22. Absquatulate

74.7K 7K 1.3K
                                    

"To leave without saying goodbye,"

-Absquatulate

________________________

Rintik hujan lagi-lagi menyambut langit Los Angeles saat Madelyn dan Alice duduk di sofa ruang rawat rumah sakit, menatap tubuh tak berdaya Lilly yang masih belum membuka matanya sejak pagi. Jarum infus yang tertancap di punggung tangannya, ternyata tak cukup mampu menutupi goresan luka yang diciptakan oleh Bianca tadi pagi.

Tubuh ramping yang terbalut pakaian khas pasien rumah sakit, terlihat begitu lemah tanpa pergerakkan.

"Dia masih belum sadar, aunty?" Alice membuka percakapan. Madelyn menggeleng.

"Belum Alice. Dia bahkan belum menggerakkan jarinya sejak terbaring pingsan di ranjang itu," ujar Madelyn yang masih mengingat betul bagaimana kondisi tubuh Lilly yang tergeletak bersimbah darah di pinggir kolam renang, di saat semua orang memfokuskan pandangannya kepada  Bianca dan Theodore.

Madelyn yang saat itu baru keluar untuk melihat keadaan pun, segera meminta tolong kepada Michael untuk membawa Lilly ke rumah sakit. Untungnya, Michael mau membawa Lilly ke rumah sakit tanpa penolakan sedikit pun.

"Aunty sudah mengetahui kondisinya, 'kan?" tanya Alice sambil menatap ke arah Madelyn yang terlihat begitu serius memperhatikan Lilly. Madelyn kembali mengangguk tanpa suara. Hingga...

"Eungh...." Lenguhan suara Lilly langsung menginterupsi mereka berdua. 

"Lilly?" Alice segera berdiri untuk melihat keadaan Lilly. Madelyn yang sejak tadi menunggu Lilly siuman pun juga ikut menghampiri.

"Lilly?" Alice kembali memanggil nama Lilly sambil menggenggam erat jemarinya.

Lilly yang baru tersadar setelah pingsan selama hampir tiga belas jam pun, perlahan mencoba membuka matanya. Kilau lampu rumah sakit dan siluet wajah seorang wanita tiba-tiba saja masuk ke dalam indera penglihatan Lilly, membuat pandangannya menjadi buram untuk beberapa saat.

"Lilly?" Sayup-sayup ia mendengar suara Alice yang memanggil namanya. Lilly terus berusaha keras menyesuaikan cahaya yang masuk hingga penglihatannya menjadi jelas. Dan begitu ia membuka mata dengan sempurna, hal pertama yang dilihat oleh Lilly adalah langit-langit putih rumah sakit.

Lilly terdiam sejenak. Otaknya seakan memanggil-manggil memori terkahir yang terjadi pada dirinya.

"Tidak bisakah kamu pergi saja dan meninggalkan Alford untukku? Aku sangat mencintainya, Lilly. Kumohon...."

"Aku bisa memberikanmu apa saja asal kamu mau pergi dari hidup Alford, Lilly...."

Lilly mengernyitkan dahi, merasa begitu pusing saat mengingat setiap kejadian yang masuk ke dalam memori.

"Ah... Bi-Bianca...."

"Ayolah Lilly! Jawab iya, jawab iya! Kamu harus pergi!"

"A-apa yang kamu lakukan?"

"Ayolah Lilly, kumohon! Kamu harus mau meninggalkan Alford! Aku tidak bisa hidup tanpanya Lilly!"

"Lepas!"

Burrr!

"LILLY!!!"

Bruk!

"Alford, bayinya....."

Dan saat ingatannya terhenti di saat Theodore mendorongnya dengan sangat kuat, di saat itu juga Lilly langsung teringat akan janinnya. Tanpa bisa dicegah, Lilly seketika itu menatap Alice dengan panik.

The Escapes of MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang