41. Sebuah batu

17 8 3
                                    

Di parkiran Restoran itu, Bucciarati sedang memberitahu Mista alamat tempat Scolippi, seorang pemahat yang dibicarakan sebelumnya.

Pria dengan rambut Bob itu memberikan secarik kertas dan sebuah foto.

"Ini foto kekasihnya itu. Temukan dia dan buat dia berbicara." Instruksi Bucciarati. "Kau boleh menggunakan sedikit kekerasan bila perlu."

"pastikan kau membuatnya berbicara. Kau punya alat perekam bukan?" Bucciarati berbalik badan, ia berhenti sejenak dan memastikan kesiapan Mista sebelum pergi ke mobilnya.

"Ya... tapi, sampai sejauh apa aku boleh mengancamnya?" Tanya Mista sambil menatap kertas di tangannya.

"Misalnya... Jika dia benar-benar membunuh gadis itu..." Tanya Mista dengan wajah bingung dan sedikit ragu.

"Kita bukan pembunuh." Kata Bucciarati tegas. "Cukup membuatnya tak bisa berjalan beberapa tahun dan serahkan sisanya pada polisi." Bucciarati menatap mista.

"Seharusnya pedagang bunga itu puas dengan itu."

Mista diam-diam mengerti lalu akan menyusul Bucciarati menuju Mobil. Namun, tiba-tiba matanya terbelalak seperti sedang melihat sesuatu.... seperti sedang melihat hantu.

"Kau mau kemana, Mista?" Tanya Fugo saat pria dengan kemeja hijau itu saat membuka pintu mobil dan menatap Mista yang terlihat mencurigakan dan menghawatirkan.

Mista berjalan ke arah sosok yang membuatnya gelisah, pria dengan turtleneck itu berjalan menuju belakang mobil biru yang terpakir tak jauh dari tempat mobil mereka terparkir.

Memeriksa sesuatu yang membuatnya penasaran sekaligus curiga. Jelas, Mista Mengabaikan Fugo.

"Cepat naik mobil jika tidak ingin tertinggal." Kata Fugo lagi dengan nada  jengkel.

Disisi lain (Y/N) merenung di dalam mobil dan menatap ke luar jendela dengan gelisah.

"(Y/N), Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat memiliki banyak pikiran." Bucciarati duduk di kursi penumpang di sebelah (Y/N) dan menatap gadis itu dengan iris Safir nya.

"Apa kau ingin pulang saja? Kau terlihat tidak baik-baik saja sejak pagi tadi." Lanjut pria dengan potongan Bob itu.

Sebelum gadis itu menjawab. Fugo menutup pintu mobil dengan keras dan berteriak.

"Mista, Mau ku antar atau tidak? Kau kencing ya!"

"Enggak lah! Antar aku! Aku akan segera kesana." Mista dengan buru-buru berjalan menuju mobil itu.

***

Setelah sekian lama terdiam, (Y/N) Menghela Nafas panjang dan menatap Bucciarati. Gadis itu terlihat sudah menata pikirannya kembali dan kembali fokus.

"Bucciarati... Maafkan aku sebelumnya yang terlihat bingung. Aku akan berusaha membantu mu hari ini." Gadis itu berkata dengan pelan dan tersenyum singkat.

"Aku tak memaksamu, (Y/N). Jika kau tak sanggup kau bisa pulang." Pria dengan kemeja putih itu berkata sambil menatap jalan.

Kakinya yang jenjang menyilang dengan posturnya tegap bak model bersandar, meskipun terlihat biasa saja, Pria itu memiliki aura seorang pemimpin yang baik.

"Terima kasih..." Kata gadis itu pelan.

Bucciarati lalu tersenyum singkat sebelum menurunkan kakinya dan menatap Mista.

"Ada apa Mista?" Tanya Bucciarati pada pria dengan kupluk merah itu.

Mista menopang dagunya dan menatap Bucciarati dengan kesal.
"Tidak.... Ada sesuatu yang mengganjal soal cerita penjualan bunga tadi... Dia bilang saat putrinya bunuh diri, dia memegang semacam Batu kan?" Mista meminta validasi saat menatap (Y/N) dan Bucciarati bergantian.

Ragazza All'oscuro I Vento Aureo x Reader (JJBA part 5)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang