"Break free from confinement or the control,"
-ESCAPES
_________________________________
11.20 PM
White Mansion, CA
Keheningan malam masih terus bergulir saat denting jam telah menunjukkan pukul sebelas malam. Kebungkaman yang begitu sunyi, baru saja melanda ruang kamar Lilly yang temaram—membiarkan kedua orang yang masih terjaga tenggelam di dalam udara tanpa ada suara.
Lilly saat ini hanya bisa memandangi jendela yang menampilkan pemandangan taman mansion di saat malam. Kabar pernikahan Theodore, kenyataan tentang kehamilan dan aksi pelarian diri yang akan ia lakukan sebentar lagi membuat Lilly tak berminat untuk membuka suara. Test pack kehamilan yang sejak tadi ia sembunyikan di bawah bantal, juga turut membuat Lilly merasa khawatir dan semakin tak ingin berbicara.
Keadaan ini membuat Lilly merasa sangat tertekan.
Berbeda hal dengan Lilly yang bungkam karena seribu satu alasan, Theodore yang saat itu tengah berbaring di atas pangkuan Lilly karena merasa mengantuk pun, sebenarnya sangat ingin mengajak Lilly berbincang. Tapi Theodore ragu untuk memulainya. Kesunyian ini membuatnya merasa sangat jauh dengan Lilly.
Tatapan yang diberikan oleh wanita itu sesaat setelah ia memberi kabar bahwa ia akan segera menikah, entah kenapa membuat Theodore merasa bersalah. Tatapan kecewa yang ia coba sembunyikan, nyatanya tak berhasil mengelabuhi Theo.
Theo sadar bahwa mungkin akan ada sesuatu yang akan terjadi. Sesuatu yang mungkin tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Lilly?" Theodore akhirnya membuka suara—memecah keheningan malam yang telah menemani mereka selama berjam-jam. Mendengar Theo memanggil namanya, Lilly lantas menoleh, menatap pria itu dengan datar.
"Ada apa?" tanya Lilly. Namun bukannya menjawab, Theodore tiba-tiba saja memeluk tubuh mungil Lilly dengan begitu erat. Dia menyembunyikan wajahnya di antara perut rata Lilly yang hangat. Perasaan mengganjal yang kian memenuhi hatinya sejak saat ia akan terbang ke New York, kini kembali naik ke atas permukaan tanpa sebab.
"Alford?""Bisakah kamu membalas pelukanku?" tanya Theodore dengan suara yang begitu pelan. Lilly yang mendengar pertanyaan itu pun hanya bisa diam. Hatinya merasa sangat sakit setiap kali melihat sikap Theodore yang tiba-tiba seperti ini. Namun Lilly lagi-lagi mencoba menguatkan hati.
Ini yang terakhir Lilly. Ini yang terakhir!
Kalimat itu sekali lagi membuat Lilly mampu mengangkat tangan dan menepuk pelan bahu kekar Theodore yang mungkin tidak akan bisa lagi ia sentuh di kemudian hari.
"Dingin, Lilly...." bisik Theodore yang semakin mempererat pelukannya. Seulas senyum tipis hampir saja terbit di wajah Lilly saat ia melihat tingkah Theodore yang menggemaskan. Namun Lilly mengurungkan niatan itu tatkala netra cokelatnya melihat ke arah jam dinding yang hampir menunjukkan pukul setengah dua belas malam.
"Keluarlah dari mansion saat jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Begitu kamu keluar, berlarilah ke arah selatan setelah gerbang utama, aku akan menunggumu di sana. " Lilly kembali mengingat bunyi pesan singkat yang dikirimkan oleh Gabriel sebelum Theodore kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Escapes of Mistress
RomanceLillyanne Nicole Brown hanya tahu bagaimana caranya menghamburkan uang ribuan dollar dalam satu hari. Wanita berusia 23 tahun itu tidak pernah memikirkan hal lain selain uang, berbelanja dan hidup mewah. Dan demi menunjang semua kebutuhan hidupnya y...