26.

19.4K 1.5K 41
                                    

Kalau ada yang typo kasih tahu ygy!.

Biar nanti gue koreksi kalau ada kata atau kalimat yang salah.

Dan di chapter ini ada sedikit perubahan.

So, prepare yourself especially your heart and mind, oke!!

🌹 HAPPY READING 🌹

🥀🥀🥀🥀🥀

"hay, sayang!" sapa Lucius sambil bersandar di tembok kelas.

"Sayang! Sayang! Nyawa Lo gue bikin melayang!" Ancam Zena yang baru saja di goda oleh Lucius.

"Galak amat, cantik! Jadi makin cinta, deh!" Lucius mencolek dagu Zena dengan genit.

"Gue gampar Lo ye!" Zena sudah mengangkat tangannya.

"Boleh? Tampar nya pake cinta ya."

Lucius sangat hobi mengganggu Zena dan menjahilinya. Itu menjadi kesenangan baginya, apa lagi saat melihat wajah cemberut Zena yang kesal.

"Si manis marah-marah Mulu, entar cepat tua lho!" ucap Lucius.

"Jangan panggil gue manis! Lo kira gue si manis jembatan Ancol apa?!" semprot Zena.

"Lo itu manis, Na. Makanya gue panggil manis," ucap Lucius mencubit gemas pipi bakpao Zena.

Zena menepis tangan Lucius yang mencubit pipinya. Lucius hanya tersenyum geli melihat wajah cemberut Zena yang begitu manis menurutnya.

 Lucius hanya tersenyum geli melihat wajah cemberut Zena yang begitu manis menurutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bayangin aja kalo Lo di senyumin sama Bright, kalo gue auto mleyot, say!😘)

"Pulang sekolah, jalan yok!" ajak Lucius.

"Kemana?" Zena terlihat sangat antusias karena Lucius mengajaknya jalan.

"Kemana aja, mau?" tanya Lucius merapikan rambut Zena.

"Mau!! Gue emang mau jalan-jalan. Tadi gue sempat mau ngajak Feroz, tapi dia katanya ga bisa. Bahkan, pulang sekolah aja ga bisa bareng, dia nyuruhnya bareng salah satu dari kalian berempat," jawab Zena.

Ya, tadi Zena mau mengajak Feroz pergi namun Feroz mengatakan Kalau dia ada urusan mendadak.

"Udah! Ga usah mewek!. Jalan-jalannya bareng gue aja entar. Kan, gue udah pernah bilang. Kalau Feroz ga bisa Lo bisa andelin gue, Na! Gue siap kok kemanapun Lo mau pergi," ucap Lucius.

Zena memeluk Lucius erat." Makasih ya! Selama ini Lo selalu ada buat gue. Jadi pengen pacarin."

Lucius hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Zena. Ia membalas memeluk Zena yang hanya sebatas dadanya, maklum saja dirinya tingginya mencapai 187.

TENTANG RASA [Transmigrasi Girl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang