Faldhita #09

939 120 9
                                    

Fal berjalan tertunduk menyusuri koridor sekolah. Tak ada sedikit pun keberaniannya untuk mengangkat wajah walau sedetik. Tapi dapat dirasakannya tatapan tajam, yang kini selalu tertuju padanya.

Langkah Fal terhenti. Ada rasa ragu saat akan memasuki ruangan yang biasa dijadikan tempat singgah para siswi. Fal menghela napas dan beranjak masuk. Berusaha tak menghiraukan tatapan tajam beberapa siswa di dalam toilet.

"Masih berani dia sekolah. Enggak tahu malu," celetuk salah seorang siswi tanpa berusaha mengecilkan volume suaranya. Tersenyum sinis dengan pandangan setengah jijik, yang menatap lekat ke arah Fal.

Fal menghela napas. Gadis itu mengusap lengan kirinya dan terus melangkah ke arah deretan bilik toilet. Fal sengaja memilih bilik paling ujung agar tak terlalu mendengar celetukan tajam mereka.

Fal membungkuk di hadapan toilet. Rasa mualnya sudah tak tertahankan lagi.

Hueekkk ....

Fal sebisanya memuntahkan isi perutnya ke toilet. Rasa mual begitu menyiksa.

"Eh, siapa tuh yang muntah-muntah?"

Kembali terdengar celetukan, dengan nada suara yang sangat jelas sengaja ditinggikan.

"Ibu hamil komplek sebelah kali. Kasihan, ya. Bapak bayinya pasti enggak mau tanggung jawab."

Telinga Fal panas. Begitu juga dengan kedua matanya. Pandangannya buram oleh pecahan air mata. Gadis itu menangis dalam diam disela rasa mualnya.

...

Tubuh Fal bergetar. Amarah seketika menyelimutinya. Kejadian di masa lalu kembali menyapa.

"Argh ...."

Fal akhirnya berteriak. Berusaha membuang semua ingatannya. Semua tentang masa gelapnya. Kedua telapak tangannya terkepal erat. Fal memejamkan mata dengan rapat.

"Kamu kenapa, Fal?" tanya Maria seraya menepuk bahu Fal dengan pelan seolah tak ingin mengagetkan gadis itu. "Fal enggak kesurupan, kan? Tolong banget, kalau Fal memang mau kesurupan, jangan sekarang, ya. Aku enggak ngerti cara ngobatinnya."

Mulut Fal seketika ternganga. Kedua matanya seketika terbuka. Fal menoleh perlahan ke arah Maria. Menatap tak percaya. "Kenapa sih ada manusia sejenis kamu, Mar? Bisa-bisanya ngira saya kesurupan. Apa saya ada tampang orang yang gampang kesurupan?"

Maria memamerkan cengiran. "Yaaahhh gimana, ya ...," ujar Maria seraya menggaruk-garuk tengkuknya. "Fal tiba-tiba teriak. Padahal kita kan, lagi belajar bukan nonton film horor, yang ada di otak aku, kalau orang tiba-tiba teriak itu berarti dia kesurupan," lanjut Maria dengan polos.

Fal berdecak kesal. Gadis berkemeja cokelat tua itu meraih kembali bukunya. Diam. Tak menanggapi ucapan Maria.

Maria masih menatap Fal. "Fal kenapa sih sebenarnya? Ini bukan sekali loh, Fal melamun terus tiba-tiba teriak. Kalau Fal lagi punya masalah, boleh loh cerita sama aku. Kita kan, sekarang berteman."

Fal melempar pensilnya. Berbalik dan menatap Maria. "Seberapa yakin kamu dengan dirimu sendiri, kalau kamu itu bisa saya percaya? Apa kamu yakin benar-benar mau mendengar cerita saya? Atau kamu hanya merasa terganggu dengan kelakuan saya, yang di mata kamu, seperti orang kesurupan?" Tatapan itu tajam dan dingin. Seolah ingin membekukan dan menelan Maria.

Maria meneguk ludah. Tatapan Fal begitu dingin, bahkan lebih dingin dari saat pertama Fal menatapnya. Maria menghela napas. "Kalau Fal belum bisa percaya sama aku, ya sudah. Fal enggak perlu cerita apa-apa. Aku sendiri bingung, harus menilai diriku sendiri seperti apa. Apa aku benar-benar bisa dipercaya atau tidak, karena mau aku jelaskan seperti apapun, kalau Fal enggan menaruh kepercayaan kepadaku, hasilnya akan sama," ujar Maria dengan nada tenang. Gadis itu tersenyum lalu kembali mengerjakan tugasnya.

Faldhita (GxG Story) - RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang