Kalau ada yang typo kasih tahu ya guys!.
Biar gue perbaiki kata atau kalimatnya
🥀🥀🥀🥀🥀
"Zena?," panggil Feroz.
"Apa?," Wajah Zena terlihat datar bagaimana tidak semalam ia di bawa pulang paksa oleh anak buah Dexter.
Mau melawan juga percuma, kekuatan dan kekuasaan Dexter lebih besar dari pada dirinya. Ia kalah telak . Walaupun dia kecewa dengan Dexter yang dulu punya keinginan ingin membunuhnya, ia juga menyayangi Dexter sebagai Ayahnya.
Dexter juga menjelaskan padanya semalam kalau itu hanyalah masa lalu. Ia juga meminta maaf yang sebesar-besarnya pada putrinya itu. Dulu ia khilaf dan bisikan setan memenuhi kepalanya untuk membunuh anak kandungnya sendiri.
Untungnya dulu Zena bayi di jaga begitu baik oleh sang Mommy. Dan ia lolos dari maut Daddy nya sendiri.
"Kayaknya, nanti malam aku ga bisa ikut deh!."
"Terserah!," ucap Zena datar.
"Kamu marah?," tanya Feroz.
"Ngapain aku marah? Kamu punya kesibukan sendiri. Dan itu bukan urusan aku dan aku ga punya hak buat nahan-nahan kamu. Aku di sini cuma berperan sebagai pacar kamu bukan istri kamu," jawab Zena.
"Maaf ya," Feroz memeluk Zena sambil meminta maaf. " Aku pergi dulu."
Zena hanya menatap kepergian Feroz datar, ia menghela nafas panjang.
"Kayaknya di sini cuma Feroz yang ga inget sama ultah gue. Di saat yang lainnya inget dia malah lupa. Dasar manusia fiksi sialan! Sabar Zena, sabar! Nanti berkedut," ucap Zena pada dirinya sendiri dan kemudian ia masuk kembali ke rumahnya.
"Awas aja tu anak Dajjal kalau ketahuan ono-ini gue gibeng, gue mampusin, terus gue jadiin perkedel. Tapi, kalau beneran dia ngelakuin itu! Gampang! Gue cari yang lebih kaya. Biar perlu gue ajak Bapaknya si Feroz jadi selingkuhan gue, HAH Ha-ha-ha!!," Zena tertawa terbahak-bahak hingga mengundang tatapan aneh dari para pekerja di rumahnya.
Tanggal dua puluh delapan November adalah tanggal di mana umur Zena bertambah menjadi lima belas tahun.
🥀🥀🥀🥀🥀
Malam ini, Zena lagi-lagi di ajak jalan-jalan oleh Lucius. Dan malam ini mereka pergi ke taman, di sana mereka berbaring terlentang di atas rumput hijau dengan memandangi langit yang di taburi bintang-bintang.
"Galau amat neng! Kemaren ayam tetangga gue nge-galau jadi mati," ucap Lucius.
"Gue gibeng lo ya!," Zena memukul dada bidang Lucius.
"Canda! Lo kelihatannya sedih banget, kenapa?," tanya Lucius.
"Gue sedih? Ngaco Lo, bro. Gue ga sedih, cuma gue penasaran aja. Akhir-akhir ini Feroz kelihatan aneh banget dan dia berubah. Ga kayak dulu lagi yang kalau gue butuh dia bakalan langsung dateng," ucap Zena.
"Kan ga mungkin Feroz ada selalu buat Lo, pasti dia ada kesibukan sendiri. Positif thinking aja, Na. Mungkin aja dia sibuk sama perusahaan bokapnya," ucap Lucius.
"Menurut Lo, kenapa Feroz berubah? Apa gue ngebosenin ya? Atau gue ga kayak cewek-cewek pada umumnya?," Tanya Zena.
Lucius membalikkan badannya menghadap Zena. " Gimana maksudnya?."
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG RASA [Transmigrasi Girl]
Ficção Adolescente" Terbanglah sebebas-bebasnya, sweetie! Tapi, ketika aku sudah berhasil menangkapmu, Jangan harap kau bisa pergi lagi, you are mine!," "Mati di tabrak udah biasa, tapi mati gara-gara nyamuk? Sungguh luar biasa, fuck!," Aldara Mahendra. 🥀 Aldara Mah...