopi itu lalu tersenyum senang, rasanya begini saja sudah membuat Abim bahagia.

"Bianca, nanti malam ke apartemen ku yuk."

"Mau ngapain?"

Abim tersenyum malu, dia menunduk dalam kemudian mendongak lagi.

"Aku masak makan malam spesial buat kamu, mau ya?"

"Kalau aku gak sibuk yaaa, aku kayanya harus mantau ke Cafe dekat Rumah sakit."

"Aku ikut kan?"

"Tentu, kan kau asistenku."

Abimanyu mengangguk riang, akhirnya hanya ada dia dan Bianca, Bianca tak perlu siapa-siapa lagi selain Abimanyu.

Damn Boss [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang