"There will be no other woman in his life, except Lilly, just Lilly forever...."
-Just Lilly
_______________________________
Seperti yang telah dijadwalkan, Theodore kini tengah duduk tenang di dalam kabin sambil mengamati gelapnya langit malam dari balik kaca jendela pesawat yang tengah mengudara menuju pulau Dewata Bali untuk menghadiri pesta pembukaan cabang hotel salah satu kerabatnya. Dalam keheningan malam, pikiran pria benetra biru itu lagi-lagi terlempar pada sosok Lilly Brown yang menghilang di telan bumi.
Ucapan Eric beberapa hari yang lalu, terus berputar di kepalanya seperti mantra ajaib yang tidak bisa dihilangkan.
"Kenapa kau tidak pernah mencarinya di kawasan Asia? Bukankah Lilly suka negara tropis?"
Sialan!
Pada awalnya, Theodore tidak ingin mempercayai ucapan sang sahabat, tetapi ketika ia menyadari bahwa Lilly memang menyukai negera tropis, Theodore mau tidak mau menjadikan ucapan itu sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pencaharian di beberapa negara tropis impian Lilly yang ia ketahui.
Ya setelah mengunjungi Paris, Lilly yang menyukai keindahan memang kerap kali mengajaknya berlibur ke negara tropis seperti Indonesia, Maldives, Philipina hingga Thailand. Katanya, keindahan alam dan destinasi wisata yang ada di sana seperti surga di dunia nyata. Theo bahkan masih mengingat jelas bagaimana ekspresi bahagia Lilly saat menunjukan gambar-gambar pantai yang indah kepadanya beberapa tahun yang lalu.
"Alford, lihat! Ini indah sekali bukan?"
"Hmm."
"Alford, apa tempat ini benar-benar nyata? Jika ini nyata, maka aku sangat ingin berlibur ke sini! Ayolah Alford kita ke sini..."
"Nanti Lillyanne, aku masih sibuk."
"Musim panas tahun depan kita ke Maldives ya? Atau kita ke Bali dan Bangkok juga tidak apa-apa! Aku sangat ingin berenang di pantai seperti ini Alford... Ayolah...."
Tanpa sadar, seulas senyum tipis terbit di wajah Theodore saat mengingat bagaimana cantiknya wajah Lilly setiap kali membujuknya untuk berlibur ke sana. Ekspresi penuh harap yang lucu dan tingkah manjanya yang menggemaskan seakan menjadi hiburan tersendiri bagi Theo yang saat itu sedang sibuk dengan pekerjaannya.
Namun sayang, belum sempat Theodore mewujudkan impian terbesar wanitanya, dia malah pergi meninggalkan. Bukan, itu bukan salah Lilly jika ia memutuskan untuk pergi. Kesalahan demi kesalahan yang terus ia ulangi membuat semuanya hancur berantakan, Theo sadar akan hal itu.
Sikapnya membuat Lilly lelah.
Hubungan yang awalnya baik-baik saja, seketika menjadi runyam saat egonya melambung ke permukaan. Pemaksaannya atas kontrak mereka, rasa kepemilikannya atas hidup sang wanita, dan sikap bajingannya atas kesalahpahaman yang membuat Lilly keguguran, mungkin itu sederet kecil kesalahannya kepada seorang Lilly Brown.
Theo memejamkan mata, berusaha menghalau penyesalan yang tidak pernah pergi di dalam hatinya. Demi Tuhan! Jika bisa mengulang waktu, Theo ingin memperbaiki semua itu!
Dia ingin mengecup kening Lilly tanpa harus membuatnya takut, dia ingin memeluk Lilly tanpa harus mengucapkan kalimat kasar, dan dia ingin membuat Lilly menyayanginya tanpa harus membuatnya terpaksa.
Demi Tuhan!
Theodore ingin melakukan itu sekarang!
Dia menginginkan wanita itu di sepanjang hidupnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Escapes of Mistress
RomanceLillyanne Nicole Brown hanya tahu bagaimana caranya menghamburkan uang ribuan dollar dalam satu hari. Wanita berusia 23 tahun itu tidak pernah memikirkan hal lain selain uang, berbelanja dan hidup mewah. Dan demi menunjang semua kebutuhan hidupnya y...