[04] -*KBL*-

343 19 0
                                    

WARNING!!! 18+!!!

Ini benar-benar di luar dugaan, aku ada di Apartement ini karena jalan menuju rumahku terkena bencana alam yaitu pohon tumbang. Tapi lihat apa yang di lakukan oleh pria di sampingku ini, dengan kurang ajarnya dia mencium pipi kiriku.

Aku hanya bisa menatapnya penuh protes dan tidak bisa berbicara seperti apa yang aku pikirkan karena terlalu shock dengan tindakan Kenzo.

"Gue gemes liat tingkah lo, Salanza" Ucap Kenzo

Aku mulai was-was ketika Kenzo masih menatapku. Aku menghela napas dan menghindari tatapan Kenzo dengan tangan yang semakin erat memegang gelas di kedua tanganku.

Dia pria asing yang berani-beraninya mencium pipiku tanpa izin. Bahkan keluarga ku saja seperti bapak dan yang lainnya hanya sesekali, itupun mereka hanya mencium keningku.

Aku harus cepat-cepat pergi dari Apartement ini, pikirku.

Aku menyimpan gelas yang ku genggam di meja lalu tepat saat aku berdiri, Kenzo menarik tangan kiriku cukup kencang yang membuat aku tidak seimbang sehingga mengakibatkan aku jatuh di pangkuannya.

"Kenzo apaan sih!!!" Ucap ku penuh tekanan sambil berusaha turun dari pangkuannya.

Bukannya melepaskan, dia malah memeluk pinggang ku dengan erat seakan tidak mengizinkan aku untuk pergi, aku terus berontak mendorong tubuhnya agar tidak terlalu dekat denganku.

Tapi tangan kirinya memegang leher belakang ku dan dia langsung menempelkan bibirnya di bibirku.

Tubuhku menegang kaget dan kaku karena tindakannya itu, aku sudah ketakutan ketika Kenzo mulai melumat bibirku.

Aku ingin menghentikan ciumannya tapi tidak bisa karena dia memegang tengkuk ku cukup kuat. Dia malah semakin memperdalam ciumannya ketika aku kembali memberontak dengan menjauhkan kepalaku darinya, Lalu aku berusaha menutup bibirku agar dia tidak bisa melakukan hal lebih lagi. Aku pikir usaha ku sia-sia karena bibirku mulai terasa kebas.

Nafas ku sedikit memburu ketika dia melepaskan ciumannya, aku sedikit meringis ketika merasa sedikit pusing dengan dia yang masih memeluk pinggangku. Kenzo memiliki tenaga yang sangat kuat karena sedari tadi aku terus berontak dengan memukulinya seakan tidak terasa, ditambah pelukannya pada pinggangku membuat aku sendiri kesulitan.

"Kenzo lepas, please" Ucapku dengan suasana hati yang mulai takut tapi dia masih diam menatapku.

Aku terus memukul muka dan dadanya dengan kedua tanganku dan Kenzo mulai sedikit melonggarkan pelukannya dan beralih memegang tanganku dengan tangan kanannya.

"KENZO" Teriakku dengan air mata yang mulai menetes dengan sendirinya.

Aku terdiam kaku saat ia membelai pipiku dengan satu tanganya lalu turun mengusap bibirku. Aku semakin di buat takut oleh setiap tingkahnya, matanya yang menatap bibirku dengan intens secara tidak sadar membuat aku merapatkan bibir.

Bruggg!!!

Aku terkesiap dan sempat bergumam sakit ketika Kenzo membanting tubuhku untuk berbaring di sofa yang kami duduki ini "Awww...."

Rasa panik mulai muncul, Aku pikir ia akan berhenti tapi ternyata aku salah karena dia kembali mencium bibirku bahkan lebih agresif dari sebelumnya, aku meringis sakit ketika dia menggigit bibir bawahku cukup keras, mungkin bibirku akan membengkak.

"Bibir lo manis, gue suka"

Aku terus mencoba memberontak dengan tangan dan kaki yang menyerangnya dan berusaha menyadarkan Kenzo jika yang ia lakukan salah besar. Tenagaku semakin terkuras mulai kelelahan dan kepalaku juga mulai pusing karena pria ini terus menciumku.

Kenangan Bersama LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang