08. Flashback End

1.2K 129 3
                                    

Sebelum membaca, biasakan vote dan follow dulu, Lia yakin kalian tahu cara menghargai siapapun, termasuk penulis
Enjoy your flight
Vlissss baca sample bawah
________________°•°________________

     Raungan tangis terdengar pilu di tempat indah namun menyeramkan ini. Tempat dimana kita harus merelakan seseorang untuk pergi selamanya, menuju sisi Sang Maha Kuasa.

     Mark, anak sulung dari tujuh bersaudara itu lah yang menangis hebat. Lututnya bersimpuh di tanah, menghadap ke dua gundukan tanah yang mulai mengering, namun bunga-bunga di atasnya masih segar karena baru saja di ganti.

     Enam adiknya yang lain berdiri di belakangnya seraya menahan tangis. Tak ingin membuat suasana duka menjadi semakin pilu. Namun mereka juga masih remaja labil yang tidak bisa dengan benar mengontrol emosi. Keenam anak itu juga ikut meraung walaupun tak duduk bersimpuh seperti si sulung.

     Menyadari hari semakin petang, Renjun mendekatkan dirinya pada kakak satu-satunya yang ia miliki, sekaligus orang tua penggantinya, untuk mengajak Mark kembali pulang.

     "Bang, pulang yuk. Ayah sama bunda pasti udah nyenyak tidurnya. Abang kan baru sembuh, daripada nanti balik ke rumah sakit lagi, mending sekarang kita pulang." Ajak pria mungil itu dengan nada lembut yang mampu membuat Mark yang masih terisak hebat menoleh.

     "Bunda sama ayah kedinginan mas, Abang mau peluk mereka!"

     "Bunda sama ayah udah hangat bang, mereka ada di surga-Nya Allah. Tugas kita dari sini cuma ngedoain mereka biar mereka terus senyum. Kita pulang ya, Abang kan belum sholat ashar!"

     Mendengar kewajiban yang belum ia laksanakan, dengan berat hati pemuda macan itu mencium nisan putih sang ibu, lalu mengelus lembut nisan sang ayah yang di tutupi kain putih (kafan) sebagai tanda perpisahan.

     Pemuda dengan enam adik itu bangun, dan langsung di sambut rangkulan di bahu lebarnya oleh Renjun. Adiknya itu tersenyum untuk sekedar menenangkan Mark yang masih tidak rela. Lagipula siapa yang rela di tinggalkan oleh orang tua selama-lamanya, tidak ada kan?

     Mereka beriringan meninggalkan area makam menuju parkiran dimana mobil mereka berada, walaupun langkah kaki terasa sangat berat, membuat perjalanan semakin lama.

     Dua bulan. Mark menghabiskan dua bulan yang lalu untuk menyelami mimpi, dan baru saja bangun tiga hari yang lalu. Kata pertama yang ia ucapkan adalah "Ayah dan bunda", berharap dua sosok itu lah yang ia lihat pertamakali setelah membuka mata.

     Triplets dan Renjun bangun lebih dulu tiga hari setelah kecelakaan maut itu terjadi, sedangkan duo bungsu masih betah menutup mata hingga seminggu berlalu. Keenam saudara itu langsung menanyakan sesuatu tentang kedua orang tuanya pada sang paman yang kebetulan sedang berjaga. Tanpa basa-basi Yoongi selaku paman dari tujuh Gevanendra, mengajak enam pemuda itu tiga hari setelah mereka keluar dari rumah sakit untuk pemulihan menuju makam Cahyo dan Wendy.

     Barulah setelah dua bulan berlalu, Mark bangun dari tidur panjangnya, dalam artian lebih dalam yaitu koma. Dalam tiga hari itu pun Renjun dan adik-adiknya berusaha keras untuk mengalihkan pikiran Mark dari kedua orangtuanya yang tidak pernah mengunjunginya.

     Sulung itu sempat berpikir apakah ayah dan bundanya sudah kembali ke Bandung atau alasan pekerjaan sehingga tidak bisa menemaninya selama mendekam di ruangan putih beraroma obat itu.

    Namun ucapan dari adik pertamanya membuat bocah SMA itu meraung-raung memanggil nama ayah dan ibunya. Tak terima dengan semua kenyataan yang menamparnya dengan telak. Dan menurutnya, kehilangan ayah ibunya adalah hadiah ulang tahun terburuk sepanjang masa yang pernah ia dapatkan.

THE GEVANENDRA'S | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang