"Delusions of Happines,"
-Habromania
______________________________
Hilang, itu yang dirasakan oleh jiwa Theodore malam ini.
Hampa, itu yang Theodore rasakan sejak ia mengetahui bahwa Lilly telah pergi meninggalkannya tanpa sebuah salam perpisahan.
Hancur, itu yang terjadi pada hatinya saat ia mengetahui bahwa Lilly tak lagi ada di sisinya.
Wanita itu menyerah pada keadaan.
"She is gone Alford... She has gone to heal all his wounds. Let her go, dear...." Ucapan sang ibu yang terus berputar di kepalanya, semakin membuat Theo merasa bersalah.
Lilly, wanita itu akhirnya memilih pergi untuk melepaskan semua luka yang tergores terlalu dalam. Dia yang biasanya hanya akan pergi sebentar, kini benar-benar telah menghilang tanpa kurun waktu yang ditentukan.
Semesta menyembunyikannya dari 'dia' yang teramat jahat.
Semesta mengambilnya dari 'dia' yang selalu menyakiti.
"Apa kamu sangat membenciku Lilly?" tanya Theodore kepada dirinya sendiri. Namun tak lama, ia tersenyum, menyadari jika itu hanya pertanyaan bodoh yang sudah ia ketahui jawabannya.
"Hah, mustahil jika kamu tidak membenciku setelah kejadian hari ini, bukan?" bisik Theo sambil mengusap cincin pernikahan yang seharusnya melingkar di jari manis Lilly hari ini. Theodore menatap cincin berlian itu dengan tatapan yang begitu sendu.
"Harusnya, cincin ini aku berikan kepadamu kemarin saja... Saat kamu masih berada di sisiku..." Theodore berucap seolah ia sedang berhadapan dengan Lilly.
"Tapi, aku sengaja tidak melakukan itu karena aku telah membuat sebuah kejutan untukmu. Kamu tahu? Aku bahkan sudah memesan sebuah tempat romantis yang selama ini sangat kamu impi-impikan. Aku melakukan semua itu, karena aku ingin sekali melihat ekspresimu saat aku berlutut dan mengatakan 'Will you marry me?' "
Tes....
Tanpa bisa dicegah, setetes air mata kembali jatuh membasahi pipi Theodore. Theodore tak bisa lagi menyembunyikan rasa sesalnya saat mengingat betapa indah rencana pernikahan yang telah ia siapkan untuk Lilly.
"Kamu di mana Lilly?" gumam Theodore dengan suara parau yang nyaris tidak terdengar. Namun sebanyak apapun ia bertanya, semesta hanya akan menjawabnya dengan sebuah hembusan angin yang tidak berarti.
Theodore tertunduk, menangis dalam keterdiaman yang menyesakkan.
Tak ada yang bisa menggambarkan betapa menyesalnya Theodore saat ia mengetahui fakta bahwa Lilly tidak sengaja mendorong Bianca. Tak ada yang bisa menggambarkan betapa sakitnya hati Theodore saat ia menyaksikan Lilly menahan rasa sakitnya sendirian di saat darah mulai membasahi tubuhnya.
"Kau yang mendorongnya sialan! Kau yang membuatnya menjadi seperti itu! Jika ada seseorang yang ingin kau salahkan, maka salahkan saja dirimu! Kau yang membuatnya terluka! Kau yang membunuh janin nya!!!"
"DIAM!!!"
Prang!
Theodore yang tidak tahan lagi dengan semua suara yang menyalahkannya pun, melampiaskan rasa penyesalan itu pada lampu tidur yang terpajang di atas nakas.
"Aku bersalah Lilly! Aku tahu! Tapi aku tetap tidak bisa melepaskanmu!"
Prang!
Brak!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Escapes of Mistress
RomansLillyanne Nicole Brown hanya tahu bagaimana caranya menghamburkan uang ribuan dollar dalam satu hari. Wanita berusia 23 tahun itu tidak pernah memikirkan hal lain selain uang, berbelanja dan hidup mewah. Dan demi menunjang semua kebutuhan hidupnya y...