35.

22.3K 2.2K 219
                                    

Kalau ada yang typo kasih tahu, ygy!.

Biar nanti aku koreksi kata dan kalimat yang salah.

🥀🥀🥀🥀🥀

Sama seperti hari-hari sebelumnya. Feroz kalau tidak merenung ya menangis dan kalau tidak akan mengamuk seperti orang yang kewarasannya hilang. Kerjaannya setiap hari hanya menangis, tertawa, mengamuk, dan menyakiti dirinya sendiri, terkadang juga dia berbicara sendiri dengan sebuah boneka panda milik Zena yang ia anggap sebagai Zena.

"Sayang... Kamu kok selalu diam sih, kalau aku ngajak ngobrol? Kamu males ya dengerin aku yang cerewet ini?. Ya udah! Kamu bobo aja ya! Aku akan selalu ada di samping kamu," Feroz mengusap boneka panda yang ia anggap sebagai Zena.

Saat ia mengusap boneka panda itu, tiba-tiba ia tersadar kalau boneka itu bukanlah Zena. Feroz kembali mengamuk dan melempar boneka itu jauh.

"AAAARRGGGGG...!!"

"Itu bukan Zena! Kemana Zena? Zena ninggalin gue? Hahaha...! Ze...na ninggalin gue karena salah gue, hiks...!."

Brak

Bugh

Bugh

Pyar

Semua barang ia lempar dengan kasar. Kamarnya sudah kembali berantakan padahal kemarin baru saja Livina dan pembantu lainnya membersihkan kamar Feroz. (NYUSAHIN EMANG NI ORANG!!)

Ferozz

"Zena?? Kamu di mana sayang? Hiks...!," Feroz mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamarnya saat telinganya menangkap suara Zena yang memanggil namanya.

Ferozzz... Hiks...! Kamu tega selingkuhin aku. Salah aku apa, Fer??! Kamu jahat!!

Feroz jahat sama Zena!!

Feroz selingkuh sama Shintia! Pengkhianat!!

Kamu juga yang buat aku mati!! Pembunuh!

Feroz ketakutan. Ia menutup telinganya dengan keduanya tangannya dan menggeleng kepalanya ribut.

"Gaaa... Aku ga jahat, sayang! Hiks...! Aku bukan pembunuh," racau Feroz.

Pembunuh!!

Kamu pembunuh!

Feroz bunuh Zena!

Zena benci sama Feroz

PEMBUNUH!! AKU BENCI SAMA KAMU!!

" TIDAKKKK... pergi!... Per---gi, Zena tolong sayang! Tolong Feroz! Ada yang ngangguin Feroz, sayang! Hiks... Sayang!."

"Zena... Zena... Sayang! Hiks..! Zena..."

Melihat boneka panda yang ia anggap sebagai Zena. Langsung saja Feroz mengambil boneka itu dan memeluknya erat.

"Ssssttt... Tenang sayang! Kamu pasti takut ya sama suara itu? Tenang ya... Ada aku di sini yang bakalan lindungi kamu, haha...! Jangan takut!," Feroz membawa boneka panda itu ke ranjangnya dan tidur sambil memeluk boneka itu dengan erat.

"Bobo, sayang! Bobo!."

🥀🥀🥀🥀🥀

Tok

Tok

Tok

"Sayang? Feroz makan dulu, Nak! Kamu dari kemarin belum makan dan keluar kamar. Feroz....", Livina mengetuk pintu kamar Feroz dengan membawa nampan berisi makanan dan juga obat untuk Feroz.

TENTANG RASA [Transmigrasi Girl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang