"A strong desire to hold a personil in your arms."
-Cingulomania
____________________________________Denting jam masih terus bergerak mengitari angka saat Theodore duduk di koridor rumah sakit, menatap pintu ruang rawat Lilly yang masih tertutup rapat dengan raut dingin yang menyiratkan kekhawatiran. Ingatan tentang bagaimana saat Lilly terjatuh membuat Theodore tak bisa duduk dengan tenang. Tangisan dan luka yang membaluti tubuh wanitanya benar-benar membuat Theodore hampir gila.
Sial! Ini semua terjadi karena Gabriel!
Bajingan itu, dia pasti akan menerima akibatnya!
Ceklek!
Suara pintu ruangan yang dibuka langsung membuyarkan semua lamunan Theodore. Tatapan matanya lalu beralih kepada Alice yang baru saja keluar dari dalam ruangan. Tanpa banyak kata, Theodore pun bangkit dan mendekati Alice.
"Bagaimana keadaannya, Alice? Apa dia bakm-baik saja? Apa dia butuh perawatan khusus?"
"Tenang Alford. Dia sudah selesai aku obati. Beberapa luka mungkin akan membutuhkan perhatian khusus mengingat ada beberapa bagian tubuh Lilly yang tergores serpihan kaca dengan sangat dalam." Alice menjelaskan tentang keadaan Lilly kepada Theodore yang saat ini terlihat sangat berantakan dengan luka memar di wajahnya.
"Lalu dengan perutnya? Ada apa dengan perutnya? Kenapa dia meringis kesakitan sepanjang perjalanan tadi? Apa perutnya juga mengalami cedera yang serius akibat insiden itu?" Lagi, Theodore kembali mencecar Alice dengan banyak pertanyaan hingga membuat dokter wanita itu tersenyum pelan.
"Tidak perlu mengkhawatirkan hal itu Alford. Menurutku, itu sebuah respon yang normal saat seorang wanita yang sedang mengalami masa menstruasi di hari pertama merasakan nyeri di bagian perutnya. Apalagi, saat itu Lillyanne tiba-tiba saja terjatuh ke lantai yang dipenuhi oleh serpihan kaca. Justru akan aneh jika dia tidak meringis kesakitan," jawab Alice dengan begitu meyakinkan.
Mendengar jawaban itu, Theodore pun akhirnya dapat menghembuskan napas pelan.
"Jadi kapan dia boleh pulang?"
"Jika kau mau, dia bisa pulang sekarang. Aku akan memberikan salep dan resep obat untuk meredakan nyeri dan mengobati lukanya." Namun Theodore menggelengkan kepala, tanda jika ia tidak menyetujui saran Alice.
"Tidak. Aku tidak akan membawanya pulang sekarang, Alice. Biarkan saja dia menginap dulu di sini. Besok aku akan membawanya kembali ke White Mansion."
Penjelasan itu langsung membuat Alice memicingkan matanya dengan penasaran.
"Kau sangat mengkhawatirkannya ya?" tanya Alice, berusaha mengorek kejujuran dari seorang Theodore Alford yang dingin. Tanpa melepas pandangannya dari sang dokter, Theodore hanya mengedikkan acuh bahunya.
"Kau tahu apa jawabannya Alice," gumam Theo hingga membuat Alice terkekeh geli saat mendengarnya.
"Hahaha aku rasa kau harus menikahinya man!" cecar Alice sambil tertawa pelan.
Ah pria ini, entah kapan ia akan mengakui perasaannya kepada Lilly secara terang-terangan dan mempertahankan wanita itu di sisinya!
Mendengar perkataan Alice yang dianggap 'jokes' oleh Theodore, pria itu pun tak terlalu ambil pusing. Hingga tak lama, Alice pun menepuk pundak lebar Theodore secara singkat, memberi 'semangat' kepada pria itu untuk tetap setia menemani Lilly.
"Jangan terlalu mengekangnya jika kau ingin dia bertahan di sisimu, Alford. Biar bagaimanapun, dia juga memiliki kebebasan dan hak untuk memilih banyak hal di dalam hidupnya. Dan meski kau tidak akan pernah mengakui perasaanmu, tapi aku yakin, jika kau pun sudah mengetahui siapa wanita yang benar-benar kau cintai. Sudah saatnya untukmu menurunkan ego, Alford."
![](https://img.wattpad.com/cover/280502485-288-k390100.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Escapes of Mistress
RomansaLillyanne Nicole Brown hanya tahu bagaimana caranya menghamburkan uang ribuan dollar dalam satu hari. Wanita berusia 23 tahun itu tidak pernah memikirkan hal lain selain uang, berbelanja dan hidup mewah. Dan demi menunjang semua kebutuhan hidupnya y...