15.

29.9K 2.3K 29
                                    

Guys! Kalau ada typo tolong tandain ya!.
Biar nanti aku koreksi kesalahannya.

🥀🥀🥀🥀🥀

Di dalam kamarnya, Zena menangis karena tindakan Daddy-nya yang mengizinkan orang asing untuk tinggal di rumah mereka. Dexter bodoh, maki Zena dalam hati.

Seharusnya yang dia bawa pulang itu adalah istrinya bukan teman perempuannya yang berstatus janda dan juga anak perempuannya. Lalu kemana Mommy-nya? Wanita cantik yang selalu ia lihat photonya di setiap sudut rumah.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Gue benar-benar pusing memikirkan ini semua."

"Shintia Putri, protagonis utama wanita yang menjadi pasangan Angelo. Kini ada di rumah gue dan tinggal di sini bersama, Ibunya."

"Kenapa juga Daddy bawa mereka kesini? Terus, Mommy si pemilik raga ini kemana? Kenapa Daddy ga pulang bersamanya?."

"Hiks! Gue kangen sama Mama-Papa. Apa kabar mereka ya di sana? Apa mereka udah ikhlasin kepergian gue?," Zena menangis karena mengingat kebersamaannya dengan kedua orangtuanya di dunianya dulu.

"Hiks! Awas aja Mama sama Papa sampe buat kecebong baru, Dara ga ikhlas. Dara, hiks! sumpahin kasur Mama sama Papa roboh pas mau buat kecebong-nya," ucap Zena.

Terlalu larut dalam kesedihannya, Zena sampai tidak sadar kalau ponselnya sedari tadi berdering. Hingga, ponselnya itu terus berdering sampai membuatnya sadar.

Drt

Drt

"Siapa sih, yang nelphon!? Ga tahu apa orang lagi sedih," ucap Zena mengambil ponselnya.

Dan bertapa terkejutnya dia saat melihat nama pemilik kontak  di ponselnya. Misterius Man. Begitu-lah nama yang tertera di ponsel miliknya. Seseorang yang awal ia bangun di dunia novel menyusup ke dalam kamarnya dan tidur di ranjang yang sama dengannya.

Zena ketakutan saat melihat nama itu. Orang misterius ini sangat menakutkan baginya.

Ting

Pesan masuk ke ponsel Zena dan itu dari pria misterius itu. Zena membaca pesan itu.

Misterius Man
Angkat telphon-ku, sweetie! Atau aku akan memasuki kamarmu seperti hari itu, hm?

Begitulah isi dari pesan yang pria misterius itu kirim. Zena yang tidak mau kalau sampai pria misterius itu kembali memasuki kamarnya, ia tidak mau. Buru-buru ia mengangkat ponselnya saat pria misterius itu kembali menelponnya.

"Ternyata kamu begitu takut kalau aku benar-benar memasuki kamarmu, hm? Hahaha, kamu lucu sekali, sweetie," pria misterius itu tertawa renyah.

"A- ada apa?," tanya Zena gugup.

"Tidak, aku hanya rindu dengan suara manis-mu, sweetie. Bagaimana hari-harimu selama ini, sayang? Menyenangkan?," tanya pria misterius itu.

"I-iya, menyenangkan. Kabar kamu gimana?," Zena balik bertanya.

"Hahaha! Gadisku sangat manis. Kabarku baik-baik saja, Sweetie! Apalagi saat sesudah aku menelepon dirimu. Oh ya, kenapa kamu menangis, hm?," tanya pria misterius itu dengan lembut.

"Ma-mana ada! Aku ga nangis tuh!," Sangkal Zena.

"Jangan membohongi diriku, sweetie! Aku tahu kamu baru saja menangis karena pria tua itu membawa orang asing ke rumahmu. Apa perlu aku menghabisi dua wanita itu, hm?."

"Ja-jangan! Aku punya rencana aku sendiri untuk buat mereka ga betah di sini," jawab Zena.

"Hm, bagus! Ternyata gadisku pintar juga. Kalau begitu sampai jumpa! Aku ada urusan. Kapan-kapan aku akan menelpon-mu lagi. Ingat! Angkat telepon-ku kalau aku menelepon dirimu! Mengerti, sweetie?!," tanya pria misterius.

TENTANG RASA [Transmigrasi Girl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang