44. keguguran

912 29 0
                                    

Mohon maaf baru bisa update, karena beberapa hari terakhir keadaan lagi sakit jadi harus istirahat total, mohon mengerti 🙏🙏

Follow dahulu sebelum membaca

Beri dukungan untuk penulis dengan vote dan komentar di cerita ini, agar lebih bersemangat untuk menulis cerita ini,

Kalian juga bisa memberi ide atau pendapat kalian untuk cerita ini di dalam komentar

Dee mengerjapkan matanya,hal pertama yang ia lihat setelah membuka matanya dari tidurnya adalah wajah damai suaminya yang masih tertidur pulas dengan dengkuran nafas yang teratur.

Dee beranjak dengan hati-hati dan tak ingin menganggu tidur suaminya karena ia ingin segera memasak sarapan pagi, tiba-tiba pinggangnya ada yang menariknya membuat tubuhnya linglung dan akhirnya terjatuh tak berdaya menindih tubuh suaminya, saat bergerak Dee tak sengaja menyentuh benda panjang dan keras membuat Dee menoleh dengan senyuman khawatir.

"Aaaaku mau peergi memaaasaaak duulu ya" ucapnya dengan nada terbata

Bukanya melepaskan pelukannya, jaya malah menancapkan miliknya ke sarangnya membuat Dee memekik terkejut, astaga ia yakin hari ini akan di kurung suaminya seharian di kamar.

Sarapan yang seharusnya di lakukan jam 6 pagi dan dilakukan jam 11 siang, terpaksa Dee memesan makanan delivery, ia mager untuk memasak karena selangkangannya nyeri dan kakinya sakit saat berjalan akibat ulah suaminya yang sekarang duduk di bawahnya dengan sanbersalah kepadanya.

"Maafin aku ya, aku anter ke dokter ya biar di beri obat anti nyeri" jelasnya membuat Dee meradang, bagaimana tidak kalau periksa ke dokter otomatis dirinya sendiri yang malu karena dokter mengetahui yang baru saja ia alami kenapa dia tak bisa berjalan.

"Jangan aneh-aneh, ini semua gara-gara kamu, " tekannya membuat jaya semakin di buat dengan rasa bersalahnya

"Sayang ?" Panggil jaya tetapi Dee tak menghiraukan panggilan suaminya

"Sayang,? Jangan marah donk, maafin suami bandelmu ini" cicitnya sedih, membuat Dee menatap iba suaminya, tetapi ia harus memberi pelajaran biar dia tak semaunya sendiri.

Karena istrinya sedang marah kepadanya, membuat jaya berdiri dan berlalu pergi ke luar untuk mencari angin segar.

Dee menatap sedih kepergiaan suaminya, sebenarnya ia ingin sekali suaminya menemaninya di kamar, tetapi rasa kecewa dan marahnya begitu besar terhadapnya sehingga ia tak mampu mencegah suaminya agar tak pergi meninggalkannya di kamar.

Tiba-tiba ia merasa ingin buang air kecil, ingin sekali memanggil suaminya, tetapi ia masih begitu enggan untuk berbicara dengannya, membuat mau tak mau Dee beranjak pergi ke kamar mandi dengan langkah tertatih menahan nyeri di selangkangannya.

Setelah selesai buang air kecil Dee beranjak berdiri lalu melangkah dengan pelan, tak di sangka kaki Dee tak bisa menopang seluruh tubuhnya hingga membuatnya terpeleset dan terjatuh, perutnya terbentur lantai membuatnya mengerang kesakitan

"Aaaaaaachhhhh" teriaknya kesakitan  saat melihat darah segar mengalir deras di pangkal pahanya membuatnya semakin ketakutan.

Jaya langsung berlari menuju kamar istrinya saat ia mendengar teriakan kesakitan, saat membuka pintunya istrinya tak ada di kamarnya, ia beralih berlari membuka kamar mandi yang tertutup, betapa terkejutnya saat melihat istrinya jatuh terduduk dengan tubuhnya bersimbah darah, membuatnya ia begitu panik

"Astaga, sayang apa yang terjadi kenapa kamu bisa seperti ini" ucapnya dengan panik membuatnya langsung membopong istrinya untuk berlari ke dalam mobil.

Jaya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia sangat khawatir dengan keadaan istrinya yang merintih kesakitan.

"Kamu sabar ya, sebentar lagi akan sampai" jelasnya dengan panik

Mobil sudah memasuki area parkiran, jaya berteriak kepada perawat untuk segera menangani istrinya.

Perawat datang dengan membawa ranjang khusus rumah sakit yang di dorong, jaya langsung membaringkan tubuh tak berdaya istrinya yang menangis menatapnya.

"Sayang, kamu harus kuat, aku yakin kamu dan calon anak kita baik-baik saja" ucapnya dengan tegar sambil menahan air mata agar tak keluar

Istrinya masuk ke ruangan UGD, jaya ingin mengikuti masuk untuk melihat keadaan istrinya tetapi perawat wanita melarangnya

"Maaf , tidak boleh masuk, harap tunggu di luar saja" ucapnya berlalu pergi hingga pintu tertutup rapat.

"Semoga kalian berdua baik-baik saja" ucap jaya dalam hati untuk menenangkan pikirannya sendiri meskipun sedang kacau

Tak lama kemudian dokter keluar dengan wajah panik.

"Dimana keluarga pasien" ucap dokter dengan cepat

"Saya suaminya dok, gimana dengan keadaan istri dan janin saya dok" ucapnya dengan nada khawatir saat melihat eskpresi dokter yang menakutkan

Dokter menghela nafasnya kasar.

"Maaf pak, janin yang ada di kandungan tak bisa kami selamatkan, mau tak mau kami harus melakukan tindakan operasi untuk mengangkat janin di dalam kandungan istri bapak secepat mungkin untuk menyelamatkan nyawa istri anda" jelasnya membuat jaya seperti di sambar petir di siang hari, jaya terdiam lalu menatap dokter

"Kira-kira berapa biaya yang harus di keluarkan dok" tanyanya menatap dokter yang tersenyum kepadanya

" Biayanya sekitar 15 JT, atau lebih tepatnya bisa di tanyakan di kasir" jawab dokter membuat jaya melongo menatap tak percaya dari mana ia mendapatkan uang sebanyak itu, gajinya saja sebulan tak sebanyak itu, kalaupun sampai di nominal itupun ia harus mengumpulkannya selama 4 bulan belum lagi biaya kuliah dan kebutuhannya setiap hari. Apa yang harus ku lakukan untuk mendapatkan uang itu secepatnya batin jaya nelangsa, ia lalu menatap dokter di depannya yang tampak bingung terhadapnya, dan ia harus berusaha agar secepatnya mendapatkan uang tersebut.

"Lakukan yang terbaik buat istri saya dok" ucapnya lalu dokter pergi masuk ke dalam ruangan tersebut

Jaya tak menyangka anak yang begitu dinantikanya kini sudah tiada dan tak bisa di selamatkan lagi di kandungan istrinya, tetapi ia harus ikhlas dan tetap tegar demi keadaan istrinya dan harus merelakan kepergian calon anaknya.

Anton datang bersama keluarganya dengan keadaan khawatir, terlihat papa mertua menatapnya tajam ke arahnya membuat nyali jaya menciut saat ia ingin menyapanya, Anton memecahkan suasana

"Jay, gimana keadaan Dee sekarang" ucapnya dengan santai namun ada perasaan khawatir di wajahnya

Jaya menatap Anton dengan sikap santai meskipun hatinya saat ini sedang kalut

"Dee keguguran dan sekarang dia lagi di ruang operasi" ucapnya bergetar, Anton terkejut lalu menatap ruang operasi, Dee baru saja di pindahkan ke ruang operasi setelah jaya mengizinkannya.

"Kenapa dia bisa keguguran, apa yang sebenarnya terjadi" tanya Anton menatap jaya yang sedang menahan air matanya agar tak keluar

"Dia terjatuh di kamar mandi,..-" jaya belum selesai mengucapkan katanya tiba-tiba Hartono melayangkan pukulannya membuat darah segar di sudut bibir jaya mengalir

"Kamu sudah membuat anakku menderita, dan membuat anakku sekarang terbaring lemah tak berdaya di ruang operasi" makinya membuat jaya terdiam

" Pah, ini rumah sakit, dan kamu jaya mending kamu pergi keluar dulu sampai keadaan papa tenang" jelasnya membuat jaya beranjak, sebelum melangkah Hartono mengucapkan kata membuat jaya terdiam

"Kamu biayai seluruh pengobatan dan operasi Dee" teriaknya membuat jaya mengangguk

"Itu sudah jadi tanggung jawab saya" ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka.

Jaya berjalan menuju parkiran, ia masih bingung,bagaimana ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu, saat tiba di motornya ia melihat motor, apakah aku akan menjual motor ini, lalu aku menaiki apa saat bekerja dan kuliah, tetapi pikiran itu ia tepis dan ia yakin bisa menyisihkan untuk membeli motor butut untuk kendaraannya.

"Maafin aku ya, nanti suatu saat kamu akan menjadi motor kesayanganku lagi" bisiknya lalu mencium speedometer motornya, tak di sangka kelakuannya itu di lihat beberapa orang di rumah sakit membuatnya ia mengaruk kepalanya yang tidak gatal itu


Married With Office Boy (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang