24

1.2K 128 8
                                    

Lia kembali bersama tujuh bagong kesayangan kalian lagi...
Nih Lia usahain nulis di tengah-tengah kesibukan praktek lapangan
Dosen nya ngeselin banget sumpah
Enjoy, jangan lupa vote follow and comment
___________________________

Suara perkelahian terdengar keras di lapangan ini. Bukan lapangan, hanya tanah kosong di dekat bangunan tua yang sudah bertahun-tahun di tinggalkan oleh pemiliknya.

Terdengar ribut, teriakan amarah dan kesakitan di mana-mana. Suara peraduan senjata tajam terdengar miris dan memekakkan telinga.

Perang belum berhenti bahkan ketika waktu sudah menunjukkan tengah malam seakan tenaga mereka tak kan pernah habis.

Salah satu pemimpin perang itu yakni Jaemin mengusap hidung nya yang mengeluarkan darah karena hantaman keras tongkat baseball di wajahnya. Beruntung pondasi wajah Jaemin kuat, jadi hidungnya tak mancung ke dalam.

Mata rusa pemuda itu melirik sang pelaku yang membuat hidungnya nyeri lalu menyerang lawannya membabi buta hingga sang lawan benar-benar di ambang kematian.

Melihat lawannya sudah kehilangan kesadaran, Jaemin hanya menatap datar pada tubuh koyak itu lalu meludah tepat di wajah nya.

"Cih, nyusahin. Awas aja kalo muka ganteng gue lecet, gue mampusin muka lu sekalian!" Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Jaemin menendang lengan pria itu keras hingga tubuh pria itu ikut terguling.

Di sisi lain, Haechan yang juga sedang bertarung mulai kewalahan. Bayangkan saja satu Haechan lawan sepuluh pria dewasa bertubuh besar seperti atlet sumo.

Sebenarnya jumlah maupun perbedaan ukuran tubuh bukan menjadi masalah bagi Haechan. Namun sejak turun dari motornya tadi Haechan langsung mendapat serangan dari penjaga bangunan itu dan membuatnya kehabisan energi. Alhasil pemuda beruang itu sedikit kelelahan sekarang.

Duagh!

Haechan tersungkur dengan tengkuk yang berdarah karena pukulan keras dari salah satu pria itu mengenai leher belakang nya. Belum sempat ia berdiri lagi tubuhnya sudah di tendang kembali oleh pria itu membuatnya semakin masuk ke dalam tanah yang agak becek. Tenaga nya benar-benar terkuras. Kali ini ia membutuhkan bantuan.

Jaemin sadar akan hal itu. Ia melirik pada sang kembaran yang tetap mempertahankan diri tengkurap di atas tanah walaupun punggungnya di injak-injak keras oleh sepuluh pria berbadan besar itu. Namun Jaemin juga tak bisa berbuat apa-apa. Sedari tadi pun Jaemin tak berhenti bergerak menghadapi pria-pria tak di kenal itu. Bahkan mungkin jumlah nya lebih banyak dari pasukan yang ia bawa.

"HAECHAN!"

Dada Jaemin ikut sakit. Seolah ia ikut di pukul seperti kembaran nya di sana. Namun ia masih harus fokus menyelesaikan beberapa pria yang terus menyerang nya ini.

Sampai di satu waktu Jaemin melihat salah satu pria yang sedang berusaha menghabisi kembaran nya tersungkur dan kepalanya membentur batu. Jaemin melihat pelakunya dan tersenyum tipis. Kapten nya telah tiba.

"JENO! BAWA ECHAN PERGI DARI SINI! JIE ADA DI DALAM BANGUNAN ITU!" Teriak Jaemin dengan lantang membuat Jeno menengok ke arah salah satu kembaran nya.

Tanpa ba bi bu lagi Jeno menghabisi sembilan pria yang tersisa dengan seluruh kekuatan nya. Segala sumpah serapah dan kata-kata yang tak pantas terdengar keluar dari bibir indah nan manis seorang Jeanovan.

"Mati lo anjing! Lo udah bikin kembaran dan adik gue sekarat! Lo udah bikin abang gue sakit! Lo ga pantes di dunia ini bajingan!"

Setelah memberikan bogeman terakhir nya ia segera menggendong Haechan yang sudah tak sadarkan diri dan membawa nya ke dalam bangunan itu. Dengan koneksi nya yang super luas dan cepat serta otaknya yang cerdas Jeno dengan mudah menemukan sebuah ruangan di sudut bangunan dimana adik bungsunya di sekap.

THE GEVANENDRA'S | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang