76.

619 14 0
                                    

Sudah 2 bulan lebih jaya masih belum bisa melewati masa kritisnya dan pria itu saat ini masih terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit, untunglah calon anaknya tak begitu rewel bahkan hingga saat ini ia belum merasakan ngidam sama sekali tak seperti saat ia mengandung dulu yang selalu ingin tidur di pelukan suaminya dan selalu pengen ini itu.

Saat ini Dee menemui jaya setelah sekian lama, karena ia menemuinya karena mencari celah saat ibu mertuanya pergi untuk cari makan dan yang menjaganya adalah ayah mertuanya sehingga beliaulah yang memberitahunya agar dia segera ke sini untuk menemui jaya.

Dee menatap iba keadaan suaminya saat ini dengan badan kurus, rambutnya mulai gondrong dan juga bulu halus mulai memanjang di sekitar rahangnya membuat Dee hampir saja tak mengenali keadaan suaminya. Padahal ia tak pernah melihat penampilannya yang awut-awutan dan lebih memilih berpenampilan rapi.

"Kapan kamu bangun sayang, kamu gak ingin berinteraksi kepada calon anakmu ini" ucapnya dengan suara serak karena air matanya sudah tak dapat terbendung lagi di pelupuk matanya.

"Aku kangen sama kamu... Aku rindu canda tawamu... Kenapa kamu mendiamkanku selama ini... Kamu tahu kan aku gak bisa jauh darimu... Cepat lah bangun dan kita mulai semuanya dari awal, bukankah papa sudah merestui hubungan kita jadi ku harap cepat atau lambat kamu tersadar dari masa komamu.." ucapnya menahan sesak di dadanya,"dan satu hal yang harus kamu tahu bahwa hati ini hanyalah milikmu dan selamanya hanyalah milikmu karena aku sangat mencintaimu selamanya" lanjutnya. Dee menggerakan tubuhnya untuk mencium kening pria itu yang tertutupi rambut yang sudah memanjang.

"Aku pergi dulu, karena besok aku harus kembali bekerja dan aku janji akan selalu menjengukmu" jelasnya dengan tergesa-gesa saat ia mendengar suara ramang ibu mertuanya dari kejauhan.

Sebenarnya ia sangat enggan meninggalkannya, namun ibu mertuanya sangat muak melihat keberadaanya, bahkan dia untuk sekedar melihat keadaan jaya saja dari kejauhan dan gak berani mendekat.

*****

Surabaya,Indonesia

Semenjak kepulangannya dari rumah sakit, Dee langsung di beri kewenangan pamanya untuk menelusuri proyek baru yang ada di kota surabaya.

Wanita itu berjalan terburu-buru melewati beberapa jalanan untuk menuju cafe yang tak jauh dari hotel tempat menginap, ia lupa bahwa pamanya telah memberi tahu kalau hari ini ada meeting dengan klien baru untuk membahas kerja sama untuk membahas pembangunan proyek yang ada di Surabaya.

"Maaf saya sedikit terlambat" ucapnya tak enak, sembari duduk di samping pamannya dan sesekali menyapa klien pria paruh baya yang duduk di depan pamannya.

"Gak apa, karena ada perubahan jadwal yang mendadak... Karena pak Ahmad nanti jam 9 langsung terjun ke proyek untuk menganalisis berapa kucuran dana yang akan di habiskan untuk pembagunan proyek ini" jelasnya menatap pak Ahmad yang saat ini sedang mencari buku proyek yang akan di bahas pada meeting pagi ini.

*****

Jaya tersadar dari komanya setelah melalui masa kritisnya tadi malam.

Setelah kepergian Dee dari ruanganya  ayahnya melihat pergerakan jarinya hingga membuat pak Sulaeman berteriak memanggil dokter untuk segera memeriksa keadaan jaya. Dan dokter memberi tahukan bahwa jaya sudah melewati masa kritisnya, dokter juga mengatakan bahwa tak lama lagi pasien akan segera siuman.

Dan di pagi hari, pria itu tersadar matanya melihat sekeliling dan mendapati ibunya tertidur di sofa ruanganya.

"Aku dimana" lirihnya pelan. Hingga suara itu membangunkan ibunya dari tidurnya.

"Kamu sudah tersadar sayang" ibunya langsung berteriak histeris karena mendapati jaya sudah tersadar dan berbicara Pelan.

Pak Sulaeman berjalan menuju ke ruangan jaya setelah selesai melaksanakan sholat subuh

Married With Office Boy (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang