19

1.2K 118 19
                                    

Halo epribadi
Siap di buat patah hati sama part ini?
Kemaren udah pak CEO, terus si adek
Nah sekarang giliran mas Ren yang paling kiyut sejagad raya
ENJOY!
_____________________

"Om? Kapan sampe sini? Kok ga nelpon Mahen aja biar di jemput?"

Pagi ini rumah Gevanendra kedatangan tamu yakni pamannya yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Ntah apa alasan yang membawa pria dua anak itu hingga mendatangi rumah keponakannya.

"Ndak apa-apa, nak. Lagian om mau nyampein wasiat orang tua kalian dulu sebelum meninggal, sekalian berkunjung. Kangen sama kalian bertujuh."

Mark, triplets, dan Renjun yang ada di tempat terkejut dengan ucapan pamannya. Kemudian anak sulung itu mempersilahkan sang paman masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

Tak lama Naya datang dengan membawa sebuah nampan berisi tiga cangkir teh hangat. Ya ini masih cukup pagi untuk menikmati teh hangat walaupun suhu mulai meninggi di bandingkan meminum es atau sesuatu yang dingin.

"Ini pacar kamu Mark? Jago juga kamu nyari mantu buat om." Ucap Yoongi setelah meneliti Naya dari atas sampai bawah. Mark terkekeh kecil dengan ucapan pamannya itu, lalu meneguk sedikit teh yang di suguhkan sang pacar tadi.

"Hehehe, iya dong om. Cantik kan?"

Yoongi mengangguk sekilas. "Cantik. Sini nak, duduk aja ikut ngobrol."

Naya mengangguk kaku dengan senyuman canggung. Jujur Naya belum tau siapa itu Yoongi, dan apa hubungannya dengan Gevanendra. Gadis itu mendudukkan dirinya di samping Renjun yang sibuk memakan kukis buatannya dengan khidmat.

"Dia om nya kita teh, kakaknya almarhum ayah yang tinggal di Malang." Bisik Renjun kala melihat gelagat sang kakak ipar yang terlihat asing dengan keberadaan Yoongi.

Beruntung sekali Naya memiliki adik ipar yang peka seperti Renjun. Mengetahui status Yoongi di keluarga tujuh bersaudara itu, nampaknya Naya harus lebih menjaga sikap.

Jangan tanya kembar kemana. Tiga pemuda itu sudah berteriak-teriak sendiri mendalami peran dalam game online yang mereka mainkan, dengan posisi tengkurap di atas karpet.

"Jadi, apa wasiat dari almarhum ayah yang di titipin ke om?" Si sulung memulai pembicaraan langsung ke topiknya. Dia memang tidak suka terlalu banyak basa-basi.

Yoongi meneguk sedikit teh yang di suguhkan Naya tadi, lalu meletakkannya kembali di atas tatakan keramik yang nampak cantik dengan motif bunga sakura. Pria itu memandangi lantai dengan tatapan kosong.

"Gini Mark. Dulu ayah kamu pernah mengalami masa sulit, perusahaannya hampir jatuh dan sudah di ujung tanduk. Terpaksa ayah kamu mencari pinjaman untuk kembali membangkitkan perusahaannya."

Tiga orang di sana tampak menyimak dengan baik, namun tak memungkiri juga perasaan mereka tak karuan, seperti harus di hadapkan dengan hal yang berat setelah ini.

"Setelah hampir dua bulan mencari pinjaman untuk perusahaan nya, akhirnya ayah kamu dapet investor dari perusahaan besar Kanada yang mau membantu menyuntikkan dana untuk perusahaan ayah mu, tapi CEO nya memberikan syarat."

Mark diam menyimak dengan wajah tenang, seakan tak ada yang akan terjadi, namun tak menampik dalam hatinya takut dan was-was tentang syarat yang di maksud.

"Syaratnya apa om?" Renjun yang terlalu penasaran akhirnya buka suara, karena pamannya itu diam terlalu lama, sedangkan kakaknya malah bungkam sembari menunggu kelanjutannya.

THE GEVANENDRA'S | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang