👞BiJo-23👞

4.5K 655 99
                                    

Aku up lagi khusus malam minggu, ayo jebolin komen, tapi votenya jangan jimplang dong:(

200 vote dan 75 komen.

Bianca-Jovan

Alira membawa Jovan pergi ke rumah Bianca yang baru, Bianca sempat dibawa ke Amerika untuk pemulihan dan baru pulang ke Jakarta sebulan yang lalu.

Bersama Abimanyu yang juga sudah sembuh dari sakit jiwanya, Abimanyu yang merawat Bianca selama 2 minggu Bianca koma.

Dan sekarang Abimanyu sudah tinggal di Apartemen lamanya, ikut pulang ke Jakarta juga bersama Bianca.

Alira melirik Jovan yang tampak bergetar, kakinya terluka karena berlari tanpa menggunakan alas kaki, dan lihatlah keadaannya yang berantakan.

Dipelukannya ada boneka mukaku kesayangannya, Alira sempat kaget saat melihat tampilan Jovan yang sangat berbeda.

Tubuhnya kurus, rambutnya panjang dan tangannya banyak bekas luka, ada bekas sayatan juga dipergelangan dan lehernya.

"Um, Jovan. Apa kau lapar?" tanya Alira dengan hati-hati.

Jovan melirik Alira pelan, lalu mengangguk, jujur dia belum makan dari semalam karena makanan di RSJR tak enak bagi Jovan.

Terkadang juga Jovan makan cuma seminggu 3 kali saja saking gak mood buat makan.

"Kita mampir ke Cafe atau makan di mobil aja?"

Jovan menunduk, memeluk Mukaku semakin erat.

"B-bawa pada Bianca..aku mau Bianca.." lirihnya pilu.

Alira tersenyum canggung, lalu mengangguk "Iya ini sudah hampir sampai." Alira kini sadar kutukan Dameswara itu sangat kuat.

Selama hampir 1 jam, akhirnya mereka sampai di rumah minimalis di komplek mewah berwarna putih gading, halamannya begitu luas.

Ada 3 mobil terparkir di halaman sebelah kanan, sementara halaman kiri adalah taman bunga dan pohon mangga.

Setelah memarkirkan mobil, Alira membujuk Jovan untuk turun.

"Ayo Jovan, Bianca nya ada di dalam kok."

"B-bentar..aku takut.."

"Gak ada apa-apa kok, ada aku jadi kau gak bakal kenapa-napa."

Jovan berusaha percaya, karena dia tau Alira itu sangat baik, dengan perlahan Jovan turun dari mobil lalu mengikuti langkah Alira masuk ke rumah Bianca.

Pintu putih berlapis gagang emas itu terbuka.

"Bianca!" teriak Alira sampai menggema ke penjuru rumah.

Membuat Jovan terdiam membeku sesaat, apalagi setelah mendengar sahutan dari dalam.

"Apa sih?" langkah kaki yang mendekat memicu jantung Jovan untuk berpacu lebih cepat, kakinya bergetar.

Dan tepat didepannya Jovan melihat Bianca berjalan mendekati mereka, raut muka Bianca tampak kaget dan tak percaya.

Air mata sudah menumpuk dipelupuk mata Jovan, pelukan diboneka kesayangannya mengerat.

"Hiks..Bi...hiks...Jo kangen.." isak Jovan pilu.

Bianca mengerjab pelan, senyumnya terulas lebar dan penuh kebahagiaan, tanpa menunggu lama dia langsung berlari kearah Jovan lalu memeluknya erat.

Jovan tak percaya ini, akhirnya dia bisa memeluk Bianca lagi.

"Hiks..aku kangen..Bi..jangan tinggalin aku lagi..huhuuu.."

Bianca menggigit bibir bawahnya agar isakan tak terdengar, dia mempererat pelukannya dan menumpahkan kerinduannya.

"Aku juga kangen kamu Jo..kangen banget..maafin aku.."

"Bukan salah kamu..ini salah Mami..Jo benci mami..hiks.."

Bianca tak menjawab, dia mengelus kepala bagian belakang Jovan dan mencium pipinya, tak perduli keadaan Jovan yang kotor sekalipun.

Bianca miris melihat keadaan mantan suaminya ini, kenapa bisa sampai seperti ini, menyedihkan sekali.

"Jangan pergi lagi Bi..hiks.."

"Aku gak kemana-mana.."

"Mau terus sama kamu.."

"Iya sayang, aku juga."

Bianca bertekat untuk memberikan pelajaran pada Maminya Jovan, sisi gilanya mulai bangkit setelah kejadian ini.

Jovan adalah miliknya, maka sekarang tak akan ada lagi penghalang yang bisa memisahkan mereka, Bianca tak akan membiarkan hama masuk ke hubungan mereka lagi.

"Mandi yuk, sekalian rambutnya dirapihin." bujuk Bianca.

"Jo jelek ya?"

"Enggak sayang, kamu manis dan tetap imut, tetap kesayangan aku."

"Tapi Jo gila..hiks..Bi mana mungkin mau sama orang gila.."

Bianca tersenyum lucu, dia menunjukan sebuah gelang yang menjadi tanda kalau dia juga dalam keadaan gangguan mental.

"Lihat? Aku juga gila Jo, aku gila karena gak ada kamu disamping aku.." bisiknya pilu.

Bianca pulang ke Jakarta setelah sempat dirawat di RSJ yang ada di luar Negeri, selama 4 bulan, dan setelah dia sembuh barulah dia boleh pulang.

Tapi gelang dari RSJ itu tetap Bianca pakai.

Bianca hanya perlu memperbaiki mentalnya sedikit lagi, dan bersama Jovan pastinya.

"Hiks..kangen Bianca huhuuuu.."

Bianca juga, Bianca bahkan bisa menjadi lebih gila lagi untuk menyingkirkan hama dan orang-orang yang mau memisahkan mereka lagi.

Tidak untuk yang kedua kalinya.

👞Bersambung👞

Damn Boss [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang