[09] -*KBL*-

274 16 1
                                    

Aku menatap ketiga testpack yang ada digenggamanku dengan merk yang berbeda-beda. Aku kebingungan, bagaimana cara penggunaannya?

Karena aku belum pernah mencoba alat ini. Aku menghela nafas, mencari tau melalui internet. Sebenarnya sudah ada petunjuk di bungkus testpacknya tapi aku takut salah hingga aku mencari tau di youtube untuk mengikuti petunjuk yang ada dengan benar.

Kedua orang tua ku sedang tidak ada di rumah, bapak sedang bekerja dan mama sedang ada di pengajian. Entah aku harus bersyukur atau tidak dalam situasi yang seperti ini?

Sedari tadi air mata ku terus menetes, menunggu waktu untuk melihat hasil test tersebut. Semua yang aku alami selama ini membuatku semakin khawatir. Hingga akhirnya aku merasa kalau hidup ku kembali hancur untuk yang kedua kalinya.

Seluruh tubuh ku langsung lemas, air mata ku semakin deras menetes setelah melihat hasilnya yang menujukan dua garis merah dalam setiap testpack yang berbeda-beda. Aku merasa seluruh badan ku lemas seketika, isak tangis sudah tidak bisa aku tahan lagi. Aku merasa sangat bodoh.

Jika saja saat itu aku langsung melakukan pencegah kehamilan, mungkin ini semua tidak akan terjadi.

Jika saja aku bisa melawan Kenzo saat itu mungkin aku masih baik-baik saja.

Jika saja saat itu aku langsung mengatakan apa yang terjadi pada orang-orang terdekat ku, mungkin aku tidak akan merasa kebingungan seperti ini dengan rasa takut yang terus ada dalam diriku sendiri.

Kenapa ini semua tidak pernah terpikirkan dalam kepalaku?

Kenapa aku terlalu focus meratapi nasib diriku sendiri tanpa tau resiko yang harus aku alami?

Kenapa selama ini aku bersikap baik-baik saja di depan mereka semua?

Kenapa, kenapa, dan kenapa?

Sekarang aku sedang mengandung yang sebelumnya tidak pernah aku pikirkan. Sebenarnya aku masih ragu dengan testpack ini karena aku tidak mengalami yang namanya muntah, mual dan lainnya. Bahkan selama ini aku selalu melakukan pekerjaan berat dan kurang istirahat tapi kenapa aku tidak merasakan yang di alami oleh ibu hamil.

Aku hanya bisa menangis memikirkan apa yang baru saja terjadi. Aku kebingungan.

Aku tidak tau ‘apa yang harus aku lakukan?’

Apa aku harus membiarkannya? agar waktu saja yang menjawab. Aku membutuhkan lagi waktu untuk mendapatkan solusi agar bisa keluar dari ini semua. Aku harus menenangkan diri semampuku.

Aku memasukkan testpack-testpack itu ke dalam tas lalu keluar menuju kamar dengan langkah yang pelan karena aku merasakan lemas serta kepala ku pusing. Aku berusaha memegang apa saja agar bisa aku jadikan tumpuan untuk ke kamar ku sendiri.

Sejak kapan kandungan ini ada?

Pertanyaan itu muncul dalam benakku, karena aku saja lupa terakhir kali menstruasi. Di satu sisi aku sangat ingin tau keadaan kehamilan ku tapi di sisi lain aku belum terlalu siap akan semuanya.

Aku harus membicarakan ini dengan Kenzo, bagaimana pun dia harus tau.

Dengan berat hati aku mempersiapkan diri untuk menerima solusi yang ada untuk diriku sendiri dan masa depan yang baru saja aku pikirkan.

Waktu berlalu begitu cepat, mama dan bapak juga pulang bahkan kami sedang makan bersama-sama. Setelah di pikir-pikir aku harus tenang karena setauku ibu hamil tidak boleh memiliki banyak pikiran. Oleh karena itu, aku kembali berbohong agar terlihat baik-baik saja di depan kedua orangtuaku.

Malam ini aku akan mencoba meminta kontak Kenzo pada Nabila dengan alasan menanyai benda ku yang tertinggal di mobilnya saat mengantarku pulang tiga bulan lalu.

Kenangan Bersama LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang