42. Pernyataan

634 24 0
                                    

Follow dahulu sebelum membaca

Beri dukungan untuk penulis dengan vote dan komentar di cerita ini, agar lebih bersemangat untuk menulis cerita ini,

Kalian juga bisa memberi ide atau pendapat kalian untuk cerita ini di dalam komentar

Jaya mengejar mobil istrinya yang sudah melaju dengan pelan, saat sudah berhasil mengejar ia mengetuk pintu mobil istrinya dengan nafas tersenggal-senggal

"Sayang bukain donk" tetapi Dee tak menggubris ucapan jaya membuat jaya menghela nafas pelan

"Tau gini tadi aku gak ngejar-ngejar kamu, kalau gak di bolehin masuk mending kamu ke kantor dulu aja aku pesen gojek" jelasnya membuka ponselnya, tiba-tiba pintu mobil terbuka membuat jaya tersenyum senang, ia berlari memutari mobil lalu masuk ke dalam.

Jaya menghempaskan tubuh lelahnya di kursi mobil, ia mengatur nafasnya dengan keringat membasahi dahinya membuat Dee merasa iba dengan keadaan jaya, ia mencari sapu tangan di tasnya lalu mengelap keringat di dahi jaya membuat mereka berdua sontak saling memandang satu sama lain.

Mereka langsung tersadar dari lamunannya saat mendengar bunyi klakson truk yang akan memasuki kampus.

"Mbak, saya mau lewat, mohon untuk mundur sebentar ya" teriakan sopir truk membuyarkan lamunan Dee, lalu melepaskan sapu tangan hingga jatuh di paha jaya.

" Iya pak, sebentar ya" teriak Dee menyalakan mobilnya lalu mundur hingga samping gerbang

Setelah truk itu lewat, Dee melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, mereka berdua tanpa ada yang membuka suara, jaya sedang di sibukan mengelapi keringatnya sambil mengaca di spion atas.

Sesekali mereka berdua saling melirik satu sama lain, tak ada yang berani membuka suara, jaya masih kesal dengan kejadian tadi di perpus, begitu juga dengan Dee, ia masih mengira bahwa nanti malam jaya akan pergi nonton dengan gadis yang selalu mengejarnya di kampus.

Saat melewati jalanan ramai, tak sengaja jaya melihat Andres dengan wanita yang pernah ia lihat, tetapi di mana ya

"Tunggu-tunggu, itu bukanya Andres" ucap jaya membuka suaranya membuat Dee melihat ke arah yang di lihat jaya, dee membalasnya dengan anggukan

"Kayak pernah lihat wanita itu, tapi dimana ya" ucapnya lagi membuat Dee menatap jaya dengan tatapan heran

"Dia temen aku waktu SMA dan kami sekelas bertiga" jelasnya membuat jaya terdiam, lalu berusaha mengingat dimana ia bertemu wanita itu.

Selang beberapa lama,jaya mengingat saat ia pertama kali bertemu,

"Wanita itu yang memberimu obat perangsang saat pesta perusahaan papamu, aku sendiri yang melihatnya waktu itu" jelasnya membuat Dee terkejut bukan main.

"Kenapa kamu baru bilang sekarang" tanyanya dengan suara emosi,

Dee menepikan mobilnya, lalu turun menghampiri mereka berdua dengan tatapan amarah kepada mika, tiba-tiba Dee melayangkan tamparannya di pipi mika hingga darah segar mengalir di pipinya, membuat jaya terkejut saat melihat istrinya dengan tatapan penuh amarah.

"Sayang kenapa kamu tampar mika" ucap Andres membuat jaya meradang

Dee menatap Andres dengan tatapan tajamnya, lalu beralih ke muka yang tak berani menatapnya

"Dia yang jebak aku dengan memberi obat perangsang ke dalam minuman itu, hingga terjadilah malam laknat itu" ucapnya lirih karena mereka tak ingin menjadi konsumsi publik.

Ucapan Dee membuat Andres menatap marah mika,

"Apa benar itu" teriak marah Andres kepada mika yang terdiam tak bergeming

Married With Office Boy (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang