Napoli, 29 Maret 2001.
Hari itu, Cerah seperti biasanya. Setidaknya... Hingga sampai tengah hari....
Seperti kata Doppio, gadis itu di bebas tugaskan selama seminggu, Dan dia memutuskan untuk bersama team Bucciarati. Entah bagaimana kabar La Squadra beberapa bulan terakhir ini. Seharusnya, gadis itu mengunjungi mereka.
Entah kemarin itu di sebut hukuman atau scorising, yang pasti. (Y/N) entah kenapa semakin jarang berkunjung ke penjara Polpo walaupun dulu ia berkunjung seminggu sekali, sekarang hampir sebulan ini baru kali ini dia pergi ke tempat Polpo, bersama Bucciarati.
Mayat Lucca si Air mata di temukan si dekat bandara kira-kira jam 13.15 siang. Dengan bekas sekop di kepalanya yang tak berbentuk dan tidak pula berdarah.
Rasanya aneh melihat itu secara langsung bersama Bucciarati saat (Y/N) dan pria itu mengunjugi tempat kejadian. Semuanya di proses dengan cepat dan Bucciarati bergegas menuju ke penjara Polpo untuk melaporkannya.
Disisi lain, (Y/N) menjadi lebih bimbang, Animenya sudah di mulai, apakah dia harus menemui Koichi? Atau dia memperingatinya La Squadra?
Ah... sial, seharusnya dia tidak overthinking masalah Chiocolatta dan Secco.
Gadis itu mengerang kesal saat duduk di kursi penumpang di sebelah Bucciarati. (Y/N) mengacak-acak rambut hitamnya dengan kesal saat pikirannya kalut.
"Sepertinya kau juga tidak suka jika ada yang membunuh Lucca seperti itu, (Y/N)." Tebak Bucciarati saat menatap gadis itu.
"Lucca? Tidak." Jawab gadis itu tegas dan kesal. Untuk apa dia menghawatirkan Lucca? Pria itu brengsek. Lucca bahkan hampir menjebaknya menggunakan Narkoba. mana mungkin (Y/N) mau, lagipula Tim Bucciarati akan membencinya nanti.
Selanjutnya, gadis itu menarik nafas dalam-dalam. Ekspresi gadis itu menjadi lebih tenang dan rileks.
"Haruskah aku ikut bersama mu menemui Polpo? Sejak misi terakhir mengantar surat, aku tak menemui maupun mendapatkan misi lagi." Tanya gadis itu pada Bucciarati.
"Tidak perlu, Jika kau tak memiliki kepentingan lebih baik tak perlu mendekati penjara itu." ucap Bucciarati pelan dan menepuk kepala (Y/N) di sela dia mengemudikan mobil yang dia gunakan, entah mobil siapa itu.
"Apa tidak masalah?" Tanya gadis itu sekali lagi. Namun, Bucciarati tetap kekeuh dengan jawabannya. Lalu, Bucciarati memarkirkan mobilnya di parkiran penjara itu.
"Kau akan bertemu dengannya saat kau mengantarkan makanannya, Bukan? Jadi sebelum itu, tunggulah aku disini." Kata Bucciarati sebelum dia menutup pintu mobil dan meninggalkan (Y/N) di mobil sendirian.
Gadis itu menghela nafas panjang saat dia berada sendirian di dalam mobil itu, Menunggu Bucciarati....
rasanya tenang dan damai....
Namun, pikiran overthinking mendatanginya lagi. Seperti banjir bandang yang tak bisa dia cegah kedatangannya.
Bagaimana jika dia tak bisa menyelamatkan La Squadra dan tim Bucciarati?
bagaimana jika Semua yang gadis itu lakukan dua tahun ini sia-sia?
Bagaimana jika dia memilih pilihan yang salah?
Bagaimana-
Jika apapun yang gadis itu lakukan tak mengubah apapun.....
Seperti Sorbet dan Gelato.
Suara pintu mobil yang terbuka mengagetkan (Y/N).
"(Y/N), Kita akan pergi ke Restoran dulu. Ada klien yang harus kita temui." Kata Bucciarati saat dia memasuki mobil kembali. Pria itu lalu menyalakan mesin mobil, Iris biru Safirnya lalu menatap (Y/N).
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragazza All'oscuro I Vento Aureo x Reader (JJBA part 5)
Adventureini adalah cerita fanfic JJBA part 5 x reader, reader insert. (Y/N), gadis muda yang berkuliah jurusan kimia murni di Universitas ternama. Karena suatu hal tak terduga ia 'terdampar' di Italia, tepatnya di dunia JoJo's Bizarre Adventure : Golden Wi...