31.

21.2K 2.1K 145
                                    

Kalau ada typo kasih tahu ygy!.

Biar aku perbaiki kata atau kalimat yang salah.

Tapi, aku mohon... Kasih tahunya baik-baik aja g usah pake kata-kata kasar.

Aku cuma mau kasih tahu, yang namanya manusia pasti ada salah. Jari sama mata aku ga sehebat punya Nabi Muhammad, yang jeli banget.

Mata aku kurang sehat, aku minus dan tangan aku itu cepat sakit kalau kelamaan ngetik.

Gitu aja, aku ga masalah kalian mau ngumpatin tokoh-tokoh dalam cerita ini yang buat kalian kesal. Asalkan jangan ngatain aku, itu aja.

Contoh kata yang g aku suka itu  'salah anjir ga bisa ngetik ya' atau
' author sialan'. Ayah sama Mama aku ga pernah ngatain aku sialan. Masa kalian ngatain aku sialan, sih.

🥀🥀🥀🥀🥀

Lucius merebut tubuh tak berdaya Zena dari pelukan Feroz dan mendorong Feroz menjauh dari Zena. Ia memeluk Zena dengan erat dan tanpa ia minta air mata sialan yang sejak tadi ia tahan-tahan menetes membasahi pipinya.

"Ma- manis..." Lucius menatap sendu wajah yang di penuhi darah itu dan tanpa rasa jijik ia mengelap darah di wajah Zena dengan tangan bergetar.

Bibir Lucius bergetar menahan tangisnya." Be- bertahan ya, aku tahu kamu pasti kuat! Ka- kamu adalah gadis yang palingggg kuat yang pernah aku temui," Lucius mengecup tangan Zena berkali-kali.

Perlahan mata Zena terbuka dengan tenaga yang sudah berkurang ia mengusap air mata Lucius.

"Ja- jangan nangis! Lo je- lek ka- kalau na- ngis. Lu- Lucius...?," Zena terbata-bata saat memanggil Lucius.

"Apa, hm..."

"Ma- kasih uda- h se- sela- lu ada bu- buat gue se- lama ini. Lo sa- habat ter- terbaik gu- e, Luc. Gue sa- sayang sa- ma l- Lo..." jawab Zena tersenyum lirih dan mengerang kesakitan saat kepalanya seakan-akan di hantam oleh ribuan batu.

"Sakit?? Mana yang sakit? Kasih tahu aku! Biar aku obatin," ucap Lucius pelan.

"Aaarrgg.... Sa- sakit..."

"Adek...??," Lucifer menjatuhkan dirinya di depan Zena, tangan bergetar hebat saat menyentuh pipi sang Adek.

Melihat sang Adek kesayangannya seperti ini membuat Lucifer tak kuasa menahan kesedihannya. Matanya memanas dan tubuhnya terasa lemas. Baru kemarin rasanya ia melihat sang Adek tertawa bahagia karena lelucon yang ia lontarkan, kini ia harus melihat darah yang membasahi tubuh Adeknya.

"Bertahan, Baby! Cael-nya Abang Adek yang kuat kan? Pasti Adek ga akan ninggalin Abang kan sayang? Hiks...! Baru kemarin kamu tahu kalau Abang ini Abang kamu, jangan tinggalin Abang, sayang, hiks...!"

"A- Abang... Tubuh Ca- Cael sakit se- semua, Cael Ga kuat..." ucap Zena lemas.

"Adek harus bertahan ya! Jangan tutup matanya. Na- nanti Abang harus jawab apa kalau Daddy tanya tentang kondisi putri kesayangannya? Bertahan demi Abang sama Daddy ya , sayang! Hiks... Cael anak kuat, Cael ga boleh nyerah!," Lucifer menangis.

"Zena... Maaf, sayang!," ucap Feroz dengan lirih.

Tiger dan Angelo tak kuat melihat tubuh mungil itu yang kini sedang sekarat. Dengan mata yang memerah mereka membuang mukanya tak sanggup melihat itu. Kedua tangan mereka ikut mengepal menahan air matanya.

TENTANG RASA [Transmigrasi Girl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang