07. Flashback [4]

1K 115 0
                                    

Sebelum membaca, biasakan vote dan follow dulu, saya yakin kalian tahu cara menghargai siapapun, termasuk penulis
Masih part flashback, so
Enjoy your flight
________________°•°________________


Dua hari berlalu, ketujuh pemuda ini sedang berada di ruang tunggu bandara Abdurrahman Saleh, menunggu dua orang yang kehadirannya sangat mereka nantikan untuk liburan kali ini.

Iya, seperti yang sudah di janjikan Cahyo dan Wendy, pasangan itu akan menyusul anak-anaknya ke tempat tinggal sang ibu di kota apel ini. Dan sekarang ketujuh anaknya sedang berada di tempat untuk menjemput mereka.

Menghabiskan waktu selama tiga puluh menit untuk Mark mengendarai mobil Alphard milik om nya, mereka tiba di bandara dengan selamat.

Ketujuh pemuda itu duduk di kursi yang disediakan oleh pihak bandara untuk menunggu kedatangan orang tua nya. Mereka tampak sangat antusias meskipun panas matahari kali ini cukup menyengat kulit.

"Bang, kapan sih pesawatnya landing? Lama amat, ga profesional nih pilot nya!" Haechan mencibir dengan wajah yang tampak menyebalkan bagi para saudaranya.

"Sabar elah Chan, tuh liat udah di landing di parkiran tuh pesawatnya!" Jaemin menjawab dengan telunjuk yang mengarah pada pesawat besar bernama Garuda Indonesia 201 yang baru saja berhenti di gate 7 bandara ini. Sedangkan saudaranya yang lain hanya diam sembari melihat bagaimana para penumpang pesawat itu mulai turun dari awak dan menuju bagasi untuk mengambil barang bawaan mereka.

Netra tajam ketujuh pemuda ini menyipit untuk mencari-cari sosok yang sudah mereka tunggu-tunggu. Tak lama retina mata si sulung melebar kala menemukan sosok yang mereka tunggu itu.

Cahyo dan Wendy berjalan perlahan sembari melambaikan tangan dan menyeret koper, berharap ketujuh putranya dapat menemukan keberadaan mereka.

"BOYS!"

"BUNDA, AYAH!" Teriak Jisung tanpa mempedulikan tatapan aneh dan memuja dari para pengunjung bandara, terlebih para wanita dan gadis yang tak henti-hentinya memekik gemas melihat keuwuan yang di pancarkan duo bungsunya Gevanendra itu.

Jisung dan Chenle berlari mendekati kedua orang tuanya sambil merentangkan kedua tangannya. Setelah sampai di hadapan Cahyo dan Wendy, keduanya langsung memeluk sang ibu dengan erat. Terlampau rindu walaupun hanya tiga hari berpisah.

Sedangkan duo sulung dan kembar tiga satu-persatu memeluk Cahyo yang berdiri di belakang istrinya sejak tadi.

Wendy mengusak rambut Chenle dan Jisung pelan di balas dengan senyuman gemas oleh dua bocah SD itu. "Ganteng-ganteng nya bunda gak nakal kan?"

Chenle menggeleng pelan dengan senyum yang masih menghiasi wajah tampannya. "Nggak dong, kan Lele pinter!"

"Icung juga!" Sergah si bungsu tak terima.

"Udah-udah jangan bertengkar, anak-anak bunda semuanya pinter!" Wendy mencium pipi putra bungsunya dan mengelus rahang bawah Chenle yang mulai terlihat tegas.

"Gantian dong, abang Na kan juga mau peluk bunda!"

Mendengar ucapan sang kakak, Jisung langsung mengeratkan pelukannya. Seolah tak mengizinkan siapapun mengambil sang bunda darinya. Wendy semakin gemas dengan tingkah putranya lalu tangan kirinya memeluk pinggang ramping si bungsu, sedangkan tangan kanannya ia rentangkan agar anak-anaknya yang lain bisa memeluknya juga.

Tanpa ba-bi-bu lagi Jaemin dan Haechan segera masuk dalam pelukan hangat sang ibu yang sudah sangat ia rindukan.

Jaemin mengeratkan pelukannya pada Wendy sembari menduselkan wajahnya di dada sang ibu. "Bunda, Nana kangen!"

THE GEVANENDRA'S | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang