27 Januari 1999
(Y/N) berdiri di depan bangunan penjara dengan penjagaan ketat. Mata (E/C) nya melihat tempat Polpo di tahan.
Di Anime dia ceritakan sudah lama pria itu berada di sana karena suatu kejahatan. Di alurnya ia hanyalah karakter esensial yang sekedar lewat untuk menunjang cerita karakter utama dan tak ada yang mengetahui latar belakangnya kecuali hal – hal lain yang menyangkut pria itu seperti ujian masuk passione, hartanya dan kematiannya.
Mata Ungu Fugo menatap bangunan penjara itu dengan tatapan yang aneh, sepertinya kesal?
Seperti ia kesal dengan atasannya atau kesal dengan masa lalu yang harus dia hadapi untuk mencapai titik ini.
Di sisi lain Bucciarati lebih terlihat seperti seorang ibu yang khawatir dengan anaknya yang akan mengikuti ujian nasional, yah cukup beralasan karena mereka akan meninggalkan gadis itu selama 2 hari karena misi mereka kali ini mengawal seseorang selama 2 hari dan mereka tak bisa menolaknya.
"kau akan baik – baik saja (Y/N)." Bucciarati menatap gadis itu dan meyakinkannya. Jelas, 3 hari lalu ia adalah gadis baik – baik yang biasa saja, sampai ia ke antah berantah dan saat ini dia di depan penjara super ketat yang mana tak pernah gadis itu bayangkan akan memasukinya selama hidupnya.
Meski gadis itu sadar ia akan mendapatkan ujian ini hanya saja mentalnya tidak sanggup. Tapi, dia harus kuat dan berani agar bisa Bersama mereka dan jika ingin menyelamatkan mereka.
"Bucciarati, 40 menit lagi kita harus berada di lokasi." Fugo mengingatkan Bucciarati. Ia melihat ke arah jam tangangnya yang menunjukan pukul 9:15 lalu kearah (Y/N) yang terlihat gugup. Bucciarati menghela nafas dan mengeluarkan ponsel dan uang untuk (Y/N) serta Fugo menyerahkan selembar kertas yang menunjukan alamat rumah sakit Narancia di rawat.
"kami akan Kembali 2 hari lagi. Ini uang untukmu pergi menyewa kamar hotel dan makan. Dan ini untukmu menghubungi kami jika ada masalah. Sudah ada nomor kami disana. Semoga beruntung (Y/N)." Kata Bucciarati sambil menyerahkan barang – barang itu.
"Ini alamat Rumah sakit, Narancia. Kurasa kau akan pergi kesana selama kami pergi." Kata Fugo. Ia menatap manik (E/C) gadis itu dan berkata semoga beruntung sebelum pergi ke parkiran mobil yang tak jauh dari tempat gadis itu berdiri.
"Terima kasih kalian dan semoga pekerjaan kalian selesai dengan baik. Berhati – hatilah." Balas gadis itu dengan senyuman.
Bucciarati hanya bergumam dan menyusul Fugo sambil melambaikan tangan untuk (Y/N).
(Y/N) berhenti melambaikan tangan saat ia melihat mobil mereka menghilang dari jarak pandangnya.
Gadis itu menghela nafas Panjang dan berjalan masuk ke arah penjara itu. Langkah kakinya pelan dan sedikit bergetar.
Tentu saja karena gadis itu gugup, yang ia masuki bukan kelas, perpustakaan maupun ruang guru namun penjara. Eksistensi yang sama dengan ruang BK dan Ruang piket saat murid sekolah bermasalah atau terlambat masuk kelas. Tangan (Y/N) memegang erat kain dari celana overall-nya yang kebesaran.
Ia melampiaskan rasa gugupnya hingga tangannya memutih.
'Aku harus berani! Aku bisa!' katanya dalam hati dan terus diulang – ulang seakan hal itu adalah kata terakhirnya dan jimatnya untuk menjalani semua ini.
"Uh... Selamat Pagi. Aku kesini untuk mengunjungi Polpo." Ucap gadis itu pelan saat dua pasang mata polisi menatapnya seakan menanyakan apa yang gadis itu lakuan di penjara seperti ini.
Ekspreksi yang di terima gadis itu tak terlalu baik, bukan berarti mereka menolak kedatangan gadis itu atau mungkin saja mereka tidak mau berurusan dengan orang yang disebut gadis itu? Mereka menatap gadis itu bingung dan terkejut seperti melihat fenomena normal di kondisi yang tak normal seperti seorang dokter yang melamar asistennya saat operasi usus buntu.
Staf itu tetap duduk santai dan menunjuk nampan di depannya. "Letakkan bawaanmu disini, segala hal yang kau bawa maupun yang berada di dalam kantongmu. Lalu, kau akan bertemu Petugas lain di ruangan itu dan memberi tahumu apa yang harus dilakukan." Jelasnya dengan acuh.
"B-baik." (Y/N) meletakan ponsel yang di berikan Bucciarati. Selain itu ia tak membawa apapun karena ia memberikannya kepada Alcy untuk disimpan di ruangannya."Hanya ini?" Kata staff itu mencurigai. (Y/N) dengan gugup menjawab iya sambil tersenyum gugup yang mana tidak berhasil tidak mengurasi kecurigaan mereka.
Staff itu lalu melirik rekan kerja nya dan ia yang melihat sorot mata teman kerjanya, langsung mengerti dan membuka sel pembatas dengan petugas perempuan di dalamnya dan beberapa petugas lain.
Ia menginstruksikan (Y/N) mengikuti gerakannya. Pertama adalah Gerakan mengangkat tangan sejajar dengan kepalanya. Petugas itu langsung memeriksa (Y/N) dengan meraba pakaiannya, kerena curiga ia menyembunyikan sesuatu. Petugas Wanita itu menjelaskan apa yang perlu di jelaskan kepada gadis itu sembari memeriksa. Ia menganggukan kepala kepada rekannya sebagi isyarat jika (Y/N) aman dan pintu di depan gadis itu terbuka.
"Kau bisa masuk"
"Te-terima kasih."
Kaki (Y/N) terasa lemah, ia gugup tapi ia mau tak mau berada di situasi ini. Ia butuh uang buat bertahan hidup. Ia tak bisa bergantung pada Bucciarati selamanya. Karena pria itu bukan siapa – siapanya....
(Y/N) berjalan di Lorong temaram yang di dindingnya terdapat topeng yang menyeramkan, salah satunya Medusa. Lalu gadis itu berhenti di depan ruangan putih yang terang, dengan perabotan yang normal, kecuali kasurnya.
Gadis itu menutup mata dan memantapkan hatinya, meyakinkan dirinya untuk lebih berani dalam menajalani hidup di dunia ini.
(Y/N) membuka matanya dengan manik (E/C) yang membara. Gadis itu siap atas konsekuensi eksistensinya di dunia ini dan apa yang akan ia lakukan di dunia ini. Di mulai dari ujian ini, ujian dari Kasur yang mulai membentuk manusia telur.
'Sialan, kejadian horror apa ini?!' pikir (Y/N)
Kasur itu bergeliut dengan bentuk tak beraturan seperti amoeba, lalu membesar dan membulat dan akhirnya membentuk sosok yang mirip manusia, kepalanya menutupi sumber cahaya dengan topi corona-nya dan menatap gadis di balik kaca itu dengan tatapan tajam namun mengejek.
Wajahnya tidak manusiawi.
Sangat tidak manusiawi.
Bukan boddy-shamming tapi apa yang di lihat di Anime itu sudah aneh apalagi liat live actionnya, tidak real life nya?!
"Kau pasti orang yang diceritakan oleh Bucciarati." kata sosok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragazza All'oscuro I Vento Aureo x Reader (JJBA part 5)
Adventureini adalah cerita fanfic JJBA part 5 x reader, reader insert. (Y/N), gadis muda yang berkuliah jurusan kimia murni di Universitas ternama. Karena suatu hal tak terduga ia 'terdampar' di Italia, tepatnya di dunia JoJo's Bizarre Adventure : Golden Wi...