4.

55.8K 4.9K 43
                                    

Kalau ada yang typo kasih tahu ygy!.

Biar nanti aku koreksi kalau ada kata atau kalimat yang salah.

🥀🥀🥀🥀🥀

Suasana sekolah sedikit sepi karena di sebabkan jam pulang sekolah sudah berakhir satu jam yang lalu. Dan yang tersisa mungkin hanya anak-anak ekstrakurikuler yang sedang latihan baik di indoor atau outdoor mereka tidak akan pulang sebelum jam ekskul habis.

Begitu juga dengan seorang gadis mungil yang duduk di kursi yang ada di lapangan basket sambil memperhatikan pria-pria tampan yang sedang bermain basket di lapangan.

Gadis itu bukannya tidak mau pulang. Hanya saja, Pak Albert mungkin akan telat menjemput dirinya karena mobil  mengalami kerusakan tiba-tiba di jalan dan harus di perbaiki. Zena padahal bisa menyuruh Pak Albert untuk membawa mobil lain, namun ia tidak mau. Karena Zena sudah nyaman dengan mobil pribadi yang akan mengantar jemput dirinya kemana pun yang ia mau.

Jadi, ia memutuskan untuk menunggu Pak Albert saja dengan menonton teman-teman sekolahnya bermain basket.

"Nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustai?," Zena berucap dengan mata yang menatap lurus ke arah lapangan.

"Nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustai?," Zena berucap dengan mata yang menatap lurus ke arah lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau orang-orang yang melihat kelakuan Zena. Pasti mereka akan berpikir bahwa Zena sedang mengamati Angelo cowok yang dia bucinin setengah mampus.

Namun, itu salah. Zena bukan menatap memuja pada Angelo. Tapi, pria paling tinggi di antara mereka. Pria dengan rambut basah akibat keringat yang membasahi sampai menembus baju basketnya hingga menyebabkan perut kotak-kotaknya yang berjumlah delapan itu terlihat begitu jelas.

Zena menelan ludahnya susah payah. Kenapa cowok fiksi itu sempurna bangettttt, jeritnya dalam hati.

Zena menepuk tangan saat melihat laki-laki yang dia puja itu berhasil mencetak ring. Karena kelakuannya, semua atensi anak basket beralih pada Zena yang masih menepuk-nepuk tangannya hingga suara tepukan tangannya menekan saat semua mata tertuju padanya.

Ia malu. Sangat-sangat malu. Apa lagi semua mata anak-anak basket tertuju padanya. Zena yang kepalang malu menutup wajahnya dengan tangan mungil putih susunya.

Suara langkah derap kaki terdengar berjalan mendekati Zena. Zena yang tidak menyadarinya masih menutup wajahnya. Sampai suara berat itu membuat Zena spontan membuka tangannya.

"Ck! Katanya Lo amnesia? Kenapa Lo malah ada di sini? Lo masih berharap sama gue?," Angelo, pria itu Angelo yang datang menghampiri Zena. Angelo berpikir kalau Zena ada di sini pasti karena ingin melihat dirinya main basket, ia yakin itu.

"Siapa Lo?? Datang-datang main nuduh gue tanpa bukti. Mau gue gibeng lo?!," Zena menatap nyalang pada Angelo yang seenak udelnya menuduh dirinya.

Dan apa pria itu bilang? Masih berharap dengan manusia jailangkung ini? Hallo! Perasaan Zena tidak mengenal pria asing di depannya ini.

TENTANG RASA [Transmigrasi Girl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang