Kalau ada yang typo kasih tahu ygy.
Biar nanti aku koreksi kalau ada kata atau kalimat yang salah.
🥀🥀🥀🥀🥀
Pagi-pagi, Feroz sudah nangkring di rumah Zena. Katanya sih, dia mau menjemput Zena, karena semenjak Dexter kembali dan menetap di Indonesia. Dexter yang mengantar jemput putrinya dia tidak membiarkan Feroz dekat dengan putri semata wayangnya.
Dexter tipe-tipe Ayah yang protective.
"Pak Dexter mau berangkat ke kantor?" tanya Zaskia yang memakai pakaian maid.
"Hm, saya dengar ada tamu pagi-pagi? Siapa?" Dexter berbicara dengan nada dingin.
"Pacar, Nona Zena, Pak."
Dexter beroh ria dan handak menuju ruang tamu ingin menemui pacar putrinya. Tapi, sebelum itu sebuah tangan dengan lancang mencekal lengannya yang terbalut jas abu-abu.
"Lepas!" Dexter menatap datar Zaskia.
"Mas, aku mau ngomong penting sama kamu," ucap Zaskia.
"Saya sibuk," balas Dexter dingin.
"Mas? Please!"
Dexter menyentak tangannya hingga cekalan tangan Zaskia terlepas. Ia menatap tajam pada Zaskia.
"Jangan buat semuanya menjadi semakin rumit, Zaskia! Jangan kamu pikir dengan saya membawa kamu kerumah ini kamu akan saya perlakuan seperti ratu. Ratu hati saya hanya putri saya, Alzena. Saya membawa kamu dan anak itu semata-mata karena kasihan. Jadi jangan besar kepala dan tolong sadar diri. Karena sadar diri itu perlu!" ucap Dexter sarkasme, anak sama Bapak emang ga ada bedanya. Kalau ngomong emang suka bener.
"Mas? Tapi, Shintia itu---" perkataan Zaskia terpotong oleh Dexter.
"Bukan urusanku!" Dexter hendak pergi dan perkataan Zaskia membuatnya menghentikan langkahnya.
"Kalau kamu masih seperti ini! Aku akan bongkar semua!" ancam Zaskia.
"Silahkan! Saya tidak takut. Lagi pula kenapa saya harus takut dengan tikus kecil seperti kamu? Jangan main-main dengan saya, Zaskia. Kamu tidak tahu sedang bermain-main dengan siapa. Sekali saya menjentikkan jari saya, boom! Kamu hancur," ucap Dexter datar.
"Lagi pula saya jijik dengan manusia sampah seperti kalian berdua, kalian sering.... arrgg! Sudahlah!. Kalau bukan karena sahabat saya, saya enggan membawa kalian ke sini."
Setelah mengatakan itu, Dexter segera pergi dan tidak ingin meladeni ancaman tak bermutu dari Zaskia. Sedangkan Zaskia mengepalkan tangannya kuat.
🥀🥀🥀🥀🥀
Di ruang tamu, Feroz duduk dengan tenang sambil memainkan ponselnya dan menunggu kedatangan kekasihnya yang sedang bersiap-siap. Ia tidak menyadari kalau di depannya sudah ada Dexter yang duduk dengan menyilakan kakinya.
Feroz terlihat beberapa kali terkekeh sambil memandang ke arab ponselnya, tanpa menyadari kehadiran Dexter, Ayah kekasihnya. Sampai deheman Dexter mengagetkannya.
"Om??" sapa Feroz menyimpan ponselnya di saki seragamnya.
"Menjemput, Zena-ku?" tanya Dexter.
"Iya, Om," jawab Feroz kikuk karena Dexter terus memandangi Feroz dengan tatapan intimidasinya.
Walaupun Feroz itu seorang spikopat tapi kalau di pandang seperti itu apalagi oleh Ayah dari kekasihnya. Ia tentu merasa risih dan tidak nyaman. Seolah-olah ia adalah penjahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG RASA [Transmigrasi Girl]
Teen Fiction" Terbanglah sebebas-bebasnya, sweetie! Tapi, ketika aku sudah berhasil menangkapmu, Jangan harap kau bisa pergi lagi, you are mine!," "Mati di tabrak udah biasa, tapi mati gara-gara nyamuk? Sungguh luar biasa, fuck!," Aldara Mahendra. 🥀 Aldara Mah...