15

1.3K 138 6
                                    

Nah kan udah ketebak alurnya
So, enjoy the reading, para pacarnya Dreamies
_____________________

Seorang pemuda berpakaian jas lengkap memasang wajah dinginnya sembari melangkahkan kakinya memasuki ruangan ini. Di dalam sana sudah ada adiknya dan sang kekasih yang menunggu kedatangannya.

Jeno yang menangkap eksistensi kakak sulungnya akhirnya tersenyum tipis yang tiada satupun orang tau artinya. Hanya Gevanendra yang tau. Mark berhenti tepat di depan Jeno dan Yeji yang masih duduk namun dengan bibir yang terangkat untuk menyambutnya.

CEO GV Company itu melirik sosok pria paruh baya yang terikat pada sebuah tiang besar, pria itu menatap tajam Mark yang tengah menampilkan seringainya.

"Oh, jadi dia yang mau nyingkirin abang sama mas Ren dari GV Company?" CEO muda itu mendekati Fade yang masih setia menatapnya dengan tatapan tajam terbaiknya.

Pemuda itu berjongkok di depan Fade dan mengangkat dagu pria itu pelan.

"Prestasinya bagus, eh, sangat bagus di perusahaan. Tapi maaf, anda tidak pantas menggantikan saya, pak Fadean!" Mark melepaskan tangannya dari dagu Fade dan berbalik kembali menghadap adiknya yang hanya menyimak sambil menghisap sebatang rokok.

Kaki jenjangnya melangkah mendekati sang adik dan menepuk bahu lebar adiknya pelan. "Jangan keseringan ngerokok, kak. Pikirin juga kesehatan kamu!"

Mendengar teguran kakaknya, Jeno langsung menjatuhkan rokoknya ke lantai dan menginjaknya, lalu menatap kakaknya dengan cengengesan.

"Hehe, baru dua batang kok, bang!"

"Marahin kak! Marahin aja! Udah capek Yeji ngasih tau dia tuh. Bebel banget jadi orang ga mau di kasih tau!" Yeji, gadis itu menyahut dengan wajah kesal membuat Mark terkekeh dan mengelus rambut silver milik kekasih adiknya itu. Ia sudah menganggap gadis kucing itu seperti adiknya sendiri. Memang nyatanya Yeji adalah adiknya kan? Secara gadis itu adalah kekasih dari adik kandungnya.

Mark kembali menatap Jeno yang hanya diam tapi menampilkan cengiran khas nya. "Siapa yang bantuin kamu buat mecahin masalah ini?"

"Andra, leader Z'Fire, sama Nana." Ucapnya singkat.

Netra boba anak sulung itu membulat terkejut. "Bukannya Z'Fire musuh kamu?"

"Kita udah berdamai bang, persahabatan juga mulai kita bangun. Lama-lama enek juga tawuran sama geng yang sama kuatnya."

Mark mengusap wajah adiknya dengan kasar lalu menampilkan senyum remeh nya. "Udah berapa kali abang bilang. Lebih baik kalian temenan daripada tawuran ga jelas. Toh tiap kali tawuran hasilnya selalu seri kan?"

Jeno mengangguk.

"Sampein salam dan terimakasih Abang buat dia dan Z'Fire. Ajak juga Andra ke rumah kita biar makin deket."

"Siap laksanakan komandan!" Jeno mengubah posisinya menjadi tegak dan mengangkat tangan kanannya layaknya seorang pasukan. Hal itu cukup mampu membuat Mark terkikik.

Jleb!

Tanpa aba-aba, CEO muda itu melempar sebuah belati ke belakang tanpa mengubah posisinya. Dan gotcha! Belati itu menancap tepat di dada kanan Fade membuat pria itu mengerang kesakitan.

Mark berbalik dan ekspresi wajahnya berubah seratus delapan puluh derajat. Yang tadinya cekikikan menjadi diam dan datar. Jujur saja gerakan tiba-tiba dari kakak sulungnya itu membuat Jeno maupun Yeji terkejut dan takut. Baru kali ini mereka melihat Mark se kejam itu.

Pemuda singa itu kembali mendekati Fade yang masih meringis dengan dada yang bercucuran darah. Kemudian melempar sebuah belati dan pistol ke hadapan pria itu.

"Pilih, mau bertemu malaikat Izrail dulu atau langsung bertemu malaikat Munkar Nakir?" Tanpa nada pemuda itu bersuara. Fade mendongakkan kepala menatap Mark dengan tatapan memohon. Entah memohon untuk di maafkan atau memohon agar CEO nya itu cepat-cepat mengakhiri rasa sakitnya.

"K-kamu iblis, Mahen-dra!" Pria itu berucap dengan bibir yang bergetar.

Mark jelas tertawa keras mendengar ucapan Fade. Lebih tepatnya tertawa meremehkan. "Saya anggap itu pujian, pak Fadean. Saya mengakui saya iblis, untuk orang-orang seperti anda."

"Langsung saja ya? Saya harus kembali ke rumah sakit untuk menjaga adik saya yang mendekam di sana karena ulah anda."

Mark menodongkan pistol berwarna abu-abu mengkilat tepat ke dada kiri Fade. "So, say goodbye to the world, Fadean Alister!"

Dor!

Mark meniup ujung pistolnya yang sedikit mengepulkan asap karena peluru yang keluar dari sana, netra menatap datar pria yang sudah tewas itu, kemudian bibirnya bergerak mengucapkan sebuah kata tanpa suara.

"Innalilahi."

Tangan kekar pemuda itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah benda pipih. Dengan lincah jemarinya bergerak menghubungi seseorang lalu menempelkan ponselnya ke telinga.

"Halo, Njun lu dateng ke markas Dreamies sekarang, urus pemakaman sampah yang baru aja gue eksekusi dengan layak. Cabut semua fasilitas yang dia kasih ke keluarganya, abis itu biayain kehidupan mereka sampe anaknya lulus kuliah."

"Fadean Alister kan maksud lu? Tiga puluh menit lagi gue sampe."

Mark terkekeh kecil dengan sahutan Yeonjun di seberang. Sahabatnya itu memang sangat peka dan jeli. "Ga salah gue milih orang kepercayaan. Thanks Njun!"

"Halah kek sama sapa bae lu! Dah gue mo berangkat. Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam."

Yeonjun memutus hubungan teleponnya terlebih dahulu, lalu Mark berbalik dan melihat Jeno yang sedang bermanja pada kekasihnya. Demi apapun Mark tidak iri. Beneran tidak iri kok. Hanya sedikit muak. Masalahnya Jeno itu membangun image dingin dan datar di publik, tapi dia malah lebih childish dari bungsu saat bersama orang terdekatnya.

"Abang mau balik ke rumah, terus ke kantor. Bilangin ke mas Ren, Abang ga bisa jagain Echan hari ini, soalnya ada meeting dan abang harus lembur sampai jam sepuluh malem nanti."

Jeno dan Yeji yang tadinya saling bersandar, kini berdiri menatap kakaknya yang pamit. "Iya nanti Jeno bilangin ke mas Ren. Lagian hari ini Jeno juga mau ke rumah sakit sama Yeji."

Mark mengangguk, kemudian menerima uluran tangan dari adiknya dan membiarkan Jeno serta Yeji mencium tangannya.

Sebelum melangkahkan kakinya, pemuda Agustus itu mendekati Yeji dan mengelus pundak sempit gadis itu. "Hati-hati sama Jeno, dek! Dia galak suka gigit."

"ABAAAAAAAAANG!"

   Choi Yeonjun as Yeohan Arjuna CaktiSekretaris, orang kepercayaan, sekaligus sahabat kakak sulungnya Gevanendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi Yeonjun as Yeohan Arjuna Cakti
Sekretaris, orang kepercayaan, sekaligus sahabat kakak sulungnya Gevanendra


Iya tau kok kaga jelas lagi
Tapi otak Lia udah bener-bener buntu, gatau harus ngelanjutin yang kayak gimana

Vote follow jangan lupa, ntar di tembak loh sama bapak CEO Mahendra yang terhormat

THE GEVANENDRA'S | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang